BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Banyak
orang yang masih menganggap bahwa matematika itu kurang menyenangkan dan susah
untuk di pelajari, namun jika kita berusaha dan memikirkan bahwa matematika itu
menyenangkan, pasti kita bisa mempelajari matematika itu. Bukankah di dunia ini
atau persisnya di dalam kehidupan kita ini semuanya menggunakan matematika ?
Untuk menumbuhkan rasa menyenangkan ketika
kita belajar matematika, yaitu gunakan
imajinasimu bahwa matematika itu menyenangkan, berikan rasa percaya diri di
dalam kepalamu bahwa matematika itu gampang, dan kalau perlu ketika kita
mengerjakan soal matematika kita harus berimajinasi seperti pemandu sorak yang
tidak sabar menunggu hasil pertandingan yang berakhir dengan kemenangan.(bersoraknya dalam hati)
Nah! Untuk itu perlu adanya cara
yang menyenangkan agar pemahaman kita berkembang, salah satunya ialah belajar
bermakna seperti yang Ausubel jelaskan dalam teori belajar verbal bermakna , Ausubel terkait ini untuk penjelasan
tentang bagaimana orang memperoleh pengetahuan. Untuk
mengetahui lebih lanjut kami akan menyajikannya dalam rumusan masalah dan
menjelaskannnya dalam pembahasan berikut.
B. Rumusan
masalah
1.
Siapa
David Ausubel, Gelar M.D.
(1918 - 2008)
?
2.
Bagaimana Teori Belajar Bermakna Dari David
P Ausubel ?
3.
Bagaimana
Cara Pembelajaran Bermakna Dengan Menggunakan Peta Konsep ?
4.
Bagaimana Belajar Menurut Ausubel ?
5.
Apa
Yang Dimaksud Dengan Kompilasi Teori Belajar ?
C. Tujuan
1.
Mengetahui Siapa David Ausubel, Gelar M.D. (1918
- 2008)!
2.
Mengetahui Teori Belajar Bermakna Dari David
P Ausubel !
3.
Mengetahui Cara Pembelajaran Bermakna Dengan Menggunakan Peta Konsep!
4.
Mengetahui Belajar Menurut Ausubel !
5.
Mengetahui
Kompilasi Teori Belajar !
BAB II
PEMBAHASAN
David Ausubel, gelar M.D. (1918 - 2008)
Belajar Verbal Bermakna
Belajar Verbal Bermakna
A. Biografi
Ausubel lahir
pada tanggal 25 Oktober 1918 dan dibesarkan di Brooklyn, New York. Ia belajar di
Universitas Pennsylvania di mana ia lulus dengan pujian pada tahun 1939,
menerima sarjana jurusan Psikologi. Ausubel kemudian lulus dari sekolah
kedokteran pada tahun 1943 di Middlesex University di mana ia melanjutkan untuk
menyelesaikan magang berputar di Rumah Sakit Gouveneur, yang terletak di sisi
timur lebih rendah dari Manhattan, New York Setelah dinas militer dengan US
Public Health Service,. Ausubel meraih MA dan Ph.D. dalam Psikologi
Perkembangan dari Columbia University pada tahun 1950.
Dia terus
mengadakan serangkaian profesor di beberapa sekolah pendidikan.
Pada tahun 1973, Ausubel pensiun dari kehidupan akademik dan mengabdikan dirinya untuk praktek psikiatri nya. Selama praktek psikiatri nya, Ausubel menerbitkan banyak buku serta artikel dalam jurnal psikiatri dan psikologi. Pada tahun 1976, ia menerima Thorndike Award dari American Psychological Association untuk "Distinguished Kontribusi Psikologis Pendidikan". Pada usia 75 pada tahun 1994, Ausubel pensiun dari kehidupan profesional untuk mengabdikan dirinya penuh waktu untuk menulis, yang empat buku yang dihasilkan. Dia menulis empat buku. Ausubel meninggal pada tanggal 9 Juli 2008. Ausubel dan istrinya Pearl memiliki dua anak, Fred dan Laura Ausubel.
Pada tahun 1973, Ausubel pensiun dari kehidupan akademik dan mengabdikan dirinya untuk praktek psikiatri nya. Selama praktek psikiatri nya, Ausubel menerbitkan banyak buku serta artikel dalam jurnal psikiatri dan psikologi. Pada tahun 1976, ia menerima Thorndike Award dari American Psychological Association untuk "Distinguished Kontribusi Psikologis Pendidikan". Pada usia 75 pada tahun 1994, Ausubel pensiun dari kehidupan profesional untuk mengabdikan dirinya penuh waktu untuk menulis, yang empat buku yang dihasilkan. Dia menulis empat buku. Ausubel meninggal pada tanggal 9 Juli 2008. Ausubel dan istrinya Pearl memiliki dua anak, Fred dan Laura Ausubel.
Ausubel
dipengaruhi oleh ajaran Jean Piaget. Mirip dengan
ide-ide Piaget skema konseptual, Ausubel terkait
ini untuk penjelasan tentang bagaimana orang memperoleh pengetahuan.
"David Ausubel berteori bahwa orang memperoleh pengetahuan terutama oleh yang terkena
langsung ke sana daripada melalui penemuan" (Woolfolk et al., 2010, hal.
288.
B. Teori Belajar Bermakna dari David P Ausubel
Teori pembelajaran Ausubel merupakan
salah satu dari sekian banyaknya teori pembelajaran yang menjadi dasar dalam
mild learning. David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Menurut
Ausubel bahan subjek yang dipelajari siswa mestilah “bermakna” (meaningfull). Pembelajaran
bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur
kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang
telah dipelajari dan diingat siswa.
Pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran di
mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki
seseorang yang sedang melalui pembelajaran.
Pembelajaran bermakna terjadi
apabila siswa boleh menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur
pengetahuan mereka. Artinya, bahan subjek itu mesti sesuai dengan keterampilan
siswa dan mesti relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Oleh
karena itu, subjek mesti dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki
para siswa, sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya.
Dengan demikian, faktor intelektual-emosional siswa terlibat dalam kegiatan
pembelajaran.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah
struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu
bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Sifat-sifat struktur kognitif
menentukan validitas dan kejelasan arti-arti yang timbul waktu informasi baru
masuk ke dalam struktur kognitif itu; demikian pula sifat proses interaksi yang
terjadi. Jika struktur kognitif itu stabil, dan diatur dengan baik, maka
arti-arti yang sahih dan jelas atau tidak meragukan akan timbul dan cenderung
bertahan. Tetapi sebaliknya jika struktur kognitif itu tidak stabil, meragukan,
dan tidak teratur, maka struktur kognitif itu cenderung menghambat belajar.
Menurut Ausubel, seseorang belajar
dengan mengasosiasikan fenomena baru ke dalam sekema yang telah ia punya. Dalam
proses itu seseorang dapat memperkembangkan skema yang ada atau dapat mengubahnya. Dalam proses belajar ini siswa mengonstruksi
apa yang ia pelajari sendiri.
Teori Belajar bermakna Ausuble ini
sangat dekat dengan Konstruktivesme. Keduanya menekankan pentingnya pelajar
mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam sistem
pengertian yang telah dipunyai. Keduanya menekankan pentingnya asimilasi
pengalaman baru k4yedalam konsep atau pengertian yang sudah dipunyai siswa.
Keduanya mengandaikan bahwa dalam proses belajar itu siswa aktif.
Ausubel berpendapat bahwa guru harus
dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar yang
bermakna. Sama seperti Bruner dan Gagne, Ausubel beranggapan bahwa aktivitas
belajar siswa, terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar- akan
bermanfaat kalau mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung. Namun untuk
siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi, maka kegiatan langsung akan menyita
banyak waktu. Untuk mereka, menurut Ausubel, lebih efektif kalau guru
menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi.
Inti dari teori belajar bermakna
Ausubel adalah
proses belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna kalau guru dalam menyajikan
materi pelajaran yang baru dapat menghubungkannya dengan konsep yang relevan
yang sudah ada dalam struktur kognisi siswa.
Langkah-langkah yang biasanya dilakukan guru untuk menerapkan belajar bermakna Ausubel adalah sebagai berikut: Advance organizer, Progressive differensial, unifying reconciliation, dan consolidation.
Langkah-langkah yang biasanya dilakukan guru untuk menerapkan belajar bermakna Ausubel adalah sebagai berikut: Advance organizer, Progressive differensial, unifying reconciliation, dan consolidation.
C. Belajar menurut Ausubel ada 4 , yaitu:
1. Belajar dengan penemuan yang
bermakna yaitu mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi
pelajaran yang dipelajari itu. Atau sebaliknya, siswa terlebih dahulu menmukan
pengetahuannya dari apa yang ia pelajari kemudian pengetahuan baru tersebut ia
kaitkan dengan pengetahuan yang sudah ada.
2. Belajar dengan penemuan yang tidak
bermakna yaitu pelajaran yang dipelajari ditemukan sendiri oleh siswa tanpa
mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya, kemudian dia hafalkan.
3. Belajar menerima (ekspositori) yang
bermakna yaitu materi pelajaran yang telah tersusun secara logis disampaikan
kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudian pengetahuan yang baru ia peroleh itu
dikaitkan dengan pengetahuan lain yang telah dimiliki.
4. Belajar menerima (ekspositori) yang
tidak bermakna yaitu materi pelajaran yang telah tersusun secara logis
disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir , kemudian pengetahuan yang baru
ia peroleh itu dihafalkan tanpa mengaitkannya dengan pengetahuan lain yang
telah ia miliki.
D. Kompilasi Teori Belajar
Belajar melalui instropeksi otak manusia
terdiri atas bagian-bagian yang memiliki tugas berbeda (Berpikir, meraba,
fantasi, perasaan, kehendak) jiwa manusia terdiri dari unsur-unsur tertentu dan
unsur-unsur tersebut disebut dengan daya-daya jiwa. Orang akan dapat belajar
jika mentalnya dilatih dengan keras terutama daya nalarnya dan selanjutnya
belajar identik dengan mengasah otak.
Anak pada waktu dilahirkan adalah
baik, jika anak itu menjadi rusak itu karena pengaruh dari lingkungan disekitar
anak tersebut. Karena pada masa itu dignified manusia pada turun yang terpuruk.
Belajar : Biarlah anak tumbuh
kembang secara alamiah, jangan diapa- apakan, leisure to learn : biarlah anak
belajar dengan bebas karena orang dapat mengaktualisasi dirinya jika orang
tersebut tidak diganggu.
Otak manusia seperti wadah yang siap
mengkopi (Diisi) dengan apa saja dan pengetahuan yang telah masuk tersebut
disebut Apersepsi Teori tabularasa / Empirisme oleh Jhon Lock “ Anak bagaikan
kertas kosong yang siap ditulis oleh pendidik dan lingkungan yang mempunyai
pengaruh terhadap anak itu nantinya”.
Subsumption Teori (David Ausubel)
Teori Ausubel adalah berkaitan dengan bagaimana individu belajar sejumlah besar bahan yang berarti dari presentasi lisan / tekstual dalam lingkungan sekolah (berbeda dengan teori-teori yang dikembangkan dalam konteks percobaan laboratorium). Menurut Ausubel, pembelajaran didasarkan pada jenis proses atasan, representasional, dan kombinatorial yang terjadi selama penerimaan informasi. Sebuah proses utama dalam belajar adalah subsumption di mana materi baru terkait dengan ide-ide yang relevan dalam struktur kognitif yang ada pada substantif, secara non-verbatim. Struktur kognitif merupakan residu dari semua pengalaman belajar; melupakan terjadi karena rincian tertentu mendapatkan terpadu dan kehilangan identitas masing-masing.
Mekanisme instruksional utama yang diusulkan oleh Ausubel adalah penggunaan penyelenggara muka:
"Penyelenggara ini diperkenalkan sebelum belajar itu sendiri, dan juga dipresentasikan pada tingkat yang lebih tinggi dari abstraksi, umum, dan inklusivitas, dan karena isi substantif dari penyelenggara atau serangkaian penyelenggara diberikan dipilih berdasarkan kesesuaian untuk menjelaskan , mengintegrasikan, dan interrelating materi yang mereka mendahului, strategi ini secara bersamaan memenuhi substantif serta kriteria pemrograman untuk meningkatkan kekuatan organisasi struktur kognitif. "(1963, hal.81).
Ausubel menekankan bahwa penyelenggara muka berbeda dari ikhtisar dan ringkasan yang hanya menekankan ide-ide kunci dan disajikan pada tingkat yang sama abstraksi dan umum sebagai sisa material. Penyelenggara bertindak sebagai jembatan antara subsuming materi pembelajaran baru dan ide-ide terkait yang ada.
Belajar Verbal Bermakna
Makna diciptakan melalui beberapa bentuk kesetaraan representasi antara bahasa (simbol) dan konteks mental. Dua proses yang terlibat:
1. Penerimaan, yang digunakan dalam belajar verbal bermakna, dan
2. Discovery, yang terlibat dalam pembentukan konsep dan pemecahan masalah.
Karya Ausubel ini telah sering dibandingkan dengan Bruner. Kedua diadakan pandangan yang sama tentang sifat hirarkis pengetahuan, tetapi Bruner itu sangat berorientasi pada proses penemuan, di mana Ausubel memberi penekanan lebih terhadap metode pembelajaran lisan berbicara, membaca dan menulis.
Teori subsumption
Untuk menggolongkan adalah untuk menggabungkan materi baru ke dalam struktur kognitif seseorang. Dari perspektif Ausubel, ini adalah makna pembelajaran. Bila informasi yang dimasukkan ke dalam struktur kognitif peserta didik itu diorganisasikan secara hirarki. Materi baru dapat dimasukkan dalam dua cara yang berbeda, dan untuk kedua hal ini, tidak ada pembelajaran bermakna terjadi kecuali struktur kognitif yang stabil ada. Struktur yang ada ini memberikan kerangka di mana pembelajaran baru terkait, secara hirarki, dengan informasi sebelumnya atau konsep dalam struktur kognitif individu.
Ketika seseorang menemukan bahan asing yang sama sekali baru, maka belajar menghafal, sebagai lawan pembelajaran bermakna, berlangsung. Hafalan ini pada akhirnya dapat berkontribusi pada pembangunan struktur kognitif baru yang nantinya dapat digunakan dalam pembelajaran bermakna. Kedua jenis subsumption adalah:
1. korelatif subsumption - materi baru merupakan perpanjangan atau elaborasi dari apa
yang sudah diketahui.
2. subsumption derivatif - materi baru atau hubungan dapat diturunkan dari struktur yang
2. subsumption derivatif - materi baru atau hubungan dapat diturunkan dari struktur yang
ada.
Informasi dapat dipindahkan dalam hirarki, atau
terkait dengan konsep atau informasi untuk membuat interpretasi baru atau makna lain. Dari jenis
subsumption, benar-benar konsep baru dapat muncul, dan konsep sebelumnya dapat diubah atau diperluas untuk mencakup lebih dari informasi
yang sebelumnya ada. Ini adalah "mencari tahu".
Ausubel adalah pendukung dari didaktik, metode pengajaran ekspositori. Dari perspektif ini, yg menerangkan pendekatan (verbal) pembelajaran mendorong pembelajaran yang cepat dan retensi, sedangkan penemuan belajar (Bruner) memfasilitasi transfer ke konteks lain.
LanjutPenyelenggara
Ausubel menyumbang banyak bagi tubuh teoritis teori belajar kognitif, tetapi tidak sebanyak dengan aspek kelas praktis Bruner dan lain-lain. Kontribusi yang paling penting Ausubel untuk aplikasi kelas adalah penyelenggara muka.
Kemajuan organizer adalah alat atau bantuan belajar mental untuk membantu siswa `mengintegrasikan informasi baru dengan pengetahuan yang ada, yang mengarah ke" pembelajaran bermakna "sebagai lawan menghafal. Ini adalah sarana mempersiapkan struktur kognitif peserta didik untuk pengalaman belajar akan terjadi. Ini adalah perangkat untuk mengaktifkan skema yang relevan atau pola konseptual sehingga informasi baru dapat lebih mudah `dimasukkan 'ke dalam struktur kognitif peserta didik yangada.
Ausubel percaya bahwa itu adalah penting bagi guru untuk memberikan preview dari informasi yang harus dipelajari. Guru bisa melakukan ini dengan menyediakan pengenalan singkat tentang cara informasi yang akan disajikan adalah terstruktur. Hal ini akan memungkinkan siswa untuk memulai dengan "Big Picture" dari isi yang akan datang, dan menghubungkan ide-ide baru, konsep, kosa kata, untuk peta mental yang ada areakonten.
Ausubel adalah pendukung dari didaktik, metode pengajaran ekspositori. Dari perspektif ini, yg menerangkan pendekatan (verbal) pembelajaran mendorong pembelajaran yang cepat dan retensi, sedangkan penemuan belajar (Bruner) memfasilitasi transfer ke konteks lain.
LanjutPenyelenggara
Ausubel menyumbang banyak bagi tubuh teoritis teori belajar kognitif, tetapi tidak sebanyak dengan aspek kelas praktis Bruner dan lain-lain. Kontribusi yang paling penting Ausubel untuk aplikasi kelas adalah penyelenggara muka.
Kemajuan organizer adalah alat atau bantuan belajar mental untuk membantu siswa `mengintegrasikan informasi baru dengan pengetahuan yang ada, yang mengarah ke" pembelajaran bermakna "sebagai lawan menghafal. Ini adalah sarana mempersiapkan struktur kognitif peserta didik untuk pengalaman belajar akan terjadi. Ini adalah perangkat untuk mengaktifkan skema yang relevan atau pola konseptual sehingga informasi baru dapat lebih mudah `dimasukkan 'ke dalam struktur kognitif peserta didik yangada.
Ausubel percaya bahwa itu adalah penting bagi guru untuk memberikan preview dari informasi yang harus dipelajari. Guru bisa melakukan ini dengan menyediakan pengenalan singkat tentang cara informasi yang akan disajikan adalah terstruktur. Hal ini akan memungkinkan siswa untuk memulai dengan "Big Picture" dari isi yang akan datang, dan menghubungkan ide-ide baru, konsep, kosa kata, untuk peta mental yang ada areakonten.
E. Cara Pembelajaran Bermakna dengan Menggunakan Peta Konsep :
1. Pilih suatu bacaan dari buku
pelajaran
2.
Tentukan
konsep-konsep yang relevan
3.
Urutkan
konsep-konsep dari yang pale inklusif ke yang pale tidak inklusif atau
contoh-contoh.
4.
Susun
konsep-konsep tersebut di atas kertas mulai dari konsep yang pale inklusif di
puncak konsep ke konsep yang tidak inklusif di bawah.
5. Hubungkan konsep-konsep ini dengan
kata-kata penghubung sehingga menjadi sebuah peta konsep.
Dengan kata
lain, Ausubel percaya bahwa pemahaman konsep, prinsip, dan ide-ide yang dicapai
melalui penalaran deduktif. Demikian pula, ia percaya pada ide pembelajaran
bermakna sebagai lawan menghafal. Dalam kata pengantar bukunya Psikologi
Pendidikan: A Cognitive View, ia mengatakan bahwa "Jika dia harus
mengurangi semua psikologi pendidikan hanya satu prinsip, [dia] akan mengatakan
ini: Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang
pelajar sudah tahu. Memastikan hal ini
dan mengajarinya sesuai "(Ausubel, 1968, hlm. Vi) Melalui keyakinannya
pembelajaran bermakna, Ausubel mengembangkan teorinya tentang penyelenggara
muka. penyelenggara muka Organizer muka
adalah informasi yang disajikan oleh instruktur yang membantu siswa mengatur
informasi masuk baru.
Hal ini dicapai
dengan mengarahkan perhatian pada apa yang penting dalam material yang berasal,
menyoroti hubungan, dan memberikan pengingat tentang pengetahuan yang relevan. Penyelenggara muka membuatnya lebih
mudah untuk belajar materi baru yang bersifat kompleks atau sulit, asalkan dua
kondisi berikut ini terpenuhi:
1. Mahasiswa harus
memproses dan memahami informasi yang disajikan dalam penyelenggara-ini
meningkatkan efektivitas penyelenggara itu sendiri.
2. Penyelenggara
harus menunjukkan hubungan antara konsep-konsep dasar dan istilah yang akan digunakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ausubel lahir pada tanggal 25 Oktober 1918 dan dibesarkan di Brooklyn, New
York. Pada usia 75 pada tahun 1994,
Ausubel pensiun dari kehidupan profesional untuk mengabdikan dirinya penuh
waktu untuk menulis, yang empat buku yang dihasilkan. Dia menulis empat buku. Ausubel meninggal pada tanggal 9
Juli 2008. Ausubel dan istrinya Pearl memiliki dua anak, Fred dan Laura
Ausubel.
Pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran di
mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki
seseorang yang sedang melalui pembelajaran.
Belajar menurut Ausubel ada 4 yaitu : Belajar dengan
penemuan yang bermakna , Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna , Belajar
menerima (ekspositori) yang bermakna,Belajar menerima (ekspositori) yang tidak
bermakna
Belajar : Biarlah anak tumbuh kembang secara alamiah, jangan
diapa- apakan, leisure to learn : biarlah anak belajar dengan bebas karena
orang dapat mengaktualisasi dirinya jika orang tersebut tidak diganggu.
Otak manusia seperti wadah yang siap mengkopi (Diisi) dengan
apa saja dan pengetahuan yang telah masuk tersebut disebut Apersepsi Teori
tabularasa / Empirisme oleh Jhon Lock “ Anak bagaikan kertas kosong yang siap
ditulis oleh pendidik dan lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap anak itu
nantinya”.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Nyimas dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran
Matematika SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional
NN. 1999. Desain Instruksional Teori Gagne diakses
dari http://inst.usu.edu/mimi/courses/6260/gagne.html&anno= 2 tanggal
27 Februari 2010
NN. 2009. Teori Belajar Bermakna Ausebel diakses
dari http://id.shvoong.com/exact-sciences/1959737-teori-belajar-ausubel= tanggal 27 Februari 2010
Trianto, 2009. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
2 comments:
wahh keren... benar benar bermanfaat postingannya... kenal Arfi atau Eriani anak mati-matika angkatan 2013? mauka minta tanda tanganta;D
hahahaaaa,,,, iya satu kls sy :D
Post a Comment