Berita tentang Datangnya Hari Kiamat
Datangnya hari kiamat adalah suatu kepastian. Hanya
saja berita tentang hari kiamat ini terasa asing atau terlupakan bagi sebagian
manusia yang hidup mereka tersibukkan dengan bermain-main, lalai, mengenyangkan
diri dengan syahwat dunia dan kelezatannya. Kenikmatan dunia berupa harta,
anak-anak, dan sebagainya telah melupakan mereka akan pertemuan dengan hari
tersebut. Padahal hari kiamat demikian dekatnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ
الْقَمَرُ
“Telah dekat hari kiamat dan telah terbelah bulan.” (Al-Qamar: 1)
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ
قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ
قَرِيبًا
“Manusia bertanya kepadamu tentang (kapan datangnya)
hari kiamat. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kapan datangnya hari
kiamat itu hanyalah di sisi Allah.’ Dan tahukah kamu (wahai Muhammad) boleh
jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya?” (Al-Ahzab: 63)
Sahabat yang mulia Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
mengabarkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
بُعِثْتُ أَناَ وَالسَّاعَةُ
كَهاتَيْنِ. وَأَشَارَ بِأَصْبِعَيْهِ السَّبَابَةِ وَالْوُسْطَى
Hari kiamat ini tidak akan menimpa kecuali
sejelek-jelek manusia, karena orang-orang yang memiliki iman walaupun sangat
tipis telah diwafatkan sebelumnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengabarkan:
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ عَلىَ
شِرَارِ النَّاسِ
“Tidak akan datang hari kiamat kecuali pada
sejelek-jelek manusia.” (HR. Muslim)
Diawali hari kiamat dengan tiupan sangkakala oleh
malaikat Israfil. Maka matilah seluruh penduduk langit dan penghuni bumi
kecuali yang Allah Subhanahu wa Ta’ala kehendaki. Kemudian diikuti tiupan kedua
maka bangkitlah seluruh manusia dari dalam kuburnya.
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ
فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي اْلأَرْضِ إِلاَّ مَنْ شَاءَ اللهُ ثُمَّ نُفِخَ
فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
“Dan ditiuplah sangkakala maka matilah siapa yang di
langit dan di bumi kecuali yang Allah kehendaki. Kemudian ditiup lagi tiupan
yang lain maka tiba-tiba mereka bangkit dari kubur mereka dalam keadaan menanti
(putusannya masing-masing).” (Az-Zumar: 68)
Hari itu adalah hari yang sangat mengerikan. Allah
Subhanahu wa Ta’ala menggambarkannya dalam firman-Nya:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا
رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ. يَوْمَ تَرَوْنَهَا
تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ
حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ
اللهِ شَدِيدٌ
“Wahai sekalian manusia, bertakwalah kalian kepada Rabb
kalian, sesungguhnya goncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang
sangat besar (dahsyat). Pada hari itu ketika kalian melihat kegoncangan
tersebut, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya
dan gugurlah kandungan semua wanita yang hamil dan kalian lihat manusia dalam
keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah
itu sangat keras.” (Al-Hajj:
1-2)
Usai tiupan kedua, manusia bangkit dari kubur-kubur
mereka dalam keadaan tanpa busana, tanpa alas kaki, dan belum dikhitan. Tidak
ada seorang pun yang menoleh kepada yang lain karena kegelisahan yang
menyelimuti. Semua dicekam ketakutan! Ketika Aisyah radhiyallahu ‘anha
mendengar berita ini dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berucap:
ياَ رَسُوْلَ اللهِ، الرِّجَالُ
وَالنِّسَاءُ جَمِيْعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ؟ فَقَالَ صلى الله عليه
وسلم: الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذَلِكَ
“Wahai Rasulullah, para lelaki dan para wanita
seluruhnya dikumpulkan dalam keadaan demikian berarti sebagian mereka akan
melihat aurat sebagian yang lain?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Perkaranya terlalu dahsyat dari membuat mereka berkeinginan demikian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Termasuk perkara yang menambah kedahsyatan hari
tersebut adalah didekatkannya matahari dengan manusia sehingga peluh mereka
bercucuran. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ فِي الْأَرْضِ سَبْعِيْنَ ذِرَاعًا
وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ
“Manusia berkeringat pada hari kiamat sampai-sampai
keringat mereka bercucuran ke bumi setinggi 70 hasta dan mengekang
(menenggelamkan) mereka sampai mencapai telinga-telinga mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Al-Miqdad ibnul Aswad radhiyallahu ‘anhu mengabarkan,
“Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تُدْنىَ الشَّمْسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ -قَالَ
سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ: فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيلِ،
أَمَسَافَةُ الْأَرْضِ أَمِ الْمِيْلُ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ- قَالَ:
فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلىَ قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ، فَمِنْهُمْ مَنْ
يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ,
وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ
إِلْجَامًا. وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ n إِلَى فِيْهِ.
“Didekatkan matahari dengan makhluk (manusia) pada hari
kiamat hingga jarak matahari dari mereka seukuran mil.” –Sulaim bin ‘Amir
(perawi yang meriwayatkan dari Al-Miqdad, pent.), “Demi Allah, aku tidak tahu apa
yang beliau maksudkan dengan mil, apakah ukuran jarak ataukah kayu/alat yang
digunakan untuk mencelaki mata.”–Rasulullah bersabda, “Maka manusia (pada saat
itu) dibanjiri peluh sesuai kadar amalan mereka. Di antara mereka ada yang
keringatnya sampai kedua mata kakinya. Di antara mereka ada yang keringatnya
sampai kedua lututnya. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua
pinggangnya. Dan di antara mereka ada yang benar-benar ditenggelamkan oleh
keringatnya.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi isyarat ke
mulutnya.” (HR.
Muslim)
Di saat kebanyakan manusia tersiksa dengan panas yang
sangat, peluh yang membanjiri dan ketakutan yang sangat, ada segolongan orang
yang dinaungi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan naungan-Nya. Mereka tidak
merasakan apa yang diderita oleh orang-orang lain. Di antara mereka adalah yang
dikabarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي
ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَادِلٌ, وَشَابٌّ نَشَأَ فِي
عِبَادَةِ اللهِ, وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلِّقٌ بِالْمَسَاجِدِ, وَرَجُلاَنِ
تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ, وَرَجُلٌ
دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصَبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ,
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمُ شِمَالُهُ مَا
تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ, وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang Allah naungi
dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Mereka
adalah imam (pemimpin) yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada
Allah, lelaki yang hatinya selalu terikat/terpaut dengan masjid-masjid, dua
orang yang saling mencintai karena Allah mereka berkumpul karena Allah dan
berpisah karena Allah, (kemudian) seorang lelaki yang diajak berzina oleh
seorang wanita yang punya kedudukan dan kecantikan namun ia berkata, “Sungguh
aku takut kepada Allah.” (Yang berikutnya) seorang yang bersedekah lalu ia
menyembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang berzikir (mengingat) Allah
dalam keadaan sendirian lalu mengalir air matanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Saudariku, bayangkanlah kengerian pada hari itu.
Manusia berdiri di hadapan Rabbul ‘Alamin untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya selama hidup di dunia.
فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ
أَجْمَعِينَ.عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Maka demi Rabbmu! Kami sungguh-sungguh akan menanyakan
kepada mereka seluruhnya, tentang apa yang dulunya mereka amalkan.” (Al-Hijr: 92-93)
Sungguh, tidak ada satu pun yang tersembunyi dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada seorang pun yang dapat mengingkari ataupun
menutupi apa yang dahulunya ia perbuat, karena anggota tubuhnya menjadi saksi.
فَيُخْتَمُ عَلَى فِيْهِ وَيُقَالُ
لِفَخِذِهِ وَلَحْمِهِ وَعِظَامِهِ: انْطِقِيْ. فَتَنْطِقُ فَخِذُهُ وَلَحْمُهُ
وَعِظَامُهُ بِعَمَلِهِ…
“Maka ditutuplah mulutnya dan
dikatakan kepada pahanya, dagingnya dan tulangnya, ‘Berbicaralah!’ Lalu
berbicaralah pahanya, daging dan tulangnya mengabarkan tentang amalannya
(ketika di dunia)….” (HR. Muslim)
Sahabat Rasul yang bernama ‘Adi bin Hatim radhiyallahu
‘anhu mengabarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ
سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تَرْجُمَانُ، فَيَنْظُرُ
أَيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ مِنْ عَمَلِهِ، وَيَنْظُرُ
أَشْأَمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ
فَلاَ يَرَى إِلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ، فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ
بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Tidak ada seorang pun dari kalian
kecuali nanti akan diajak bicara oleh Rabbnya, tanpa ada seorang penerjemah
antara dia dengan Rabbnya. Lalu ia memandang ke arah kanannya
namun ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Ia juga memandang
ke arah kirinya, namun ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya.
Dan ia memandang ke depannya, namun ia tidak melihat kecuali neraka di hadapan
wajahnya. Maka jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan bersedekah sepotong
belahan kurma.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Saudariku, termasuk yang menambah kengerian pada hari
itu adalah sangat panjangnya hari tersebut. Sebagaimana berita dari Dzat yang
Maha Benar pengabaran-Nya:
سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ.
لِلْكَافِرينَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ. مِنَ اللَّهِ ذِي الْمَعَارِجِ. تَعْرُجُ
الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ
أَلْفَ سَنَةٍ
“Seseorang telah meminta disegerakannya azab yang pasti
terjadi, bagi orang-orang kafir, yang tidak ada seorang pun dapat menolaknya.
(Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat
dan Jibril naik menghadap kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu
tahun1.”
(Al-Ma’arij: 1-4)
Karenanya, hendaklah kita memikirkan kengerian hari
tersebut dan kita harus ingat bahwa keselamatan dari kengeriannya hanyalah
didapatkan dengan rahmat Allah, kemudian dengan amalan shalih.
Dari itu semua manusia akan menyesal. Bila ia seorang
yang berbuat baik, ia akan menyesal kenapa ia tidak menambah dan memperbanyak
kebaikannya. Bila ia seorang yang berbuat jelek, ia akan menyesal kenapa dahulu
menyia-nyiakan umurnya dari melakukan amal shalih.
Ingatlah, saat catatan amal beterbangan pada hari
tersebut dalam keadaan seseorang tidak tahu apakah ia akan menerima catatannya
dengan tangan kanan sehingga ia beroleh kebahagiaan nan abadi, ataukah ia akan
menerimanya dengan tangan kiri sehingga ia akan celaka.
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ
بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ. إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي
مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ. فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ. فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ.
قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ. كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي
الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ. وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ
يَالَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ. وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ.
يَالَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ. مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ. هَلَكَ عَنِّي
سُلْطَانِيَهْ. خُذُوهُ فَغُلُّوهُ. ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ. ثُمَّ فِي
سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ. إِنَّهُ كَانَ لَا
يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ. وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ
الْمِسْكِينِ.
فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ. وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ.
لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِئُونَ
“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya catatan
amaal
nya dari sebelah kanannya, maka dia berkata, ‘Ambilllah, bacalah catatan
amalku ini. Sungguh aku yakin bahwa aku akan menemui hisab terhadap amalku.’
Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi.
Buah-buahannya dekat. (Kepada mereka dikatakan), ‘Makan dan minumlah dengan
sedap sebagai balasan amalan yang telah kalian kerjakan pada hari-hari yang
telah lalu.’ Adapun orang yang diberikan kepadanya catatan amalnya dari sebelah
kirinya, maka dia berkata, ‘Wahai, alangkah baiknya bila sekiranya tidak
diberikan kepadaku catatan amalku ini. Dan aku tidak mengetahui apa hisab
terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala
sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberikan manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaan
dariku.’ (Allah berfirman), “Peganglah dia, lalu belenggulah tangannya ke
lehernya. Kemudian masukkan dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.
Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.’
Sesungguhnya dulu dia tidak beriman kepada Allah Yang Maha Agung. Dan juga
tidak mendorong orang lain untuk memberi makan orang miskin. Maka tiada seorang
pun teman baginya pada hari ini di sini. Dan tiada pula makanan sedikit pun
baginya kecuali berupa darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali
orang-orang yang berdosa.” (Al-Haqqah: 19-37)
Ingatlah saudariku, wahai hamba-hamba Allah Subhanahu
wa Ta’ala, dengan shirath (titian) yang licin lagi menggelincirkan yang
diletakkan di atas punggung Jahannam. Manusia melewatinya sesuai kadar
amalannya. Ada yang melewatinya dengan sangat cepat, ada yang lambat perlahan,
ada yang merangkak, dan ada yang tersungkur ke dalam api yang menyala-nyala.
Kita tak tahu apakah kita termasuk yang selamat melewatinya, ataukah
na’udzubillah terperosok ke dalam jurang Jahannam. Kita mohon kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala keselamatan!
Ingatlah semua ini wahai saudariku! Yakinlah karena
ini bukanlah khayalan, sekadar isapan jempol dan dongeng pengantar tidur. Semua
yang disebutkan di sini sungguh benar adanya dan pasti datangnya.
Perkara-perkara ini dekat, walaupun terasa kehidupan kita panjang.
Apa yang kita persiapkan untuk hari tersebut? Iya,
amal shalih…. Dengannya setelah rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita akan
selamat dan termasuk orang-orang yang berbahagia. Menjadi penghuni surga yang
seluas langit dan bumi.
Ya Allah, ya Arhamar Rahimin, ya
Karim! Selamatkanlah kami dari siksa-Mu dan jadikanlah kami termasuk
orang-orang yang beruntung dapat mendiami surga-Mu, negeri kemuliaan-Mu. Amin.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
1 Yang dimaksud adalah hari kiamat menurut salah satu dari empat pendapat
yang disebutkan oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu dalam Tafsirnya
(8/174).
Dikutip dari http://www.asysyariah.com
Penulis : Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah, Judul: Berita Tentang Hari
Kiamat
No comments:
Post a Comment