12 Jan 2015

TEORI BELAJAR ROBERT M. GAGNE



MAKALAH TEORI BELAJAR ROBERT M. GAGNE





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu pendididkan, sering dikemukakan pertanyaan berupa ”mengapa seseorang perlu belajar?” untuk menjawab pertanyaan ini, sepertinya kita sependapat bahwa di dunia ini tak ada makhluk hidup yang ketika baru dilahirkan dapat melakukan segala sesuatu dengan sendirinya, begitu juga dengan manusia. Sejak ia bayi, bahkan ketika dewasa pun, ia pasti membutuhkan bantuan orang lain.
Jika bayi manusia yang baru dilahirkan tidak mendapat bantuan dari manusia dewasa lainnya, tentu ia akan binasa. Ia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik oleh manusia. Oleh karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Selain itu, manusia juga makhluk berbudaya, sehingga belajar merupakan kebutuhan yang vital sejak manusia dilahirkan. Manusia selalu memerlukan dan melakukan perbuatan belajar kapan saja dan dimana saja ia berada.
Banyak ilmuan yang telah menemukan teori belajar. Salah satu teori belajar tersebut adalah teori belajar dari Robert M. Gagne, yang akan kami bahas dalam maklah ini.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakng tersebut, rumusan masalah yang kami buat adalah:
1.      Bagaiman teori belajar yang dikemukakan oleh Gagne?
2.      Bagaimana implikasi dan aplikasi teori Gagne dalam pembelajaran?
C.     Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui dan memahami teori belajar yang dikemukakan oleh Gagne.
2.      Untuk mengetahui dan memahami implikasi dan aplikasi reori Gagne dalam pembelajaran.






BAB II
PEMBAHASAN
I.            Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne 
Sebagaimana tokoh-tokoh lainnya dalam psikologi pembelajaran, Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Lingkungan indiviu seseorang meliputi lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan berbagai lingkungan sosial. Berbagai lingkungan itulah yang akan menentukan apa yang akan dipelajari oleh seseorang dan selanjutnya akan menentukan akan menjadi apa ia nantinya.
Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara.
Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Selanjutnya, Gagne juga mengemukakan tentang sistematika delapan tipe belajar, sistematika lima jenis belajar, fase-fase belajar, implikasi dalam pembelajaran, serta aplikasi dalam pembelajaran.
A.    Sistematika ”Delapan TipeBelajar”
Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu:
1.      Tipe belajar tanda (Signal learning)
Belajar dengan cara ini dapat dikatakan sama dengan apa yang dikemukakan oleh Pavlov. Semua jawaban/respons menurut kepada tanda/sinyal.
2.      Tipe belajar rangsang-reaksi (Stimulus-response learning)
Tipe ini hampir serupa dengan tipe satu, namun pada tipe ini, timbulnya respons juga karena adanya dorongan yang datang dari dalam serta adanya penguatan sehingga seseorang mau melakukan sesuatu secara berulang-ulang.
3.      Tipe belajar berangkai (Chaining Learning)
Pada tahap ini terjadi serangkaian hubungan stimulus-respons, maksudnya adalah bahwa suatu respons­­­ pada gilirannya akan menjadi stimulus baru dan selanjutnya akan menimbulkan respons baru.
4.      Tipe belajar asosiasi verbal (Verbal association learning)
Tipe ini berhubungan dengan penggunaan bahasa, dimana hasil belajarnya yaitu memberikan reaksi verbal pada stimulus/perangsang.
5.      Tipe belajar membedakan (Discrimination learning)
Hasil dari tipe belajar ini adalah kemampuan untuk membeda-bedakan antar objek-objek yang terdapat dalm lingkungan fisik.
6.      Tipe belajar konsep (Concept Learning)
Belajar pada tipe ini terutama dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman atau pengertian tentang suatu yang mendasar.
7.      Tipe belajar kaidah (RuleLearning)
Tipe belajar ini menghasilkan suatu kaidah yang terdiri atas penggabungan beberapa konsep.
8.      Tipe belajar pemecahan masalah (Problem solving)
Tipe belajar ini menghasilkan suatu prinsip yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan.
B.     Sistematika “Lima Jenis Belajar”
Sistematika ini tidak jauh berbeda dengan sistematika delapan tipe belajar, dimana isinya merupakan bentuk penyederhanaan dari sistematika delapan tipe belajar. Uraian tentang sistematika lima jenis belajar ini memperhatikan pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar ini merupakan kemampuan internal yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang tersebut melakukan sesuatu yang dapat memberikan ptrestasi tertentu.
Sistematika ini mencakup semua hasil belajar yang dapat diperoleh, namun tidak menunjukkan setiap hasil belajar atau kemampuan internal satu-persatu. Akan tetapi memgelompokkan hasil-hasil belajar yang memiliki ciri-ciri sama dalam satu kategori dan berbeda sifatnya dari kategori lain. Maka dapat dikatakan, bahwa sistematika Gagne meliputi lima kategori hasil belajar. Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.


1.      Informasi verbal (Verbal information)
Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber yang juga menggunakan bahasa, lisan maupun tertulis. Informasi verbal meliputi ”cap verbal” dan ”data/fakta”. Cap verbal yaitu kata yang dimiliki seseorang untuk menunjuk pada obyek-obyek yang dihadapi, misalnya ’kursi’. Data/fakta adalah kenyataan yang diketahui, misalnya ’Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta’.
2.      Kemahiran intelektual (Intellectual skill)
Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar). Kategori kemahiran intelektual terbagi lagi atas empat subkemampuan, yaitu:
a.       Diskriminasi jamak, yaitu kemampuan seseorang dalam mendeskripsikan benda yang dilihatnya.
b.      Konsep, ialah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang memiliki ciri-ciri sama. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada obyek-obyek dalam lingkungan fisik. Konsep yang didefinisiskan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik.
c.       Kaidah, yaitu kemampuan seseorang untuk menggabungkan dua konsep atau lebih sehingga dapat memahami pengertiannya.
d.      Prinsip. Dalam prinsip telah terjadi kombinasi dari beberapa kaidah, sehingga terbentuk suatu kaidah yang bertaraf lebih tinggi dan lebih kompleks. Berdasarkan prinsip tersebut, seseorang mampu memecahkan suatu permasalahan, dan kemudian menerapkan prinsip tersebut pada permasalahan yang sejenis.


3.      Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy)
Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila menemukan kesulitan yang sama.
4.      Keterampilan motorik (Motor skill)
Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.
5.      Sikap (Attitude)
Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.

C.    Fase-Fase Belajar
Fase-fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. Menurut Gagne, ada 4 buah fase dalam proses belajar, yaitu:
1.      Fase penerimaan (apprehending phase)
Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa langkah. Pertama timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan terakhir adalah pencatatan (dicatat dalam jiwa tentang apa yang sudah diterimanya).
2.      Fase penguasaan (Acquisition phase)
Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum. Orang yang telah belajar akan dapat dibuktikannya dengan memperlihatkan adanya perubahan pada kemampuan atau sikapnya.
3.      Fase pengendapan (Storage phase)
Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat digunakan bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan.
4.      Fase pengungkapan kembali (Retrieval phase)
Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dsalam ingatan) dengan maksud untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkannya dari tempat penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali. Fase ini meliputi penyadaran akan apa yang telah dipelajari dan dimiliki, serta mengungkapkannya dengan kata-kata (verbal) apa yang telah dimiliki tidak berubah-ubah.
Menurut Gagne, fase pertama dan kedua merupakan stimulus, dimana terjadinya proses belajar,sedangkan  pada fase ketiga dan keempat merupakan hasil belajar.

D.    Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran
1.      Mengontrol perhatian siswa.
2.      Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru.
3.      Merangsang dan mengingatkan kembali  kemampuan-kemampuan siswa.
4.      Penyajian stimuli yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar.
5.      Memberikan bimbingan belajar.
6.      Memberikan umpan balik.
7.      Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapainya.
8.      Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.
9.      Memberikan kesempatan untuk melakukahn praktek dan penggunaan kemampuan yang baru diberikan.
E.     Aplikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran      
Karakteristik materi matematika yang berjenjang (hirarkis) memerlukan cara belajar yang berjenjang pula. Untuk memahami suatu konsep dan/atau rumus matematika yang lebih tinggi, diperlukan pemahaman yang memadai terhadap konsep dan/atau rumus yang ada di bawahnya.
Menurut asumsi Gagne, pembelajaran di kelas mencakup sifat dari pembelajaran dan proses yang disebut sebagai desain pembelajaran. Desain pembelajaran yang dimaksud adalah untuk menangani semua kejadian yang mungkin mempengaruhi belajar individual. Prinsip Gagne untuk desain dan pengembangan pembelajaran adalah bagian dari upaya yang lebih besar yang dikenal sebagai desain sistem. Lima asumsi yang mendukung rekomendasi Gagne untuk desain pembelajaran yakni sebagai berikut :


Asumsi
Alasan
1.      Pembelajaran harus dirancang untuk menfasilitasi belajar siswa individual.
1.      Meskipun siswa sering dikelompokkan untuk pembelajaran, belajar terjadi di dalam individual.
2.       Baik itu tahapan jangka panjang maupun menengah harus dimasukkan dalam desain pembelajaran.
2.      Guru atau perancang pembelajaran, merencanakan pelajaran haria, namun pelajaran itu harus berada di dalam segmen unit dan pelajaran yang lebih luas danharus serasi
3.      Perencanaan pembelajaran tidak boleh sembarangan atau sekadar memberikan lingkungan yang mengasuh.
3.      Perencanaan yang sembarangan dapat melahirkan orang dewasa yang tidak kompeten. Karena itu, pembelajaran harus dikembangkan sesitematis mungkin.
4.      Pembelajaran harus didesain menggunakan pendekatan sisem
4.      Pendakatan sistem adalah pemilihan komponen yang terorganisasi daan sekuensial yang : (a) menggunakan data, informasi dan prinsip teoretis sebagai masukan untuk setiap tahap perencanaan; (b) tes dan cek silang hasil dari tahap perkembangan ; dan (c) membuat perubahan jika diperlukan.
5.      Desain pembelajaran harus didasarkan pada cara manusia belajar
5.      Data dari temuan riset dan uji coba pembelajarandapat memberi informasi hal-hal yang berhasil dikerjakan.

Robert Gagne memberi kerangka pada analisis kondisi belajar yang memengaruhi belajar manusia dari perspektif pengidentifikasian faktor-faktor yang dapat memberi perbedaan dalam pembelajaran. Akibatnya, peralihan dari prinsip belajar secara teoretis ke dalam prinsip pembelajaran tidak membutuhkan penerjemahan. Menurut asumsi Gagne, pembelajaran di kelas mencakup sifat dari pembelajaran dan proses yang disebut sebagai desain pembelajaran. Desain pembelajaran yang dimaksud adalah untuk menangani semua kejadian yang mungkin mempengaruhi belajar individual. Prinsip Gagne untuk desain dan pengembangan pembelajaran adalah bagian dari upaya yang lebih besar yang dikenal sebagai desain sistem. Lima asumsi yang mendukung rekomendasi Gag ne untuk desain pembelajaran yakni sebagai berikut :
Asumsi
Alasan
  1. Pembelajaran harus dirancang untuk menfasilitasi belajar siswa individual.
  1. Meskipun siswa sering dikelompokkan untuk pembelajaran, belajar terjadi di dalam individual.
  1.  Baik itu tahapan jangka panjang maupun menengah harus dimasukkan dalam desain pembelajaran.
  1. Guru atau perancang pembelajaran, merencanakan pelajaran haria, namun pelajaran itu harus berada di dalam segmen unit dan pelajaran yang lebih luas danharus serasi
  1. Perencanaan pembelajaran tidak boleh sembarangan atau sekadar memberikan lingkungan yang mengasuh.
  1. Perencanaan yang sembarangan dapat melahirkan orang dewasa yang tidak kompeten. Karena itu, pembelajaran harus dikembangkan sesitematis mungkin.
  1. Pembelajaran harus didesain menggunakan pendekatan sisem
  1. Pendakatan sistem adalah pemilihan komponen yang terorganisasi daan sekuensial yang : (a) menggunakan data, informasi dan prinsip teoretis sebagai masukan untuk setiap tahap perencanaan; (b) tes dan cek silang hasil dari tahap perkembangan ; dan (c) membuat perubahan jika diperlukan.
  1. Desain pembelajaran harus didasarkan pada cara manusia belajar
  1. Data dari temuan riset dan uji coba pembelajarandapat memberi informasi hal-hal yang berhasil dikerjakan.

Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:
1.      Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
2.      Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives) : memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
3.      Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning) : merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.
4.      Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) : menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah direncanakan.
5.      Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) : memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
6.      Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance) ; siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.
7.      Memberikan balikan (providing feedback) : memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa.
8.      Menilai hasil belajar (assessing performance) :memberiytahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.
9.      Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer): merangsang kamampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah dipelajari.




Contoh Kelas
Keterampilan yang dipelajari : siswa dapat mengidentifikasi pernyataan yang merupakan gagasan pokok dalam bahan bacaan pendek
(untuk siswa kelas empat dan lima)
Kegitan Pembelajaran
Medium Pembelajaran
Aktivitas di Kelas
1.    Menarik Perhatian
Komunikasi oleh guru
Guru meminta siswa menyebutkan acara TV atau cerita yang mereka gemari.
2.    Memberikan informasi tujuan pembelajaran kepada siswa
Komunikasi oleh guru
Guru bertanya pada siswa apakah mereka tau cara menceritakan cerita tersebut kepada orang lain. Guru menjelaskan bahwa mereka akan menemukan gagasan pokok cerita sehingga mereka dapat menceritakan cerita tersebut kepada orang lain.
3.    Menstimulasi ingatan atas hal-hal yang telah dipelajari
Komunikasi oleh guru
Siswa diminta untuk mengingat tentang isi cerita.
4.    Menyajikan stimulus secara jelas
Transparansi dan komunikasi oleh guru
Guru menjelaskan gagasan utama suatu cerita dengan mengambil sebuah contoh cerita. Dan menjalaskan mengapa hal tersebut merupakan gagasan utama.
5.    Memberi bimbingan belajar
Diskusi kelompok


Permainan akademik
Guru menyajikan pertanyaan pada siswa untuk berdiskusi.
Sesuaikan dengan media bila ada gunakan media dengan permainan kuis misalnya dengan dibacakan sebuah cerita singkat dan siswa dituntut untuk mencari ide pokok dari cerita tersebut.
6.    Memunculkan kinerja
Bahan Cetak
Anak diberikan pilihan yang mengandung gagasan pokok untuk dipilih.
Contoh : Film timun mas
Pilihan gagasan pokok :
a.       Timun mas membuat raksasa mati
b.      Timun mas selalu hidup bahagia.
c.       Timun mas dengan kegigihannya dapat mengalahkan raksasa jahat yang ingin memakannya.
7.    Memberi tanggapan atau umpan balik
Diskusi kelompok dan komunikasi guru
Kelas membahas jawaban
8.    Peforma / Respon
Materi cetak
Anak anak diberi beberapa bacaan pendek yang mengandung gagasan pokok dan mereka merumuskan kalimat yang menyatakan keseluruhan cerita.
9.    Memberikan penguatan

Anak diberikan penguatan saat mereka berani untuk mngutarakan apa yang mereka pikirkan dan juga pada saat mereka dapat menjawab pertanyaan maupun masalah yang mereka temui dalam pembelajaran.























BAB III
PENUTUP

A.     Simpulan
Prinsip belajar Gagne berbeda dengan prinsip-prinsip dari teoritisi sebelumnya yang menemukan prinsip belajar melalui studi belajar laboratorium. Gagne lebih memusatkan perhatiannya pada kompleksitas belajar manusia yang memiliki keunikan yang membedakannya dengan spesies yang lain. Belajar menurut Gagne adalah seperangkat proses yang bersifat internal bagi setiap individu sebagai hasil dari transformasi rangsangan yang berasal dari peristiwa eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan. Bertolak dari define belajar tersebut, Gagne mengungkapkan bahwa dalam belajar terdapat komponen kondisi belajar internal dan eksternal yang mengalami interaksi akan menghasilkan suatu kapabilitas (kemampuan) sebagai hasil belajar. Ada lima kriteria hasil belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
Menurut asumsi Gagne, pembelajaran di kelas mencakup sifat dari pembelajaran dan proses yang disebut sebagai desain pembelajaran. Desain pembelajaran yang dimaksud adalah untuk menangani semua kejadian yang mungkin mempengaruhi belajar individual. Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu: Menarik perhatian (gaining attention), menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives), mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning), menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus), memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) : memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik, memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance), memberikan balikan (providing feedback), menilai hasil belajar (assessing performance) dan Memperkuat retensi dan transfer belajar.
Aplikasi pembelajaran Gagne bertitik tumpu pada variasi tau ragam belajar yang ditemukannya. Dalam aplikasi pmbelajarannya Gagne menguraikan beberapa hal, (a) isu kelas, dimana isu kelas ini  merukapan sebuah persiapan bagi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kesiapan mental dan juga pemberian motivasi dalam belajar; (b) mengembangkan strategi kelas, pengembangan strategi kelas ini mengulas tentang model perancangan system dan langkah-langkah dalam merangcang pembelajaran yang tentunya merupakan suatu hal yang harus dikuasai oleh seorang pendidik; (c) contoh kelas, contoh kelas merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa terbagi dalam Sembilan peristiwa pembelajaran yang ditemukan oleh Gagne; (d) ulasan teori, Pavlof, Skinner, dan Gestalt mengembangkan teorinya dalam laboratorium, namun Gagne menemukan ragam belajar manusia yang kemudian di aplikasikannya dalam teori pembelajaran.

B.     Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui tentang kondisi belajar Robert Gagne yang diulas secara luas melalui teori, prinsip, dan aplikasinya. Dalam menulis makalah ini, penulis mengharapkan adanya suatu saran dan kritik agar nantinya makalah ini dapat direvisi dan disempurnakan lagi. Semoga makalah ini dapat menjadi sebuah refrensi untuk memecahkan masalah-masalah yang ada yang khususnya berkaitan dengan kondisi belajar Robert Gagne.


















DAFTAR PUSTAKA
http://septianari.blogdetik.com/ (di akses Rabu,12 November 2014)
www.belajar-matematika.com  (di akses Rabu,12 November 2014)

No comments:

Translate