MAKALAH TEORI BELAJAR SKINNER
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang
mulai abad ke-19 sampai sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang
berkembang pesat dan memberi banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi
adalah teori belajar tingkah laku (behaviorisme). Teori ini pada awal mulanya dikembangkan oleh psikolog
Rusia Ivan Pavlov (tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal dengan istilah
pengkondisian klasik (classical conditioning) dan kemudian teori belajar
tingkah laku ini dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi yang lain, di
antaranya yaitu B.F Skinner.
Di awal abad ke-20 sampai sekarang ini teori belajar behaviorisme
mulai ditinggalkan dan banyak ahli psikologi yang baru lebih mengembangkan
teori belajar kognitif dengan asumsi dasar bahwa kognisi mempengaruhi perilaku.
Penekanan kognitif menjadi basis bagi pendekatan untuk pembelajaran. Walaupun
teori belajar tingkah laku mulai ditinggalkan di abad ini, namun
mengkolaborasikan teori ini dengan teori belajar kognitif dan teori belajar
lainnya sangat penting untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang cocok dan
efektif, karena pada dasarnya tidak ada satu pun teori belajar yang cocok untuk
menciptakan sebuah pendekatan pembelajaran yang tepat dan efektif.
Dengan adanya pemikiran-pemikiran seperti ini, maka
kami terdorong untuk menyusun sebuah makalah yang berjudul “Teori Belajar B.F.
Skinner (operant conditioning)”. Di mana teori ini merupakan
salah satu teori belajar tingkah laku (behaviorisme) yang telah dikembangkan oleh B.F.
Skinner.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1) Siapa B.F. Skinner?
2) Bagaimana sejarah munculnya teori
kondisioning operan B.F Skinner?
3) Bagaimana teori belajar B.F. Skinner?
4) Bagaimana implementasi teori belajar B.F.
Skinner dalam pembelajaran?
5) Apa kelebihan dan kekurangan teori belajar
B.F. Skinner?
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui biografi dari B.F.
Skinner.
2) Untuk memahami sejarah munculnya teori kondisioning operan B.F Skinner.
3) Mampu menjelaskan teori belajar B.F. Skinner.
4) Mampu mengimplementasikan teori belajar
B.F. Skinner dalam pembelajaran.
5) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
teori belajar B.F. Skinner.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi B.F. Skinner
B.F. Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di sebuah
kota kecil bernama Susquehanna, Pennsylvania. Ayahnya adalah seorang pengacara dan ibunya adalah seorang ibu
rumah tangga yang baik. Ia merefleksikan tahun-tahun awal kehidupannya sebagai
suatu masa dalam lingkungan yang stabil, di mana belajar sangat dihargai dan
disiplin sangat kuat. Skinner mendapat gelar BA-nya dalam sastra bahasa inggris pada tahun 1926
dari Presbyterian-founded Humilton College. Setelah wisuda, ia menekuni dunia
tulis menulis sebagai profesinya selama dua tahun.
Pada tahun 1928, ia melamar masuk program
pasca sarjana psikologi Universitas Harvard. Ia memperoleh MA pada tahun 1930 dan Ph.D pada
tahun 1931. Pada tahun 1945, dia menjadi kepala departemen psikologi
Universitas Indiana. Kemudian 3 tahun kemudian, tahun 1948, dia diundang untuk
datang lagi ke Universitas Harvard. Di Universitas tersebut dia menghabiskan
sisa karirnya. Skinner adalah seseorang yang aktif dalam berbagai kegiatan,
seperti melakukan berbagai penelitian, membimbing ratusan calon doktor, dan
menulis berbagai buku. Meski tidak sukses sebagai penulis buku fiksi dan puisi,
ia menjadi salah satu penulis psikologi terbaik. Salah satu karyanya yang
terkenal adalah Walden II.Pada tanggal 18 Agustus 1980, Skinner
meninggal dunia karena penyakit Leukemia.
B. Sejarah Munculnya Teori Kondisioning Operan B.F Skinner
Asas
pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu
keluarnya teori S-R. Waktu itu
model kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuatpada
pelaksanaan penelitian. Istilah-istilah seperti cues (pengisyratan), purposive
behavior (tingkah laku purposive) dan drive stimuli (stimulus
dorongan) dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk memunculkan
atau memicu suatu respon tertentu.
Skinner
tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana
stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut
Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap
untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan
begitu, banyak tingkah laku menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada
lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organisme dan dengan begitu
mengubah kemungkinan organisme itu merespon nanti.
Asas-asas
kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John
Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah
laku harus dijadikan fokus penelitian psikologi. Tidak seperti halnya
teoritikus-teoritikus S-R lainnya, Skinner menghindari kontradiksi yang
ditampilkan oleh model kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning
instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu paradigma yang mencakup kedua
jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi yang bertanggung
jawab atas munculnya respons atau tingkah laku operan.
C. Teori Belajar Skinner
Teori Skinner sering juga disebut dengan operant conditioning. Dinamakan teori Skinner karena penelitian
pada teori ini dilakukan oleh seorang ilmuan bernama lengkap Burhuss Frederic Skinner. Dia lahir pada tanggal 20 Maret 1904
di sebuah kota kecil bernama Susquehanna, Pennsylvania. Ayahnya adalah seorang
pengacara dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang baik. Ia
merefleksikan tahun-tahun awal kehidupannya sebagai suatu masa dalam lingkungan
yang stabil, dimana belajar sangat dihargai dan disiplin sangat kuat. Sebelum
membahas lebih mendalam mengenai Teori Skinner ini, terlebih dahulu akan
dibahas mengenai Teori Conditioning.
Mula-mula teori Conditioning ini
dipelopori oleh Ivan Pavlov (1927), kemudian dikembangkan oleh Watson (1970).
Percobaan yang dilakukan Pavlov terhadap anjingnya menggambarkan bahwa belajar
dilakukan dengan mengasosiasikan suatu ganjaran (reward) dengan rangsangan (stimulus)
yang mendahului ganjaran itu. Perangsang bersyarat dan perangsang tidak
bersyarat merupakan pengkondisian (conditioning)
di dalam proses pembentukan perilaku. Watson mengembangkan teori ini melalui
percobaan tentang gejala takut pada anak, dengan menggunakan tikus putih.
Menurut teori ini, belajar adalah suatu proses yang disebabkan oleh adanya
syarat tertentu yaitu berupa rangsangan. Pengkodisian (conditioning) dalam bentuk rangsangan dan pembiasaan mereaksi
terhadap perangsang tertentu menimbulkan proses belajar.
Seperti Pavlov dan Watson, Skinner juga memikirkan tingkah laku sebagai
hubungan antara perangsang dan respons, tetapi berbeda dengan kedua ilmuan
yaitu Pavlov dan Watson. Skinner kurang setuju dengan teori dari Pavlov.
Skinner menyatakan bahwa teori Pavlov hanya berlaku bagi interaksi antara
stimulus dan respons yang sederhana saja. Padahal manusia dalam menjalankan
fungsinya memerlukan prilaku yang kompleks yang mempersyaratkan terjadinya
interaksi stimulus dan respons yang kompleks pula. Dengan demikian, interaksi
stimulus-respons dalam diri seorang individu tidaklah sesederhana itu.
Menurut Skinner, kunci untuk memahami perilaku individu terletak pada
pemahaman terhadap hubungan antara stimulus satu dengan stimulus lainnya,
respons yang dimunculkan, dan juga berbagai konsekuensi yang diakibatkan oleh
respons tersebut. Skinner setuju dengan pendapat Watson yang mengatakan bahwa
belajar merupakan proses perubahan perilaku.
Ada enam asumsi dasar dari teori Operant
Conditioning ini, yaitu :
1)
Hasil belajar merupakan
perilaku yang dapat diamati
2)
Perubahan perilaku sebagai
hasil belajar secara fungsional berhubungan dengan perubahan situasi dalam
lingkungan atau suatu kondisi
3)
Hubungan antara perilaku dan
lingkungan dapat ditentukan hanya jika elemen-elemen perilaku dan kondisi
percobaan diukur secara fisik dan diamati perubahannya dalam situasi yang
terkontrol ketat
4)
Data yang dihasilkan oleh
percobaan-percobaan trhadap perilaku merupakan satu-satunya data yang dapat
dipergunakan untuk mengkaji alasan munculnya suatu perilaku.
5)
Sumber data yang paling tepat
adalah perilaku dari masing-masing individu.
6)
Dinamika interaksi antara
individu dengan lingkungannya bersifat relatif sama untuk semua jenis makhluk
hidup.
Skinner mengembangkan teori operant conditioning ini melalui percobaan terhadap burung dan
kotak yang dilengkapi pengungkit. Apabila pengungkit itu kena tekanan maka ia
dapat mengeluarkan makanan. Skinner membedakan adanya dua macam respons, yaitu
:
1)
Respondent response (reflexive
response), yaitu respons yang ditimbulkan oleh
prangsang-perangsang tertentu. Perangsang-perangsang yang demikian itu, yang
disebut eliciting stimuli,
menimbulkan respons-respons yang secara relatif tetap, misalnya makanan yang
menimbulkan keluarnya air liur. Pada umumnya perangsang-perangsang yang
demikian itu mendahului respons yang ditimbulkannya.
2)
Operant Response (instrumental
response), yaitu respons yang timbul dan
berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu. Perangsang yang
demikian itu disebut reinforcing stimuli
atau reinforceri, karena
perangsang-perangsang tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh
organisme. Jadi, perangsang yang demikian itu mengikuti (dan karenanya
memperkuat) sesuatu tingkah laku tertentu yang telah dilakukan. Jika seorang
anak belajar (telah melakukan perbuatan), lalu mendapat hadiah, maka dia akan
menjadi lebih giat belajar (responsnya menjadi lebih intensif/kuat).
Dalam kenyataannya, respons jenis pertama itu (respondent response atau respondent
behavior) sangat terbatas adanya pada manusia dan karena adanya hubungan
yang pasti antara stimulus dan respons kemungkinan untuk memodifikasikannya
adalah kecil. Sebaliknya, operant
response atau instrumental behavior
merupakan bagian terbesar daripada tingkah laku manusia, dan kemungkinannya
untuk memodifikasi \boleh dikatakan tak terbatas. Fokus teori Skinner adalah
pada respons atau jenis tingkah laku yang kedua ini; soalnya ialah bagaimana
menimbulkan, mengembangkan dan memodifikasikan tingkah laku tersebut. Jika disederhanakan
prosedur pembentukan tingkah laku dalam operant
conditioning itu adalah sebagai berikut :
1)
Dilakukan identifikasi
mengenai hal apa yang merupakan reinforcer
(hadiah) bagi tingkah laku yang akan dibentuk itu.
2)
Dilakukan analisis untuk mengidentifikasi
komponen-komponen kecil yang membentuk tingkah laku yang dimaksud.
Komponen-komponen itu lalu disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada
terbentuknya tingkah laku yang dimaksud.
3)
Dengan mempergunakan secara urut
komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer (hadiah) untuk masing -masing
komponen itu.
4)
Melakukan pembentukan tingkah laku
dengan menggunakan urutan komponen-komponen yang telah tersusun itu. Kalau komponen pertama telah dilakukan maka hadiahnya diberikan; hal ini
akan mengakibatkan komponen itu makin cenderung untuk sering dilakukan. Kalau
ini sudah terbentuk, dilakukannya komponen kedua yang diberi hadiah (komponen
pertama tidak lagi memerlukan hadiah); demikian berulang-ulang, sampai komponen
kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan
selanjutnya, sampai seluruh tingkah laku yang diharapkan terbentuk.
Dalam kenyataan, prosedur penyederhanaan operant conditioning banyak variasi dan lebih kompleks.Komponen
proses belajar menurut Skinner terdiri dari stimulus yang diskriminatif (discriminative stimulus) dan penguatan
(positif, negatif, dan hukuman) untuk menghasilkan respons (perubahan tingkah
laku). Stimulus yang diskriminatif menurut Skinner merupakan stimulus yang
selalu hadir untuk pemunculan suatu respons. Kunci berwarna merah merupakan
stimulus yang diskriminatif dalam percobaan Skinner terhadap burung merpati.
Jika merpati mematuk kunci merah maka merpati akan memperoleh makanan. Setelah
beberapa kali pengulangan, jika kunci diganti warna maka merpati tidak akan
mematuk. Makanan dalam hal ini berfungsi sebagai faktor penguatan. Kemungkinan
pemunculan respons dapat dimaksimalkan dengan kehadiran stimulus yang diskriminatif.
Jika ada stimulus lain yang memiliki persamaaan dengan stimulus diskriminatif
maka respons dapat dimunculkan kembali
Skinner juga membuat eksperimen dalam laboratoriumnya dengan memasukkan
tikus kedalam kotak yang disebut Skinner
Box. Kotak ini sudah dilengkapi dengan berbagi perlengkapan yaitu
tombol, alat pemberi makan, penampung makanan, lampu yang diatur nyalanya dan
lantai yang dialiri oleh listrik. Karena dorongan lapar sang tikus (hunger drive), si tikus berusaha keluar
untuk mencari makanan.
Selama tikus itu bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box, tidak
sengaja tikus itu menekan tombol sehingga makanan keluar. Secara terjadwal,
diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang di tunjukkan
oleh tikus tersebut, sehingga proses ini disebut shapping. Tujuan dari
eksperimen ini sendiri adalah bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah
penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus
respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Selain itu menghasilkan
hukum-hukum dari teori belajar yaitu:
1)
Law of operant conditioning, yaitu jika
timbulnya perilaku yang diiringi dengan stimulus penguat, maka perilaku itu
menguat.
2)
Law of operant of extinction, yaitu jika
timbulnya operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak
diiringi stimulus penguat , maka perilaku itu akan menurun.(John W. satrock,
2007).
Jika dalam teori Thorndike dikenal konsep reward, maka dalam teori Skinner menganggap reinforcement merupakan faktor penting dalam belajar. Reinforcement
(penguatan) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu
perilaku akan terjadi. Dan Punishment (hukuman) adalah
konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Penguatan
boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Secara umum reinforcement (penguatan) dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu:
a.
Dari Segi Jenisnya, reinforcement dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:
·
Reinforcemen primer yaitu reinforcemen yang berupa kebutuhan dasar manusia seperti; makanan,
air, keamanan, dan kehangatan.
·
Reinforcemen sekunder yaitu reinforcemen yang diasosiasikan dengan reinforcemen primer, seperti;
uang mungkin tidak mempunyai nilai bagi anak kecil sampai ia belajar bahwa uang
itu dapat digunakan untuk membeli kue kesukaannya.
b. Dari Segi Bentuknya, reinforcement
dibagi menjadi dua, yaitu:
·
Penguatan Positifadalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat
karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk
penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll) dan berupa
perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan,
mengacungkan jempol, atau penghargaan).
·
Penguatan Negatifadalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat
karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak
menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak
memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak
senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa, dll).
c. Waktu pemberian reinforcemen, ada empat macam pemberian jadwal
reinforcemen, yaitu:
·
Fixed Rtio (FR) adalah salah satu skedul pemberian reinforcemen ketika reinforcemen
diberikan setelah sejumlah tingkah laku. Misalnya, seorang guru mengatakan
“kalau kalian dapat menyelesaikan sepuluh soal matematika dengan cepat dan
benar, maka kalian boleh pulang dahulu”.
·
Variabel-Ratio (VR) adalah sejumlah prilaku yang dibutuhkan untuk berbgai macam reinforcemen,
dari reinforcemen satu ke reinforcemen yang lain.
·
Fixed Interval (FI), yang diberikan ketika seorang menunjukkan prilaku yang diinginkan pada
waktu tertentu.
·
Variabel Interval (VI) yaitu reinforcemen yang diberikan tergantung pada waktu dan sebuah
respons. Tetapi antara waktu dan reinforcemen bermacam-macam.
Satu cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif
dan penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang
ditambahkan atau diperoleh. Dan rangsangannya makin memperkuat atau mendorong
suatu tindak balas. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di
hilangkan serta menghindari suatu tindak balas tertentu yang tidak memuaskan.
Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar istilah ini
tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas terjadinya
suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.
Skiner menekankan bahwa hukuman dapat menghasilkan tiga dampak yang tidak diharapkan,
yaitu hukuman hanya bersifat sementara dalam menghilangkan respons yang tak
diinginkan, hukuman dapat mengakibatkan timbulnya perasaanyang tidak
mengenakkan, sepert malu, rasa bersalah, dll, dan hukuman dapat meningkatkan
pemunculan perilaku yang dianggap mengurangi hadirnya stimulus yang tidak
menyenangkan. Secara umum, hukuman tidak menghasilkan perilaku yang positif.
Oleh karena itu, Skinner lebih menganjurkan penggunaan penguatan daripada
hukuman jika ingin memperoleh respons yang benar.
Berikut ini disajikan contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan
hukuman. Contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman( John W.
Satrock, 2007).
Penguatan
positif
|
||
Perilaku
Murid mengajukan pertanyaan
yang bagus
|
Konsekuensi
Guru menguji murid
|
Prilaku kedepan
Murid mengajukan lebih
banyak pertanyaan
|
Penguatan
negatif
|
||
Perilaku
Murid menyerahkan PR tepat
waktu
|
Konsekuensi
Guru berhenti menegur murid
|
Prilaku kedepan
Murid makin sering
menyerahkan PR tepat waktu
|
Hukuman
|
||
Perilaku
Murid menyela guru
|
Konsekuensi
Guru mengajar murid langsung
|
Prilaku kedepan
Murid berhenti menyela guru
|
Penguatan bisa berbentuk
postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu, konsekuensi meningkatkan prilaku.
Dalam hukuman, perilakunya berkurang.
|
Teori Skinner tidak hanya
mencakup penjelasan terhadap proses belajar sederhana, namun juga proses
belajar yang kompleks, yang dikenal dengan nama shaping (pembentukan). Proses shaping
yang dilakukan secara bertahap akan menghasilkan penguasaan terhadap perilaku
yang kompleks melalui perancangan (manipulasi) stimulus yang diskriminatif dan
penguatan. Menurut Skinner, proses shaping
dapat menghasilkan perilaku yang kompleks yang tidak memiliki kemungkinan untuk
diperoleh secara alamiah atau dengan sendirinya. Shaping yang berkelanjutan yang dilakukan untuk memperoleh perilaku
kompleks, disebut dengan program oleh
Skinner. Dari serangkaian percobaan yang dilakukan oleh Skinner dapat
disimpulkan bahwa :
a) Setiap langkah dalam proses belajar perlu dibuat pendek-pendek, berdasarkan
tingkah laku yang pernah dipelajari sebelumnya.
b) Untuk setiap langkah yang pendek tersebut disediakan penguatan yang
dikontrol dengan hati-hati.
c) Penguatan harus diberikan sesegera mungkin setelah respons yang benar
dimunculkan.
d) Stimulus diskriminatif perlu dirancang sedemikian rupa agar dapat diperoleh
perampatan stimulus dan peningkatan keberhasilan belajar.
Dasar teori Skinner dan perkembangan teorinya selanjutnya menjadikan
Skinner seorang penganut aliran perilaku yang mempunyai nama dan pengaruh yang
sangat besar terhadap perkembangan teori belajar dalam aliran perilaku. Teori Operant Conditioning dari Skinner
percaya bahwa setiap individu harus diidentifikasi karakteristik maupun
perilaku awalnya untuk suatu proses shaping.
Skinner menyatakan, bahwa perilaku dapat dibentuk (dan juga dihilangkan)
sehingga (hampir) semua orang yang memperoleh latihan yang layak akan dapat
memiliki perilaku tertentu yang diinginkan. Juga pengkondisian suatu respons
sangat tergantung kepada penguatan yang dilakukan berulang-ulang secara
berkesinambungan. Skinner juga mengemukakan bahwa manusia dapat diajar untuk berpikir atau menjadi kreatif melalui metode pemecahan masalah yang melibatkan
proses identifikasi masalah secara tepat (labeling),
dan proses mengaktifkan strategi (rule
and or sequence) untuk memanipulasi variabel dalam masalah tersebut
sehingga diperoleh pemecahan masalahnya.
D.
Implementasi Teori Belajar B.F. Skinner dalam Pembelajaran
Penggunaan teori Skinner ini diimplementasikan dalam proses pembelajaran
dikelas sebagai berikut :
1) Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
2) Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah
dibetulkan dan jika benar diperkuat.
3) Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
4) Materi pelajaran digunakan sistem modul.
5) Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
6) Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
7) Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
8) Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari
pelanggaran agar tidak menghukum.
9) Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
10) Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)
11) Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai
tujuan.
12) Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
13) Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
14) Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
15) Melaksanakan mastery learning
yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena
tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu
yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi kompleks.
E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar B.F.
Skinner
a. Kelebihan Teori Skinner
Kelebihan
dari Teori Skinner ini adalah pada teori ini, seorang pendidik diarahkan untuk
menghargai setiap anak didiknya. Hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya
sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik
sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
b. Kekurangan / Kelemahan Teori Skinner
Adapun
beberapa kekurangan/kelemahan dari teori Skinner ini berdasarkan analisa
teknologi (Margaret E. B. G. 1994) adalah bahwa:
1)
Teknologi untuk situasi yang
kompleks tidak bisa lengkap, analisa yang berhasil bergantung pada keterampilan
teknologis,
2)
Keseringan respon sukar
diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran peluang kejadian.
Tanpa adanya sistem hukuman
akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang
sebuah kedisiplinan. Hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan
belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery
learning, tugas guru akan menjadi semakin berat. Beberapa Kekeliruan dalam
penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk
mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan
sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri
kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun
fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk
pada siswa. Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi
didalam situasi pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang
mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi
penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu kelas
terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa:
misalnya penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari
atau olahraga.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
B.F. Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di sebuah kota kecil bernama
Susquehanna, Pennsylvania. Pada tanggal 18 Agustus 1980, Skinner
meninggal dunia karena penyakit Leukemia.
·
Asas pengkondisian operan B.F
Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya teori S-R.
·
Dari serangkaian percobaan
yang dilakukan oleh Skinner dapat disimpulkan bahwa :
a. Setiap langkah dalam proses belajar perlu dibuat pendek-pendek, berdasarkan
tingkah laku yang pernah dipelajari sebelumnya.
b. Untuk setiap langkah yang pendek tersebut disediakan penguatan yang
dikontrol dengan hati-hati.
c. Penguatan harus diberikan sesegera mungkin setelah respons yang benar
dimunculkan.
d. Stimulus diskriminatif perlu dirancang sedemikian rupa agar dapat diperoleh
perampatan stimulus dan peningkatan keberhasilan belajar.
·
Implementasi teori belajar
B.F. Skinner dalam pembelajaran antara lain bahan yang dipelajari dianalisis
sampai pada unit-unit secara organis, hasil berlajar harus segera diberitahukan
kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diperkuat, proses belajar
harus mengikuti irama dari yang belajar, materi pelajaran digunakan sistem
modul, tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic, dalam proses
pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, dalam proses pembelajaran
tidak dikenakan hukuman, dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan
untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum, tingkah laku yang diinginkan
pendidik diberi hadiah, hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu), tingkah
laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai
tujuan, dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping, mementingkan kebutuhan
yang akan menimbulkan tingkah laku operan, dalam belajar mengajar menggunakan
teaching machine dan melaksanakan mastery
learning.
·
Kelebihan
Teori Skinner
Kelebihan
dari Teori Skinner ini adalah pada teori ini, seorang pendidik diarahkan untuk
menghargai setiap anak didiknya
·
Kekurangan
/ Kelemahan Teori Skinner
Adapun
beberapa kekurangan/kelemahan dari teori Skinner ini berdasarkan analisa
teknologi (Margaret E. B. G. 1994) adalah bahwa teknologi untuk situasi yang
kompleks tidak bisa lengkap, analisa yang berhasil bergantung pada keterampilan
teknologis, keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai
ukuran peluang kejadian dan tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan
dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan.
B.
Saran
Makalah ini disusun dengan tujuan
untuk menambah wawasan dan membantu memudahkan kita dalam mengikuti mata kuliah
Teori Belajar Matematika. Kami sebagai penyusun memberi saran dan harapan yang
besar kepada pembaca yang budiman untuk mempergunakan makalah ini sebaik
mungkin. Selain itu kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
terdapat banyak kekurangan, maka dari itu kami bersedia menerima tiap kritikan
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.
Semoga dengan diterbitkannya makalah
ini wawasan kita mengenai mata kuliah Teori Belajar Matematika bisa bertambah
luas dan dapat kita implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kami
mengucapkan terimakasih dan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada
pembaca dan semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
B.F. Skinner
- Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
No comments:
Post a Comment