- ILMU
Kata ilmu berasal dari kata
kerja ‘alima, yang berarti memperoleh hakikat ilmu, mengetahui, dan
yakin. Ilmu, yang dalam bentuk jamaknya adalah ‘ulum, artinya ialah
memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu berarti keyakinan dan
pengetahuan. Jadi ilmu merupakan aspek teoritis dari pengetahuan.
Dengan pengetahuan inilah manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika
manusia mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu tersebut menjadi
sia-sia.
Berbeda dengan pengetahuan,
ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan
mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai
ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh
paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu
- Ilmu Sebagai Upaya Pendekatan yang Koheren dengan Kebenaran
Bahwa ilmu akan mengangkat
derajat manusia pada tingkat yang lebih tinggi, sudah menjadi suatu
kenyataan yang koheren, karena seorang yang berilmu secara bersamaan
akan berada pada kedekatannya kepada kebenaran. Ilmu menjadi alat
manusia dalam upaya-upaya kebenaran, meski dalam penafsiran ilmu
dengan alam pikiran dan pengalaman manusia masih memiliki ruang
kenisbiaan, karena manusia yang dalam keterbatasannya sebagai objek
Tuhan. Enstein meletakkan teori relativitas, bahwa setiap manusia
memiliki pandangan yang subjetif dengan objek yang dipandangnya.
Dalam hal ini ilmu memiliki ruang relativitas, karena subjek
(manusia) yang jamak serta upaya pendekatannya yang berbeda-beda.
Kebenaran yang tunggal,
dengan kerelativitasan ilmu, membawa manusia pada perbedaan dan
seakan inheren dengan kebenaran ilmu yang relatif tersebut. Jika
dalam Hegel, bahwa thesis akan berujung pada thesis baru dari
pertentangan thesis dan anti-thesis, ujung yang seakan tidak akan
bertemu pada satu titik yang berlawanan pada thesis yang telah
mampan. Seakan menggambarkan kerelativan ilmu sebagai pendekatan atas
kebenaran.
Kebenaran adalah sumber
nilai, ia menjadi fondasi untuk peradaban, maka ilmu disini bersifat
implikatif. Ilmu adalah pengembangan nilai, karena nilai bersifat
tetap, maka implikasi bersifat untuk mencari jawaban atas pertanyaan
yang mengalami perkembangan sesuai dengan arus yang selalu mengalami
perubahan. Upaya pendekatan pada nilai, juga menjadi upaya pendekatan
pada implikasi. Maka dari itu ilmu tidak bersifat inheren, ilmu
koheren dengan kebenaran karena sumber kebenaran adalah penopang
peradaban.
No comments:
Post a Comment