30 Mar 2015

ILMU DALAM PERSPEKTIF ISLAM

ILMU DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Ilmu dari sudut bahasa berasal dari perkataan Arab "Alima" yang bererti mengetahui atau perbuatan yang bertujuan untuk mengetahui tentang sesuatu dengan sebenarnya. Selama ini dan bahkan sampai saat ini masih cukup banyak diantara kita yang memandang ilmu it secara dikotomis, yakni ada ilmu agama tersendiri dan ilmu umum secara tersendiri pula.  Keduanya seakan berdisi sendiri-sendiri, tanpa ada kaitan sama sekali.  Akibatnya kedua ilmu ini semakin jauh dan tidak pernah berinteraksi secara harmonis, sehingga apabila ada orang yang ahli dalam suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu, belum pasti dia itu mengetahui tentang posisi ilmu agama dalam ilmu tersebut, dan demikian juga sebaliknya.
          Padahal kita yakin bahwa ilmu pengetahuan itu datangnya dari Tuhan, dan Islam pun juga dari Tuhan, karena itu secara teori sesungguhnya kedua ilmu itu merupakan entitas yang satu yang seharusnya tidak boleh dipisahkan.  Akibat dari pemisahan tersebut, saat ini cukup banyak orang yang hanya berkutat dengan keilmuan tertentu saja, tanpa mengaitkan sama sekali ilmu tersebut dengan Islam.  Sementara dilain pihak ada juga orang yang hanya menekuni ilmu agama saja tenpa mau tahu tentang keitannya dengan ilmu pengetahuan lain.  Dan inilah saat ini yang terjadi di masyarakat kita, dan ini sesungguhnya harus dianggap kecelakaan sejarah yang kedepan tidak boleh lagi terjadi.
          Kita semua yakin dan sangat percaya bahwa Islam itu meliputi segala hal, dan Tuhan tidak mungkin membedakan, apalagi memisahkan antara Islam dan segala keilmuan yang ada di dunia ini.  Kalau kita mau mengkaji dan menggali akar keilmuan bagi segala ilmu pengetahua yang ada, tentu kita akan mendapatkannya di dalam al-Quran .  Hanya saja kecenderungan umat kita saat ini justru menjauh dari ruh al-Quran, karena memang  para intelektual Islam yang ada saat ini kurang sekali mengkaitkan antara pembahasan suatu keilmuan tertentu dengan al-Quran.  Tulisan dan buku yang mereka hasilkan juga masih belum mengarah kepengintegrasian antara keduanya.  Sedangkan para ulama sendiri juga seolah enggan untuk berusaha mengerti dan mengetahui keilmuan lain selain Islam, meskipun ilmu tersebut sangat dibutuhkan oleh umat.
          Akibat dari ini semua para ahli dalam berbagai bidang keilmuan,  kadang-kadang tidak tahu sama sekali tentang kaitan ilmu yang dikuasai tersebut dengan Islam.  Ia bahkan menganggap bahwa ilmu yang dia geluti selama ini hanylah sebuah ilmu keduniaan, dan tidak terkait dengan ilmu keislaman, padahal ia itu seorang  ilmuwan muslim.  Alangkah naif dan ruginya kita, kalau hal ini terus-menerus kita biarkan berjalan dan tidak ada upaya sedikitpun dari kita untuk mengubahnya.
Islam, dalam hal ini al-Quran telah mampu memberikan inspirasi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dalam segala bidang, tetapi kenapa saat ini al-Quran tidak diikut sertakan dalam setiap pembahasan keilmuan yang bersifat duniawi.  Bukankah al-Quran itu suatu kitab yang memang diperuntukkan bagi kita dalam rangka mengelola dunia ini?.  Tuhan tidak bermaksud menjadikan  kalamNya tersebut hanya untuk beribadah mahdlah yang hanya berimplikasi terhadap kehidupan akhirat saja, melainkan Tuhan pasti bermaksud menjadikan al-Quran itu sebagai pedoman semua umat dalam rangka kehidupannya di dunia dan sekaligus dalam rangka mempersiapkan kehidupannya di akhirat.
          Karena itulah Tuhan selalu mengkaitkan kehidupan akhirat dengan kehidupan di dunia.  Pada saat ini memang kita sedang hidup di alam dunia dengan tugas memakmurkan dunia ini dengan segala pernik-perniknya, tetapi Tuhan juga mengingatkan bahwa jangan sekali-kali kita melupakan kehidupan akhira yang kekal.  jadi dengan melihat dari ini semua kita dapat menyimpulkan bahwa Islam terutama melalui al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad SAW., tidak pernah sekalipun berusaha memisahkan antara kelimuan yang  bersifat duniawi dan bermanfaat untuk merajut kehidupan di duna, dengan keilmuan yang bersifat ukhrawi dan tentu akan bermanfaat di akhirat.
   Dengan kenyataan ini, sesungguhnya sudah tidak ada alasan lagi untuk terus mempertahankan dikotomi keilmuan yang selama ini kita lestarikan.  Kita harus segera mengembalikan kondisi ini kepada kondisi ideal, sesuai dengan pandangan al-Quran dan sunnah Nabi.  Kita tidak boleh lagi menjauhkan dan memisahkan keilmuan Islam dari kehidupan dunia yang kita geluti sehari-hari.  Apapun ilmu yang kita kembangkan, termasuk keilmuan yang selama ini dianggap murni keduniaan, harus kita warnai dengan keilmuan Islam.  Atau dengan kata lain bahwa Islam (al-Quran dan Sunnah) harus kita jadikan panglima dalam pengembangan segala bidang ilmu. Di dalam Islam ilmu terbahagi kepada dua iaitu ilmu Fardhu Ain dan ilmu Fardhu Kifayah. Ilmu Fardhu Ain ialah segala macam ilmu untuk mengenal ALLAH S.W.T., mengetahui sifat-sifat ALLAH S.W.T, mengetahui perkara ghaib, mengetahui cara beribadat, halal dan haram, mengetahui ilmu yang berkaitan dengan menjaga hati dan amalan hati, seperti sabar, ikhlas, hasad, ujub, takabur dan sebagainya. Berasaskan inilah para ulama’ menklasifikasikan ilmu kepada ilmu Tauhid, ilmu Feqah dan ilmu Tasawuf atau lebih kita kenali sebagai ilmu Syara’.
Ilmu Fardhu Kifayah pula ialah ilmu yang perlu diketahui untuk keperluan dan keselesaan hidup di dunia. Ilmu Fardhu Kifayah merupakan pelengkap kepada tahap keilmuan ummah selepas ilmu Fardhu Ain. Antara cabang ilmu yang dikategorikan sebagai ilmu Fardhu Kifayah adalah ilmu perubatan, kejuruteraan, perindusterian, matematik, ekonomi, politik dan lain-lain. Maksud Fardhu Kifayah ialah wajib ada dalam satu kumpulan umat Islam seorang individu muslim yang menuntut ilmu itu dan semua orang dalam kumpulan itu terlepas daripada dosa. Sebaliknya jika tidak ada seorang pun dalam kumpulan itu yang mengetahui ilmu ini, maka semua orang dalam kumpulan itu berdosa (Al-Ghazali, 1988).
Di antara ilmu-ilmu agama yang utama sekali pada nilaian ALLAH S.W.T. adalah ilmu agama yang telah diwahyukannya kepada Rasul-Nya. Sebabnya kerana ilmu agama ini diturunkan oleh ALLAH S.W.T. dengan dua tujuan:
Pertama: Kerana mengaturkan hubungan manusia sesame manusia dan mengatur hubungan manusia dengan ALLAH S.W.T.. Dengan ilmu agama ini ALLAH S.W.T. mengajar mereka adab peraturan yang jika diamalkan oleh seseorang akan hiduplah ia dengan saudara-saudaranya - manusia yang lain – dalam keadaan kasih mesra dan bersih suci dari perasaan hasad dengki.
Kedua : Dengan ilmu agama inijuga ALLAH S.W.T. mengajar mereka adab peraturan yang jika diamalkan oleh seseorang dalam hubungannya dengan Tuhan akan berjayalah ia mencapai keredhaan-Nya, iaitu dengan menjadikan dia berkehidupan bahagia di dunia dan mendapat balasan yang sebaik-baiknya di akhirat kelak.

No comments:

Translate