MAKALAH
TEORI
BILANGAN
“Induksi Matematika”
OLEH:
KELAS:III/E
KELOMPOK 4
Rosdianti 10536 4627 13
Waode Fitria 10536 4637 13
Dian Sriwahyuni 10536 4642 13
Ana Risliana 10536 4650 13
PENDIDIKAN
MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Banyak orang yang masih menganggap
bahwa matematika itu kurang menyenangkan dan susah untuk di pelajari, namun
jika kita berusaha dan memikirkan bahwa matematika itu menyenangkan, pasti kita
bisa mempelajari matematika itu. Bukankah di dunia ini atau persisnya di dalam
kehidupan kita ini semuanya menggunakan matematika ?
Untuk menumbuhkan rasa menyenangkan ketika
kita belajar matematika, yaitu gunakan
imajinasimu bahwa matematika itu menyenangkan, berikan rasa percaya diri di
dalam kepalamu bahwa matematika itu gampang, dan kalau perlu ketika kita
mengerjakan soal matematika kita harus berimajinasi seperti pemandu sorak yang
tidak sabar menunggu hasil pertandingan yang berakhir dengan kemenangan.(bersoraknya dalam hati)
Nah ! untuk itu kami akan membahas
tentang induksi matematika di mana Induksi matematika merupakan
suatu metode pembuktian deduktif dalam
matematika untuk menyatakan suatu pernyataan adalah benar untuk semua bilangan
asli. Meski namanya induksi. Induksi
matematika atau disebut juga induksi lengkap sering dipergunakan untuk
pernyataan-pernyataan yang menyangkut bilangan-bilangan asli.
Bukan
hanya itu induksi matematika pun mempunyai prinsip tersendiri untuk memecahkan
suatu permasalahan dan menyelesaikannya yaitu prinsip terurut rapi (well-ordering
principle) dari bilangan asli. Seperti kita ketahui, himpunan bilangan asli
adalah himpunan yang memiliki anggota 1, 2, 3, … yang dapat dituliskan sebagai
berikut:
Induksi
matematika ditemukan pertama kali oleh seorang metematikawan asal prancis yang
bernama Blaise Pascal (1623-1662). Induksi matematika merupakan teknik yang
dikembangkan untuk membuktikan pernyataan dan merupakan pembuktian deduktif,
meski namanya induksi. Induksi matematika atau disebut juga induksi lengkap sering
dipergunakan untuk pernyataan-pernyataan yang menyangkut bilangan-bilangan
asli. Pengertian lain yaitu suatu cara standar dalam membuktikan bahwa sebuah
pernyataan tertentu berlaku untuk setiap bilangan asli. Pembuktian cara induksi
matematika ingin membuktikan bahwa teori atau sifat itu benar untuk semua bilangan
asli atau semua bilangan dalam himpunan bagiannya.
Induksi
matematis adalah suatu teknik pembuktian penting dan dapat digunakan untuk
membuktikan pernyataan benar. Dalam bagian ini kita akan menggambarkan
bagaimana induksi matematis dapat digunakan dan mengapa induksi matematis merupakan
suatu teknik pembuktian valid. Dengan mencatat bahwa induksi matematis hanya
dapat digunakan untuk membuktikan hasil yang diperoleh suatu cara lain. Ini
bukan merupakan alat untuk menemukan formula atau teorema.
B. Rumusan
masalah
1. Bagaimana pengertian dari induksi
matematika ?
2. Bagaimana Prinsip
Induksi Matematika ?
3.
Bagaimana
Hubungan Prinsip Induksi Matematika ?
4. Bagaimana Contoh Soal Penggunaan Induksi Matematika?
C. Tujuan
1.
Mengetahui induksi Matematika.
2.
Mengetahui Prinsip
Induksi Matematika.
3.
Mengetahui Hubungan Prinsip Induksi Matematika
4.
Mengetahui Contoh Soal Penggunaan
Induksi Matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
INDUKSI MATEMATIKA
A.
Definisi:
Induksi matematika merupakan suatu metode pembuktian deduktif dalam
matematika untuk menyatakan suatu pernyataan adalah benar untuk semua bilangan
asli. Meski namanya induksi. Induksi
matematika atau disebut juga induksi lengkap sering dipergunakan untuk
pernyataan-pernyataan yang menyangkut bilangan-bilangan asli.
Pembuktian cara induksi matematika
ingin membuktikan bahwa teori atau sifat itu benar untuk semua bilangan asli atau semua bilangan dalam
himpunan bagiannya. Caranya ialah dengan menunjukkan bahwa sifat itu benar
untuk n = 1 (atau S(1) adalah benar), kemudian ditunjukkan bahwa bila sifat itu
benar untuk n = k (bila S(k) benar) menyebabkan sifat itu benar untuk n = k + 1
(atau S(k + 1) benar).
Untuk
membuktikan apakah pernyataan ini bernilai benar atau tidak untuk semua
bilangan asli, ada dua langkah yang dilakukan, yaitu:
- Jika benar, dan
- Jika benar yang mengakibatkan juga benar,
Maka
bernilai benar untuk setiap
bilangan asli n.
Misalkan akan dibuktikan suatu pernyataan bahwa jumlah
n bilangan asli pertama, yaitu 1+2+:::+n, adalah sama dengan .Untuk
membuktikan bahwa pernyataan itu berlaku untuk setiap bilangan asli, langkah-
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Cara Biasa / Basis
Menunjukkan bahwa pernyataan tersebut
benar untuk n = 1. Jelas sekali bahwa jumlah 1 bilangan asli pertama
adalah = 1. Jadi pernyataan tersebut adalah benar untuk n = 1. Untuk n =1,
Ruas kiri = 1 Sedangkan Ruas kanan = 1
Kerena ruas kiri = ruas kanan, maka persamaan benar untuk n=1.
2.
Menunjukkan bahwa jika
pernyataan tersebut benar untuk n = k, maka pernyataan tersebut juga
benar untuk n = k+1.
Dengan induksi matematika dapat disimpulkan
bahwa pernyataan tersebut berlaku untuk setiap bilangan asli n
B. Prinsip
Induksi Matematika
Defenisi lain dari Induksi
matematika (mathematical induction) adalah metode pembuktian yang sering
digunakan untuk menentukan kebenaran dari suatu pernyataan yang diberikan dalam
bentuk bilangan asli. Akan tetapi sebelum membahas mengenai induksi matematika,
kita akan membahas suatu prinsip yang digunakan untuk membuktikan induksi
matematika, yaitu prinsip terurut rapi (well-ordering principle) dari
bilangan asli. Seperti kita ketahui, himpunan bilangan asli adalah himpunan
yang memiliki anggota 1, 2, 3, … yang dapat dituliskan sebagai berikut.
Setelah mengingat mengenai himpunan
bilangan asli, sekarang perhatikan prinsip terurut rapi dari bilangan asli
berikut.
1.
Prinsip
Terurut Rapi Bilangan Asli
Setiap himpunan bagian yang tidak
kosong dari N memiliki anggota terkecil. Secara lebih formal, prinsip tersebut
menyatakan bahwa untuk setiap himpunan tidak kosong V yang merupakan himpunan bagian dari N,
maka ada v0 anggota V sedemikian sehingga v0
≤ v untuk setiap v anggota V.
Berdasarkan prinsip terurut rapi di
atas, kita akan menurunkan prinsip induksi matematika yang dinyatakan dalam
bentuk himpunan bagian N. Adapun Prinsip
Induksi Matematika: Misalkan
S adalah himpunan bagian N yang memiliki 2 sifat:
1. S memiliki anggota bilangan 1; dan
2.
Untuk
setiap k anggota N, jika k anggota S, maka k + 1 anggota S.
Maka diperoleh S = N.
Maka diperoleh S = N.
Sebelum membuktikan prinsip induksi
matematika di atas secara formal, kita akan mencoba memahaminya dengan
menggunakan efek domino seperti berikut.
Pada gambar :
1.
Gambar
(a) di atas kita melihat sebaris 4 domino pertama yang ditata rapi dengan jarak
antara masing-masing domino yang berdekatan kurang dari tinggi domino.
2.
Sehingga,
jika kita mendorong domino nomor k ke kanan, maka domino tersebut akan
merebahkan domino nomor (k + 1). Proses ini ditunjukkan oleh gambar (b).
Kita tentu akan berpikir bahwa apabila proses ini berlanjut, maka domino nomor
(k + 1) tersebut juga akan merebahkan domino di sebelah kanannya, yaitu
domino nomor (k + 2), dan seterusnya.
3.
Bagian
gambar (c) menggambarkan bahwa dorongan terhadap domino pertama merupakan
analogi dari bilangan 1 menjadi anggota himpunan S. Hal ini merupakan
langkah dasar dari proses efek domino. Selanjutnya, jika k anggota S
akan menyebabkan (k + 1) anggota S, akan memberikan langkah induktif
dan melanjutkan proses perebahan domino. Sehingga, pada akhirnya kita akan
melihat bahwa semua domino akan rebah. Atau dengan kata lain, domino yang
memiliki nomor urut semua bilangan asli akan rebah. Hal ini merupakan analogi
dari S = N.
Bagaimana
dengan bukti formal dari prinsip induksi matematika?
Bukti Andaikan S ≠ N. Maka
himpunan N – S bukan merupakan himpunan kosong, sehingga
berdasarkan prinsip terurut rapi, himpunan tersebut memiliki anggota terkecil m.
Karena 1 anggota S (berdasarkan hipotesis 1), maka m > 1. Tetapi hal
ini akan mengakibatkan bahwa m – 1 juga merupakan bilangan asli. Karena m
– 1 < m dan m adalah anggota terkecil dari N – S, maka m
– 1 anggota S.
Sekarang
kita akan menggunakan hipotesis 2 bahwa k = m – 1 merupakan
anggota S, maka k + 1 = (m
– 1) + 1 = m juga anggota S. Akan tetapi pernyataan ini akan kontradiksi
bahwa m bukan anggota S. Sehingga N – S adalah himpunan kosong atau
dengan kata lain N = S.
Selain
diformulasikan seperti di atas, Prinsip Induksi Matematika juga dapat
dinyatakan sebagai berikut. Untuk setiap n anggota N, misalkan P(n)
merupakan suatu pernyataan tentang n. Apabila:
1. P(1) benar.
2. Untuk setiap k anggota N,
jika P(k) benar, maka P(k + 1) benar.
Maka P(n) benar untuk
setiap n anggota N.
2. Prinsip Induksi Matematika (versi
kedua)
Misalkan n0 anggota N dan misalkan P(n) merupakan pernyataan untuk setiap bilangan asli n ≥ n0. Apabila:
(1) Pernyataan P(n0) benar;
(2) Untuk setiap k ≥ n0, jika P(k) benar mengakibatkan P(k + 1) benar.
Maka P(n) benar untuk semua n ≥ n0.
Misalkan n0 anggota N dan misalkan P(n) merupakan pernyataan untuk setiap bilangan asli n ≥ n0. Apabila:
(1) Pernyataan P(n0) benar;
(2) Untuk setiap k ≥ n0, jika P(k) benar mengakibatkan P(k + 1) benar.
Maka P(n) benar untuk semua n ≥ n0.
Berikut ini adalah contoh yang
menunjukkan bagaimana Induksi Matematika dapat digunakan untuk membuktikan
pernyataan tentang bilangan asli. Contohnya Pengubinan dengan Tromino.
Diberikan suatu papan catur 2n
× 2n (n > 0), dengan salah satu persegi di bagian
pojok dihilangkan, buktikan bahwa papan catur tersebut dapat ditutup sempurna
dengan tromino. (Tromino adalah gambar yang terdiri dari 3 persegi yang sisinya
saling bersinggungan, tetapi 3 persegi tersebut tidak dalam satu barisan yang
berjajar). Bukti Pernyataan tersebut benar untuk n = 1 karena
secara jelas papan catur 21 × 21 yang salah satu persegi
bagian pojok dihilangkan memiliki bentuk yang sama dengan tromino. Andaikan
pernyataan tersebut benar untuk k anggota N. Diberikan papan catur dengan ukuran 2k
+ 1 × 2k + 1 yang salah satu persegi di
bagian pojok dihilangkan. Bagilah papan catur tersebut menjadi 4 papan catur 2k
× 2k A, B, C, dan D, dengan satu di antaranya, yaitu A,
memiliki bagian yang salah satu persegi di pojok hilang. Tempatkan 1 tromino,
T, di tengah-tengah papan catur 2k + 1 × 2k
+ 1 sedemikian sehingga persegi-persegi tromino tersebut berada di bagian
B, C, dan D. Kemudian gunakan kasus n = k untuk menutup bagian A,
B – T, C – T, dan D – T dengan tromino. Proses tersebut akan menutup papan
catur 2k + 1 × 2k + 1
tepat sempurna dengan tromino-tromino. (Gambar di bawah ini mengilustrasikan
untuk kasus n = 3).
C. Hubungan
Prinsip Induksi Matematika
Hubungan prinsp induksi matematika tersebut
dengan sebelumnya adalah dengan memisalkan S = {n anggota N | P(n)
adalah benar}. Sehingga kondisi 1 dan 2 pada Prinsip Induksi Matematika di awal
secara berturut-turut berkorespondensi dengan kondisi 1 dan 2 pada Prinsip
Induksi Matematika terakhir. Selain itu, kesimpulan S = N juga
berkorespondensi dengan kesimpulan P(n) benar untuk setiap n
anggota N.
Asumsi bahwa “jika P(k)
benar” dinamakan hipotesis induksi. Untuk membangun hipostesis 2, kita
tidak perlu menghiraukan kebenaran dari P(k), tetapi yang perlu
kita hiraukan adalah validitas dari “jika P(k), maka P(k
+ 1)”. Misalkan, jika kita akan menguji pernyataan P(n): “n
= n + 5”, maka secara logis kondisi (2) adalah benar, dengan menambahkan
1 pada kedua sisi P(k) untuk mendapatkan P(k + 1).
Akan tetapi, karena pernyataan P(1): “1 = 6” adalah salah, kita tidak dapat menggunakan
Induksi Matematika untuk menyimpulkan bahwa n = n + 5 untuk
setiap n anggota N.
D.
Contoh Soal Penggunaan Induksi Matematika
Adapun beberapa contoh dalam penggunaan induksi
matematika berikut ini:
1.
Gunakan induksi
matematika untuk membuktikan bahwa 5n− 1 dapat dibagi 4 untuk setiap
n = 1, 2, ....
jawab:
Adapun
langkah-langkahnya yaitu:
1)
Akan ditunjukkan bahwa 5n
− 1 habis dibagi 4 untuk n = 1. Maka 51− 1 = 5− 1 = 4 habis dibagi
4.
2)
Asumsikan bahwa 5n−
1 habis dibagi 4 untuk n = k, juga untuk n = k + 1,
5n− 1 = (5)k+1− 1
= [5.5k]− 1
=[(1 + 4).5k]− 1
= [5k +4.5k]−1
= (5k− 1) + 4.5k
Karena n=k, maka jika k=1 akan
berlaku, n=k=1. Jadi,
(5k−
1) + 4.5k = (51-1)+4.51
= (5-1)+4.5
= 4+20 = 24
Jadi, 24 dibagi 4 akan bernilai 6
Berlaku pula n = k = 2. Jadi,
(5k− 1) + 4.5k = (52-1)+4.52
= (25-1)+4.25
= 24+100 =124
Jadi, 124 dibagi 4 akan bernilai 31
2. Buktikan
1+3+5+...+(2n-1)=
n2
Jawab:
1. Rumusnya benar untuk n=1 karena
1=12
2.
Asumsikan bahwa rumus tersebut benar untuk n=k ; yaitu kita misalkan bahwa 1+3+5 +...+(2k-1)=k2.
maka rumus tersebut benar untuk n=k+1 (Catatan
bahwa bilangan bulat positif ganjil ke-n adalah (2k – 1), karena bilangan bulat
ini diperoleh dengan menambahkan 2 suatu total dari k – 1 kali dengan 1.);
yaitu bahwa 1+3+5+...+(2k-1)+(2k+1)=(k+1)2
Dengan
menambahkan (2k+1) pada kedua ruas, Sehingga mengasumsikan
bahwa P(k) benar, ini mengikuti
1+3 + 5 +…+(2k – 1) + (2k + 1) = 1 + 3 +…+ (2k – 1) +
(2k + 1)
= k2
+ (2k + 1)
= k2 + 2k + 1
= (k + 1)2.
Ini menunjukkan bahwa P(n + 1) mengikuti
dari P(n). Catatan bahwa kita menggunakan
hipotesis induktif P(n) dalam kesamaan kedua dengan
menempatkan kembali jumlah dari n bilangan bulat positif
ganjil pertama dengan n2.
3.
Contoh
soal pada Jumlah n Bilangan Asli
Pertama. Buktikan untuk setiap n
anggota N, jumlah dari n bilangan asli pertama diberikan oleh
rumus,
Bukti Kita akan mencoba membuktikan
pernyataan di atas dengan Prinsip Induksi Matematika yang dibahas di awal.
Misalkan S adalah himpunan yang memuat n anggota N
sedemikian sehingga rumus di atas bernilai benar. Kita harus menguji apakah
kondisi (1) dan (2) pada Prinsip Induksi Matematika terpenuhi. Jika n =
1, maka
1 =
∙ 1 ∙ (1 + 1) sehingga 1 anggota S, dan
kondisi (1) terpenuhi. Selanjutnya, andaikan k anggota S maka
kita akan menunjukkan k + 1 juga akan menjadi anggota S. Jika k
angota S, maka:
Jika kita menambahkan k + 1
pada persamaan di atas, maka akan diperoleh
Karena persamaan di atas merupakan
pernyataan untuk n = k + 1, maka kita menyimpulkan bahwa k
+ 1 anggota S. Sehingga, kondisi (2) terpenuhi. Sebagai hasilnya,
menurut Prinsip Induksi Matematika kita memperoleh bahwa S = N,
atau dengan kata lain persamaan tersebut berlaku untuk semua bilangan asli.
4.
Karena P(1) benar dan
implikasi P(n) = P(n +1) benar untuk semua
bilangan bulat positif n, prinsip induksi
matematis menunjukkan
bahwa P(n) benar untuk semua bilangan
bulat positif n.
a. Buktikan bahwa untuk setiap bilangan
asli n berlaku:
f(n)
= (1 x 2) + (2 x 3) + (3 x 4) +
+ n (n + 1) =
n (n + 1)(n + 2).
Jawaban:
Langkah 1: f(n) => n (n + 1) =
n (n + 1)(n + 2). Jika f(1), maka
=>
1 (1+1) =
1 (1 + 1)(1 + 2)
=>1(2) =
n (2)(3)
=>
2 = 2
Maka pernyataan tersebut bernilai
benar untuk n = 1.
Langkah 2:
Misalkan pernyataan tersebut bernilai benar untuk n = k, yaitu:
f(k) = 1 x 2 + 2 x 3 + 3 x 4 +
+ k (k + 1) =
.
(persamaan 1)
Maka akan kita buktikan bahwa pernyataan
tersebut juga benar untuk n = k + 1, yaitu:
f(k + 1) =
1 x 2 + 2 x 3 + 3 x 4 +
+ k (k + 1) + (k + 1)(k + 2) =
(persamaan 2)
Dari
persamaan 1 tadi, kita tambahkan (k + 1)(k + 2) pada kedua ruas, yaitu:
1
x 2 + 2 x 3 + 3 x 4 +
+ k (k + 1) + (k + 1)(k + 2) = +(k + 1)(k + 2)
Persamaan
terakhir ini sama dengan persamaan 2 di atas. Dengan demikian, kita telah
membuktikan bahwa pernyataan tersebut bernilai benar untuk setiap bilangan asli
n, dengan menggunakan induksi matematika.
b. Buktikan bahwa jumlah n bilangan
ganjil pertama adalah n2. Persamaan yang perlu dibuktikan: S(n)=1+3+5+⋯+2n−1=n2
Jawab:
Langkah pembuktian pertama: untuk n =1,
benar bahwa S(1)=12=1
Langkah pembuktian kedua:
andaikan benar untuk n=k, yaitu
S(k)=1+3+5+⋯+2k−1=k2,
maka akan dibuktikan benar pula untuk n=k+1, yaitu
S(k+1)=1+3+5+⋯+2k−1+2(k+1)−1=(k+1)2
sekarang sederhanakan persamaan pada
sisi kiri dengan mengingat bahwa k2=1+3+5+...+2k−1 sesuai dengan pengandaian awal [1+3+5+⋯+2k−1]+2(k+1)−1=k2+2(k+1)−1
kemudian padankan bentuk sederhana
tadi dengan sebelah kanan
k2+2k+1=(k+1)2,
ingat bahwa (k+1)2=k2+2k+1
(k+1)2=(k+1)2
(terbukti benar)
Kesimpulan:
Jadi, S(n) benar untuk semua bilangan asli karena memenuhi kedua langkah pembuktian
Jadi, S(n) benar untuk semua bilangan asli karena memenuhi kedua langkah pembuktian
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Induksi matematika merupakan suatu metode pembuktian deduktif dalam
matematika untuk menyatakan suatu pernyataan adalah benar untuk semua bilangan
asli.
suatu prinsip yang digunakan untuk
membuktikan induksi matematika, yaitu prinsip terurut rapi (well-ordering
principle) dari bilangan asli. Seperti kita ketahui, himpunan bilangan asli
adalah himpunan yang memiliki anggota 1, 2, 3, … yang dapat dituliskan sebagai
berikut.
Induksi
matematis digunakan untuk membuktikan hasil tentang kompleksitas algoritma,
pembetulan tipe program komputer tertentu, teorema tentang graf dan pohon, dan
juga suatu range luas dari identitas dan pertidaksamaan.
Induksi
Matematika juga merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan
pernyataan tertentu berlaku untuk setiap bilangan asli. Selain itu Induksi
Matematika juga digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi secara
berulang sesuai dengan pola tertentu.
B.
Saran
Dalam
makalah ini penulis memiliki harapan agar pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun. Karena penulis sadar
dalam penulisan makalah ini terdapat begitu banyak kekurangan.
Selain itu,
penulis juga menyarankan setelah membaca makalah ini kita semua dapat mengatakan bahwa matematika
itu asyik. Setelah kita belajar tentang induksi Matematika kita akan lebih
tertantang lagi dan lebih bersemangat dalam belajar khususnya matematika. Namun seperti apa kata pepatah pasti tidak ada
gading yang tak retak apalagi mengenai sesuatu yang diciptakan manusia pastilah
tidak ada yang sempurna.
Demikian sedikit saran yang bisa saya sampaikan,
semoga bisa diterima dengan lapang dada dan kepala dingin. Saling menghargai
pendapat orang lain adalah ciri manusia yang beradab.
DAFTAR
PUSTAKA
Sukirman. 2006. Pengantar Teori
Bilangan.Hanggar Kreator : Yogyakarta
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pertanyaan
1.
(Klp 1: Sangkala ) Hubungan
induksi matematika tentang pembuktian deduktif dalam islam ?
2.
(Klp 2:Andi Rahmiyati) Mengapa dikatakan induksi
matematika jika pembuktiannya secara deduktif ?
3.
(Klp 3:Asbar Salim) Berikan Contoh Hubungan prinsip
induksi matematika ?
4.
(Klp 5: Nurfadillah) Penjelasan gambar tentang pengumbian
dengan trombino ?
5.
(Klp 6: Siti Fahmia) Penjelasan gambar tentang efek
domino ?
6.
(Klp 7: Erliani) Bagaiman pola yang digunakan bila itu menggunakan
bilangan ganjil dan bilangan genap
7.
(Klp 8: Asri) Penjelasan lebih lanjut dari prinsip
terurut rapi ?
Jawaban
1.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa pembuktian
secara deduktif adalah pembuktian dari umum ke khusus, yang dipakai dalam
induksi matematika yang merupakan suatu teknik yang sederhana, yang kuat dan
bagus untuk membuktikan berbagai pernyataan mengenai bilangan asli yaitu;
N=1,2,3.....,dst
Dalam hubungannya sendiri dengan
islam dengan pembuktian deduktif yaitu
kita bisa membuktikan ayat Allah (Qs Al-Fatihah:1)
6 6 4 3
Semuanya berjumlah 19
|
Memiliki 19 huruf hijaiyah dan
termasuk bilangan asli dan bilangan prima.
Dari bilangan 19 inilah yang diambil dari firman Allah bisa di kaji lagi
dan memiliki hubungan dalam kitab suci Qur’an ,mari kita buktikan dengan
pembuktian deduktif:
1.
Jumlah surah dalam Al-Qur’an = 114 surah, dan bilangan
prima yang ke 114 adalah 619
Perhatikan bahwa 6´19= 114
6´19= 114
|
2.
Al-Qur’an
terdiri atas 30 juz. Perhatikan bahwa bilangan 30 ini adalah bilangan komposit
yang ke-19 . perhatikan deret:
4,6,8,9,10,12,14,15,16,18,20,21,22,24,25,26,27,28,30 ke-19
3. Al-Qur’an terdiri
atas 114 surah = 6 ´ 19 = 6 ´ (10+9) = 60 + 54
60 surah dengan banyak ayat genap = 6 ´10
54 surah dengan banyak ayat ganjil = 6 ´9
2.
Karena dalam membuktikan suatu penyelesaiaan dengan induksi matematika
harus terlebih dahulu memahami dan menggunakan pembuktian secara deduktif,
karena pembuktian deduktif juga merupakan bagian dari induksi matematika.
mari kita simak sekali lagi apa
sebenarnya/pengertian dari induksi matematika itu: Induksi matematika merupakan suatu metode pembuktian deduktif dalam
matematika untuk menyatakan suatu pernyataan adalah benar untuk semua bilangan
asli. Meski namanya induksi. Induksi
matematika atau disebut juga induksi lengkap sering dipergunakan untuk
pernyataan-pernyataan yang menyangkut bilangan-bilangan asli.
Jadi, tidak ada
lagi yang boleh memisahkannya.
3. Kami mengambil
kembali contoh soal dalam makalah kami untuk menghubungkan prinsip dari induksi
matematika, seperti kita telah ketahui bersama bahwa prinsip induksi matematika
sebagai berikut: Untuk membuktikan apakah pernyataan ini bernilai benar atau
tidak untuk semua bilangan asli, ada dua langkah yang dilakukan, yaitu:
1.
Jika
benar, dan
2.
Jika
benar yang mengakibatkan
juga benar,
Maka
bernilai benar untuk
setiap bilangan asli n.
Jadi, Hubungan
prinsp induksi matematika tersebut dengan sebelumnya adalah dengan memisalkan S
= {n anggota N | P(n) adalah benar}. Sehingga
kondisi 1 dan 2 pada Prinsip Induksi Matematika di awal secara berturut-turut
berkorespondensi dengan kondisi 1 dan 2 pada Prinsip Induksi Matematika
terakhir. Selain itu, kesimpulan S = N juga berkorespondensi
dengan kesimpulan P(n) benar untuk setiap n anggota N.
Asumsi
bahwa “jika P(k) benar” dinamakan hipotesis induksi. Untuk
membangun hipostesis 2, kita tidak perlu menghiraukan kebenaran dari P(k),
tetapi yang perlu kita hiraukan adalah validitas dari “jika P(k),
maka P(k + 1)”. Misalkan, jika kita akan menguji pernyataan P(n):
“n = n + 5”, maka secara logis kondisi (2) adalah benar, dengan
menambahkan 1 pada kedua sisi P(k) untuk mendapatkan P(k
+ 1). Akan tetapi, karena pernyataan P(1): “1 = 6” adalah salah, kita
tidak dapat menggunakan Induksi Matematika untuk menyimpulkan bahwa n = n
+ 5 untuk setiap n anggota N.
Adapun contoh
soalnya yaitu:
Gunakan
induksi matematika untuk membuktikan bahwa 5n− 1 dapat dibagi 4
untuk setiap n = 1, 2, ....
jawab:
Adapun
langkah-langkahnya yaitu:
1)
Akan ditunjukkan bahwa 5n
− 1 habis dibagi 4 untuk n = 1. Maka 51− 1 = 5− 1 = 4 habis dibagi
4.
2)
Asumsikan bahwa 5n−
1 habis dibagi 4 untuk n = k, juga untuk n = k + 1,
5n− 1 = (5)k+1− 1
= [5.5k]− 1
=[(1 + 4).5k]− 1
= [5k +4.5k]−1
= (5k− 1) + 4.5k
Karena n=k, maka jika k=1 akan
berlaku, n=k=1. Jadi,
(5k−
1) + 4.5k = (51-1)+4.51
= (5-1)+4.5
= 4+20 = 24
Jadi, 24 dibagi 4 akan bernilai 6
Berlaku pula n = k = 2. Jadi,
(5k− 1) + 4.5k = (52-1)+4.52
= (25-1)+4.25
= 24+100 =124
Jadi, 124 dibagi 4 akan bernilai 31
4.
Perhatikan gambar dibawah ini !
Diberikan suatu papan catur 2n
× 2n (n > 0), dengan salah satu persegi di bagian
pojok dihilangkan, buktikan bahwa papan catur tersebut dapat ditutup sempurna
dengan tromino. (Tromino adalah gambar yang terdiri dari 3 persegi yang sisinya
saling bersinggungan, tetapi 3 persegi tersebut tidak dalam satu barisan yang
berjajar).
Bukti Pernyataan tersebut benar untuk n = 1
karena secara jelas papan catur 21 × 21 yang salah satu
persegi bagian pojok dihilangkan memiliki bentuk yang sama dengan tromino.
Andaikan pernyataan tersebut benar untuk k anggota N. Diberikan papan catur dengan ukuran 2k
+ 1 × 2k + 1 yang salah satu persegi di
bagian pojok dihilangkan. Bagilah papan catur tersebut menjadi 4 papan catur 2k
× 2k A, B, C, dan D, dengan satu di antaranya, yaitu A,
memiliki bagian yang salah satu persegi di pojok hilang. Tempatkan 1 tromino,
T, di tengah-tengah papan catur 2k + 1 × 2k
+ 1 sedemikian sehingga persegi-persegi tromino tersebut berada di bagian
B, C, dan D. Kemudian gunakan kasus n = k untuk menutup bagian A,
B – T, C – T, dan D – T dengan tromino. Proses tersebut akan menutup papan
catur 2k + 1 × 2k + 1
tepat sempurna dengan tromino-tromino. (Gambar di bawah ini mengilustrasikan
untuk kasus n = 3).
Dengan kata lain, pengujian dengantromino ini kita ingin
membuktukan bahwa apakah jika salah satu pojoknya dihilangkan 1 maka akan
menutupi semua trombino itu dengan n=3. Ternyata sudah terbukti.
5. Pada gambar :
1. Gambar (a) di atas kita melihat
sebaris 4 domino pertama yang ditata rapi dengan jarak antara masing-masing
domino yang berdekatan kurang dari tinggi domino.
2. Sehingga, jika kita mendorong domino
nomor k ke kanan, maka domino tersebut akan merebahkan domino nomor (k
+ 1). Proses ini ditunjukkan oleh gambar (b).
Kita tentu akan berpikir bahwa
apabila proses ini berlanjut, maka domino nomor (k + 1) tersebut juga
akan merebahkan domino di sebelah kanannya, yaitu domino nomor (k + 2),
dan seterusnya.
3. Bagian gambar (c) menggambarkan
bahwa dorongan terhadap domino pertama merupakan analogi dari bilangan 1
menjadi anggota himpunan S. Hal ini merupakan langkah dasar dari proses
efek domino. Selanjutnya, jika k anggota S akan menyebabkan (k
+ 1) anggota S, akan memberikan langkah induktif dan melanjutkan proses
perebahan domino. Sehingga, pada akhirnya kita akan melihat bahwa semua domino
akan rebah. Atau dengan kata lain, domino yang memiliki nomor urut semua
bilangan asli akan rebah. Hal ini merupakan analogi dari S = N.
Saya kira sudah jelas, pembuktian secara domino ingin
membuktikan bahwa prinsip induksi matematika itu berlaku untuk bilangan asli.
6.
Pola untuk bilangan ganjil Pola untuk
bilangan genap
7. Setiap himpunan bagian yang tidak
kosong dari N memiliki anggota terkecil. Secara lebih formal, prinsip tersebut
menyatakan bahwa untuk setiap himpunan tidak kosong V yang merupakan himpunan bagian dari N,
maka ada v0 anggota V sedemikian sehingga v0
≤ v untuk setiap v anggota V.
Berdasarkan prinsip terurut rapi di
atas, kita akan menurunkan prinsip induksi matematika yang dinyatakan dalam
bentuk himpunan bagian N. Adapun Prinsip
Induksi Matematika: Misalkan
S adalah himpunan bagian N yang memiliki 2 sifat:
1. S memiliki anggota bilangan 1; dan
2. Untuk setiap k anggota N, jika k anggota
S, maka k + 1 anggota S.
Maka diperoleh S = N.
Maka diperoleh S = N.
jika S memiliki anggota bilangan 1(S=1). Dan untuk setiap k anggota
N(N=k), jika k anggota S(S=k), maka k+1 anggota S (S=k+1). Maka diperoleh S=N
S = N
=>1+k = k+1 => Terbukti.
No comments:
Post a Comment