MAKALAH
Al-Islam Kemuhammadiyahan IV
“Tanggung Jawab
Ilmuwan Muslim dalam Berbangsa dan Bernegara”
Disusun Oleh Kelompok 12 :
1.
Nurfadillah (10536
4638 13)
2.
Wahyu Indah Lestari (10536 4623 13)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Puji dan syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, dan tidak lupa kita mengirim
salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan
kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam.
Dalam mata kuliah “Al-Islam
Kemuhammadiyahan” ini, kami mendapatkan tugas untuk membuat makalah yang berjudul “Tanggung Jawab Ilmuwan Muslim dalam Berbangsa dan Bernegara”.
Kami harap dengan membaca makalah ini
dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan
kita mengenai tanggung jawab ilmuwan dalam berbangsa dan bernegara, khususnya bagi penulis. Makalah ini
memang masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, 11 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................... i
Kata
Pengantar .................................................................................. ii
Daftar
Isi ............................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah 2
C.
Tujuan Penulisan 2
D.
Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ilmuwan 3
B.
Tanggung
Jawab Ilmuwan 4
C.
Tokoh
Ilmuwan Muslim 10
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
12
B.
Saran 12
Daftar Pustaka..................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT
berfirman dalam QS. Al- Mudattsir ayat 38 yang artinya :
“Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya”.
Dari kontek ayat
ini, kita mengetahui bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan segala
potensinya memiliki “tugas” untuk tunduk dan patuh terhadap hukum-hukum Allah
SWT dan suatu saat nanti pada saat yang ditentukan oleh Allah semua manusia
akan diminta pertanggung jawabannya sebagai bukti bahwa manusia sebagai
pengemban amanah Allah SWT.
Dalam melakukan
misinya, manusia diberi petunjuk bahwa dalam hidup ada dua jalan yaitu, jalan
baik dan jalan yang buruk. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Balad ayat 10 yang
artinya :
“ Kami telah menunjukkan kepadanya
dua jalan ( kebaikan dan keburukan)”
Proses menerima
petunjuk ini adalah bagaimana manusia mengembangkan kemampuan potensi akal (
ratio ) nya dalam memahami “alam” yang telah diciptakan dan disediakan oleh
Allah SWT sebagai saran dan sumber belajar, kemudian ketika “ilmu” sudah
dimiliki diharapkan manusia dapat berkarya (beramal) dengan ilmunya untuk terus
membina hubungan vertical dan horizontal.
Manusia yang mau
mengembangkan potensi akalnya dapat memanfaatkan pengetahuannya tersebut untuk
pencerahan dirinya dan memiliki tanggung jawab moral dan menyebarkan kepada
sesama, mereka biasa disebut ilmuwan, cendikiawan atau intelektual.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari
latar belakang di atas, penulis mengangkat masalah yaitu “Bagaimana tanggung
jawab berupa kedudukan dan kewajiban ilmuwan muslim dalam berbangsa dan
bernegara?”
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini yaitu sebagai tugas mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan IV untuk
mendeskripsikan tanggung jawab berupa kedudukan dan kewajiban ilmuwan muslim
dalam berbangsa dan bernegara.
D.
Manfaat Penulisan
Makalah
ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai tanggung jawab berupa
kedudukan dan kewajiban ilmuwan muslim dalam berbangsa dan bernegara.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ilmuwan
Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia hal. 325, Ilmuwan adalah :
Ø
orang yang ahli,
Ø
orang yang banyak pengetahuan mengetahui suatu
ilmu,
Ø
orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan
Ø
orang yang bekerja dan mendalami ilmu
pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sungguh.
Menurut
Webster Dictionary, Ilmuwan ( Sciantist ) adalah seorang yang terlibat dalam
kegiatan sistematis untuk memperoleh pengetahuan ( ilmu )
Ensiklopedia
Islam mengartikan ilmuwan sebagai orang yang ahli dan banyak pengetahuannya
dalam suatu atau beberapa bidang ilmu.
Ilmuwan
merupakan profesi, gelar atau capaian professional yang diberikan masyarakat
kepada seorang yang mengabdikan dirinya. Pada kegiatan penelitian ilmiah dalam
rangka mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang alam semesta,
termasuk fenomena fisika, matematis dan kehidupan social.
Istilah ilmuwan
dipakai untuk menyebut aktifitas seseorang untuk menggali permasalahan ilmuwan
secara menyeluruh dan mengeluarkan gagasan dalam bentuk ilmiah sebagai bukti
hasil kerja mereka kepada dunia dan juga untuk berbagi hasil penyelidikan
tersebut kepada masyarakat awam, karena mereka merasa bahwa tanggung jawab itu
ada dipundaknya.
Ilmuwan
memiliki beberapa ciri yang ditunjukkan oleh cara berfikir yang dianut serta
dalam perilaku seorang ilmuwan. Mereka memilih bidang keilmuan sebagai profesi.
Untuk
itu yang bersangkutan harus tunduk dibawah wibawa ilmu. Karena ilmu merupakan
alat yang paling mampu dalam mencari dan mengetahui kebenaran. Seorang ilmuwan
tampaknya tidak cukup hanya memiliki daya kritis tinggi atau pun pragmatis,
kejujuran, jiwa terbuka dan tekad besar dalam mencari atau menunjukkan
kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi lebih dari semua itu ialah penghayatan
terhadap etika serta moral ilmu dimana manusia dan kehidupan itu harus menjadi pilihan
juga sekaligus junjungan utama.
Banyak
yang mengartikan ilmuwan sama dengan intelektual, namun pada dasarnya berbeda.
Intelektual adalah pemikir-pemikir yang memiliki kemampuan penganalisaan
terhadap masalah tertentu.
B.
Tanggung
Jawab Ilmuwan
Tanggung jawab ilmuwan dalam pengembangan ilmu
sekurang-kurangnya berdimensi religious atau etis dan social. Pada intinya,
dimensi religious atau etis seorang ilmuwan hendaknya tidak melanggar kepatutan
yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika keilmuan yang
ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu mewajibkan ilmuwan
berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan kegagalannya, mengakui temuan
orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah disepakati dalam
dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan para sejawatnya atau
kajian pustaka yang sudah ada untuk mendapatkan konfirmasi, menjelaskan
hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-benarnya sehingga dapat
dimengerti orang lain sebagaimana ia juga memperoleh bahan-bahan dari orang
lain guna mendukung teori-teori yang dikembangkannya. Karena tanggung jawab
ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda,
apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu.
“ Ilmu Pengetahuan tanpa Agama lumpuh
Agama tanpa Ilmu Pengetahuan Buta “
DR.
Yususf Al-Qaradawi menjelaskan ada tujuh sisi tanggung jawab seorang ilmuwan
muslim, yaitu:
1. Bertanggung jawab dalam hal
memelihara dan menjaga ilmu, agar ilmu tetap ada (tidak hilang),
2.
Bertanggung jawab dalam hal
memperdalam dan meraih hakekatnya, agar ilmu itu menjadi meningkat,
3.
Bertanggung jawab dalam
mengamalkannya, agar ilmu itu berbuah,
4.
Bertanggung jawab dalam
mengajarkannya kepada orang yang mencarinya, agar ilmu itu menjadi bersih
(terbayar zakatnya),
5.
Bertanggung jawab dalam
menyebarluaskan dan mempublikasikannya agar manfaat ilmu itu semakin luas,
6.
Bertanggung jawab dalam menyiapkan
generasi yang akan mewarisi dan memikulkan agar mata rantai ilmu tidak
terputus, lalu, terutama, bahkan pertama sekali
7.
Bertanggung jawab dalam
mengikhlaskan ilmunya untuk Allah SWT semata, agar ilmu itu diterima oleh Allah
SWT.
Kewajiban ilmuwan terhadap masyarakat
Ilmu merupakan hasil karya seseorang yang dikomunikasikan dan
dikaji secara luas oleh masyarakat. Jika hasil karyanya itu memenuhi
syarat-syarat keilmuan, maka karya ilmiah itu, akan menjadi ilmu pengetahuan
dan digunakan oleh masyarakat luas. Maka jelaslah jika ilmuwan memiliki
tanggung jawab yang besar, bukan saja karena ia adalah warga masyarakat, tetapi
karena ia juga memiliki fungsi tertentu dalam masyarakat. Fungsinya selaku
ilmuwan, tidak hanya sebatas penelitian bidang keilmuan, tetapi juga
bertanggung jawab atas hasil penelitiannya agar dapat digunakan oleh
masyarakat, serta bertanggung jawab dalam mengawal hasil penelitiannya agar
tidak disalah gunakan.
Selain itu pula, dalam masyarakat seringkali terdapat
berbagai masalah yang belum diketahui pemecahannya. Maka ilmuwan sebagai
seorang yang terpandang, dengan daya analisisnya diharapkan mampu mendapatkan
pemecahan dari masalah tersebut. Seorang ilmuwan dengan kemampuan berpikirnya
mampu mempengaruhi opini masyarakat terhadap suatu masalah. Ilmuwan mempunyai
kewajiban sosial untuk menyampaikan kepada masyarakat dalam bahasa yang mudah
dicerna. Tanggung jawab sosial seorang ilmuwan adalah memberikan perspektif
yang benar: untung dan rugi, baik dan buruknya, sehingga penyelesaian yang
objektif dapat dimungkinkan.
Tanggung jawab sosial lainnya dari seorang ilmuwan adalah
dalam bidang etika. Dalam bidang etika ilmuwan harus memposisikan dirinya
sebagai pemberi contoh. Seorang ilmuwan haruslah bersifat obyektif, terbuka,
menerima kritik dan pendapat orang lain, kukuh dalam pendiriannya, dan berani mengakui
kesalahannya. Semua sifat ini beserta sifat-sifat lainnya, merupakan implikasi
etis dari berbagai proses penemuan ilmiah. Seorang ilmuwan pada hakikatnya
adalah manusia yang biasa berpikir dengan teratur dan teliti. Seorang ilmuwan
tidak menolak atau menerima sesuatu secara begitu saja tanpa pemikiran yang
cermat. Disinilah kelebihan seorang ilmuwan dibandingkan dengan cara berpikir
orang awam. Kelebihan seorang ilmuwan dalam berpikir secara teratur dan cermat
inilah yang menyebabkan dia mempunyai tanggung jawab sosial. Dia mesti
berbicara kepada masyarakat sekiranya ia mengetahui bahwa berpikir mereka
keliru, dan apa yang membikin mereka keliru, dan yang lebih penting lagi harga
apa yang harus dibayar untuk kekeliruan itu.Sudah
seharusnya pula terdapat dalam diri seorang ilmuwan sebagai suri tauladan dalam
masyarakat.
Dengan kemampuan pengetahuannya seorang ilmuwan harus dapat
mempengaruhi opini masyarakat terhadap masalah-masalah yang seyogyanya mereka
sadari. Dalam hal ini, berbeda dengan menghadapi masyarakat, ilmuwan yang
elitis dan esoteric, dia harus berbicara dengan bahasa yang dapat dicerna oleh
orang awam. Untuk itu ilmuwan bukan saja mengandalkan pengetahuannya dan daya
analisisnya namun juga integritas kepribadiannya.
Dibidang etika tanggungjawab sosial seseorang ilmuwan bukan
lagi memberi informasi namun memberi contoh. Dia harus tampil didepan bagaimana
caranya bersifat obyektif, terbuka, menerima kritikan, menerima pendapat orang
lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar dan berani mengakui kesalahan.
Tugas seorang ilmuwan harus menjelaskan hasil penelitiannya sejernih mungkin
atas dasar rasionalitas dan metodologis yang tepat.
Kewajiban ilmuwan terhadap umat
Sebagai
seorang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan
sungguh-sunggu, seorang ilmuwan memiliki tanggung jawab sebagai penyeru ke
jalan Allah SWT dan petunjuk ke jalan yang benar (amar ma’ruf nahi mungkar).
Allah
berfiraman dalam QS. Al-Ahzab : 46 yang artinya:
“Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah
dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi”
Kewajiban ilmuwan terhadap bangsa
Kewajiban ilmuwan terhadap bangsa yaitu sebagai khalifah
Allah SWT di bumi. Karena sebagai hamba yang dipercayai oleh Allah SWT, maka
seorang ilmuwan harus bertanggung jawab atas amanat yang dipikulnya.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang ilmuwan muslim
mempunyai tanggung jawab, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas ilmu
yang dimilikinya. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الأَسْلَمِيِّ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا تَزُولُ
قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا
أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ
وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ» (رواه الترمذي، وقال :
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ [2417])
Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak bergeser kedua telapak kaki seorang
hamba pada hari kiamat sehingga ia ditanya tentang umurnya; dalam hal apa ia
menghabiskannya, tentang ilmunya; dalam hal apa ia berbuat, tentang
hartanya; dari mana ia mendapatkannya dan dalam hal apa ia membelanjakannya,
dan tentang pisiknya; dalam hal apa ia mempergunakannya”. (HR At-Tirmidzi, dan ia berkata:
“Ini hadits hasan shahih”, hadits no. 2417).
Kontribusi bagi kemajuan bangsa
Aspek-aspek yang membawa kemajuan
bangsa sangatlah banyak diantaranya :
a.
Aspek Idiologi
ü
Memelihara keyakinan dan kebudayaan bangsa
ü
Berupaya membangun jaringan-jaringan yang kuat
untuk memfilter budaya yang masuk akibat globalisasi
ü
Memberikan pemahaman
b.
Aspek politik
Kompleksitas
masyarakat dan kepentingan-kepentingannya menuntut adanya pemikiran-pemikiran
untuk membina dan membangun masyarakat agar tidak terjadi instabilitasi politik
sehingga dalam bernegara para ilmuwan dapat memberikan solusi terhadap
problem-problem yang terjadi.
c.
Aspek ekonomi
Idealnya
bagi bangsa yang maju adalah adanya pembelajaran di sektor ekonomi yang adil
dan merata karena keberhasilan ekonomi akan meningkatkan taraf hidup bangsa.
Maka para ilmuwan merencanakan pertumbuhan ekonomi dengan cermat dan dapat
memberikan solusi agar pertumbuhan tersebut berkesinambungan serta tercipta
kesetiakawanan agar terhindar dari kecemburuan.
C.
Tokoh
Ilmuwan Muslim
NO
|
NAMA
|
NAMA LATIN
|
KARYANYA DAN TERJEMAHAN
|
1
|
Abu Abas Alfarghani
|
Alfraganus
|
Pengantar
Kepada Ilmu Bintang
|
2
|
Abu Ali Al Haitsam
|
Alchazen
|
Kamus
Optika
|
3
|
Jabir Ibn Hayyan
|
Geber
|
Ilmu
Kimia
|
4
|
Ali ibn Isa
|
Jeru
Haly
|
Catatan
Bagi Dokter Mata
|
5
|
Al Uqlidisi
|
|
Ahli Matematika
|
6
|
Abbas
Az-zahrawi
|
Abulcasis
|
Ilmu
Bedah
|
7
|
Dst.
|
|
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setiap
orang bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, begitupun seorang ilmuwan. Seorang
ilmuwan memiliki komitmen yang tinggi untuk membina dan membangun masyarakat.
Sebagian tanggung jawab moralnya terhadap keilmuan yang dimiliki serta tanggung
jawab perannya sebagai bagian dari masyarakat. Sebagai seorang
yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sunggu,
seorang ilmuwan memiliki tanggung jawab sebagai penyeru ke jalan Allah SWT dan
petunjuk ke jalan yang benar (amar ma’ruf
nahi mungkar).
Kewajiban ilmuwan
terhadap bangsa yaitu sebagai khalifah Allah SWT di bumi. Karena sebagai hamba
yang dipercayai oleh Allah SWT, maka seorang ilmuwan harus bertanggung jawab
atas amanat yang dipikulnya.
B.
Saran
Penulis berharap pembaca lebih mendalami
lagi mengenai tanggung jawab ilmuwan dalam berbangsa dan bernegara karena
ilmuwan mempunyai peran yang penting dalam membentuk opini dan moral
masyarakat, umat, serta proses pembangunan bangsa supaya maju dan bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA
Winarto, Joko. 2011. Tugas dan Tanggung
Jawab Ilmuan. http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/29/tugas-dan-tanggung-jawab-ilmuan-368478.html
diakses tgl 11 Maret 2015
Arif. 2011. Tanggung Jawab Ilmuwan
Terhadap Alam. http://ariefsmartguy.blogspot.com/2011/01/tanggung-jawab-ilmuwan-terhadap-alam.html
diakses tanggal 11 Maret 2015
Marsyah. 2015. Ideologi Tugas dan Tanggung Jawab. http://marsyahmuslimah.blogspot.com/2014/03/makalah-ideologi-tugas-dan-tanggung.html
diakses tanggal 11 Maret 2015
3 comments:
selamat membaca
Izin copy bg buat tugas kuliah
Izin mengambil beberapa point' untuk tugas kak🙏
Post a Comment