A. Pengaruh Pendidikan Barat Dan Pendidikan
Islam Terhadap Munculnya Nasionalisme
Indonesia
1.
Pengaruh politik etis terhadap lahirnya
golongan terpelajar,
Di bab depan telah kita bahas, bahwa salah satu
kebijakan pemerintah kolonial yang pernah dilakukan di negri kita adalah
pelaksanaan politik etis atau politik balas budi yang dicetuskan oleh Conrad
Theodore Van Deventer dengan triloginya, yaitu :
a.
irigasi
b.
imigrasi
c.
edukasi
Walaupun politik etis tidak sepenuh hati dilaksanakan
oleh pemerintah kolonial untuk kepentingan bangsa Indonesia, karena disesuaikan
dengan kepentingan pemerintah penjajah namun pelaksanaan politik etis di Indonesia
membawa beberapa dampak penting, utamanya yang akan kita bahas adalah bidang
edukasi atau pendidikan..
Dalam pelaksanaan politik etis bidang pendidikan dilaksanakan bukan
untuk kepentingan mencedrdaskan kehidupan bangsa Indonesia, melainkan untuk memenuhi
kebutuhan akan tenaga tenaga terdidik untuk dipekerjakan dibidang administrasi
murahan.. Dengan program edukasinya akhirnya pemerintah kolonial belanda banyak, mendirikan sekolah
sekolah antara lain :
1.
Volks School (SR 3
tahun)
2.
Vervolg School ( SR sambungan
3 + 2 tahun )
3.
H I S ( Hollands Inlandsche
School, 0 – 6 tahun )
4.
M U L O ( sekolah menengah )
5.
A M S ( sekolah menengah
atas )
6.
O S V I A (sekolah Pamong Praja)
7.
S T O V I A ( sekolah kedokteran )
8.
R H S ( sekolah hokum)
9.
T H S ( sekolah tehnik)
Dengan banyak
berdirinya sekolah sekolah untuk golongan pribumi, maka secara perlahan tapi
pasti mulailah muncul bibit bibit kaum terpelajar di Indonesia yang makin lama
makin banyak jumlahnya, hal ini merupakan salah satu dampak positif pelaksanaan
politik etis. Karena dengan munculnya golongan terpelajar inilah yang nanti
mejadi motor penggerak lahir dan
tumbuhnya kesadaran nasiomal di Indonesia.
2.
Peranan Pendidikan Islam
Terhadap Munculnya Nasionalisme Indonesia
Selain peran pendidikan barat, lahirnya kesadaran
nasional juga tidak lepas dari peran pendidikan Islam, sebagaimana kita tahu
bahwa salah satu saluran islamisasi yang dilakukan di Indonesia adalah melalui kegiatan
pendidikan di pondok pondok pesantren. Pendidikan ini memiliki tradisi yang
panjang dan lahir sebelum keberadaan pemerintah kolonial Belanda
menyelenggarakan penndidikan model barat.Santrri santri jebolan pondok
pesantren banyak yang berhasil menjadi tokoh masyarakat dan memiliki pemikiran
yang maju akan pentingnya pendidikan bagi generasi penerusnya.Apalagi diantara
mereka banyak yang berhasil menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekah yang
menyebabkan mereka akhirnya bergaul dengan umat islam diseluruh dunia, Melalui
pertemuan,pergaulan dan pertukaran pengetahuan alkhirnya mereka menyadari
keberadaan bangsanya yang masih terbelenggu oleh penjajahan Belanda. Kesadaran
inilah yang akhirnya mereka dengung dengungkan setiba ditanah air.
3.
Peranan Golongan Terpelajar
Dalam Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Tumbuhnya golongan terpelajar sebagai akibat dari
perkembangan pendidikan baik yang bercorak barat maupun islam akhirnya
membangkitkan suatu kekuatan baru dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dari pendidikan yang
mereka dapat itulah mereka akhirnya
dapat menemukan kesalahan dalam perjuangan bangsanya dalam mengusir
penjajah, yaitu :
1. tidak adanya ikatan persatuan
dan kesatuan dalam mengusir penjajah, karena mereka berjuang untuk kepentingan
daerahnya sendiri-sendiri.
2. perjuangan yang dilakukan
terlalu bergantung pada seorang pemimpin, tidak ada regenerasi
3.
perjuangan yang dilakukan tidak
terorganissir dengan baik
4.
perjuangan yang dilakukan tidak
memiliki tujuan yang jelas
Belajar dari kesalahan masa lampau, akhirnya timbullah
kesadaran untuk membentuk orgasisasi perjuangan yang teratur agar tujuan perjuangan dapat segera terwujud.
Tumbuh dan berkembangnya kesadaran nasional Indonesia
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1.
Faktor dari dalam negeri :
- lahirnya golongan terpelajar/cerdik pandai
- timbulnya perasaan senasib sepenanggungan akibat penjajahan
- timbulnya kesadaran pentingnya persatuan dan kesatuan
- timbulnya dorongan untuk mengembalikan kejayaan bangsa dimasa lalu, seperti dulu masa sriwijaya dan Majapahit
2.
Faktor dari Luar negeri :
- kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905, yang membangkitkan semangat bangsa Asia melawan bangsa Eropa
- Masuknya paham paham baru. misalnya paham demokrasi dan liberalisme
- Munculnya pergerakan nasional diberbagai negara di kawasan Asia.
Semua faktor yang tersebut diatas telah mendorong kaum
terpelajar untuk berjuang mengusir penjajah. Mereka akhirnya menyadari bahwa
perjuangan untuk memajukan dan memerdekakan bangsa Indonesia harus dilakukan dengan
mempergunakan organisasi yang bersifat modern, baik pendidikan,perjuangan
politik, perjuangan ekonomi maupun sosial budaya.
B. Perkembangan Pergerakan
Nasional di Indonesia
1.
Organisasi organisasi yang
berdiri pada masa pergerakan Nasional
Organisasi yang berdiri pada masa pergerakan nasional dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
a.
Organisasi yang berdiri pada
masa awal pergerakan nasional
b.
Organisasi yang berdiri pada
masa Radikal (non cooperation)
c.
Organisasi yang berdiri pada
masa moderat (cooperation)
Organisasi yang berdiri pada masa awal pergerakan nasional adalah :
Ø BUDI UTOMO ( B
U )
Organisasi ini berdiri pada tanggal 20 Mei1908,
didirikan oleh beberapa mahasiswa STOVIA di Jakarta, antara lain Dr. Sutomo,
Gunawan Mangunkusumo, Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Budi Utomo didirikan dengan tujuan :
“Mencapai kemjuan dan derajat bangsa melalui
pendidikan dan kebudayaan” Karena merupakan organisasi modern yang pertama kali
lahir, maka Budi Utomo dipandang sebagai
pelopor pergerakan nasional, oleh karena itu berdirinya budi Utomo tanggal 20
Mei oleh bangsa Indonesia dipeeringati sebagai “Hari Kebangkitan Nasional”.
Ø SAREKAT ISLAM (
S I )
Pada awal berdirinya, organisasi ini bernama “Sarekat
Dagang Islam”, didirikan oleh Haji Samanhudi pada tahun 1911 dengan tujuan :
1.
memajukan perdagangan Indonesia
dibawah panji panji Islam
2.
mengadakan persaingan dengan
pedagang pedagang China
Karena sifatnya yang merakyat dan pertumbuhannya yang
amat pesat, maka atas usul HOS Cokroaminoto pada tahun 1912 Sarekat Dagang
Islam namanya diubah menjadi “Sarekat Islam”. Organisasi Sarekat Islam memiliki
tujuan :
1.
mengembangkan jiwa dagang
2.
membantu anggota yang mengalami
kesulitan dalam berusaha
3.
memajukan pengajaran dan semua usaha
yang mempercepat naiknya derajat rakyat
4.
memperbaiki pendapat pendapat
yang keliru mengenai agama islam
5.
hidup menurut perintah agama
islam
Sarekat Islam dalam waktu relative singkat berhasil
menjadi organisasi masa terbesar di Indonesia saat itu dengan jumlah anggota
800.000 orang yang tersebar dalam 90 Sarekai Islam lokal diseluruh Indonesia.
Kehadiran Sarekat Islam ditengah tengah alam
penjajahan menimbulkan kekawatiran yang besar bagi Belanda, untuk menghambat
Sarekat Islam Belanda senantiasa memantai gerak langkah Sarekat Islam.
Tokoh tokoh Sarekat Islam yang terkenal adalah HOS
Cokroaminoto dan Abdul Muis.Dalam perkembangannya, akibat taktik infiltrasi
yang dilakukan oleh Parat Komunis Indonesia (PKI), pada tahun 1917 Sarekat
Islam pecah menjadi dua, yaitu :
1.
Sarekat Islam Putih (SI Putih),
yaitu Sarekat Islam yang tetap nerlandaskan pada asas perjuangan semula,
dipimpin oleh HOS Cokroaminoto, Abdul Muis dan H. Agus Salim.
2.
Sarekat Islam Merah (SI Merah),
yaitu Sarekat Islam yang telah terpengaruh oleh paham komunis, dipimpin oleh
Semaun, Darsono dan Alimin
Ø INDISCHE PARJIJ ( I
P )
|
1.
Suwardi Suryaningrat (Kihajar
Dewantara)
2.
Douwes Dekker (dr.Danudirja
Setiabudi)
3.
dr.Tjipto Mangunkusumo
Tujuan dari Indische Partij adalah :
1.
menumbuhkan dan meningkatkan
jiwa persatuan semua golongan
2.
memajukan tanah air dengan
dilandasi jiwa nasional
3.
mempersiapkan kehidupan rakyat
yang merdeka
Indische Partij dianggap sebagai “organiasi politik”
yang pertama kali berdiri karena organisasi inilah yang pertama kali dengan
tegas menyatakan cita citanya mencapai Indonesia merdeka.
Pada tanggal 11 Maret 1913 Indische Partij dinyatakan
sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah Belanda, karena dianggap
membahayakan kepentingan penjajah dan juga karena Belanda merasa malu dengan
sindiran Suwardi Suryaningrat yang tertuang dalam tulisan “ALS IKEENS
NEDERLANDER WAS” yang berarti “ANDAIKAN AKU SEORANG BELANDA’. Ketiga tokoh tiga
serangkai dijatuhi hukuman buang ke negri Belanda dan sejak itu Indische Partij
mundur.
Organisasi yang berdiri
pada masa radikal (non cooperation)
adalah :
Ø PERHIMPUNAN INDONESIA ( P I )
Organisasi Perhimpunan Indonesia
didirikan oleh para pemuda Indonesia
yang sedang belajar di negri Belanda pada tahun 1908, semula bernama INDISCHE
VERENIGING, tujuannya semula adalah “membantu kepentingan para pemuda dan
pelajar Indonesia
yang ada di negri Belanda.” Pada tahun
1922 nama Indische Vereniging diubah menjadi “INDONESISCHE VERENIGING”, yang
diikuti pula dengan perubahan tujuan
organisasi menjadi bersifat
politik yaitu “menuntut kemerdekaan bagi Indonesia”.
Pada tahun 1924 nama Indonesische Vereniging kembali
mengalami perubahan menjadi “PERHIMPUNAN INDONESIA’ dengan tujuan “berjuang
untuk memperoleh suatu pemerintahan di Indonesia yang hanya bertanggung jawab
kepada rakyat Indonesia”.
Tokoh tokoh Perhimpunan Indonesia yang terkenal antara lain
adalah :
1.
Drs. Moh Hatta
2.
Nazir Datuk Pamuncak
3.
Abdul Madjid Djoyoadiningrat
4.
Ali Sastroamijoyo
5.
Gunawan Mangunkusumo
6.
Iwa Kusuma Sumantri
PENTING
Pada tahun 1925 PI
mengeluarkan manifesto politik yang berisi tentang tuntutan Indonesia
merdeka, wilayah yang merdeka dan pemberlakuan hukum adat serta menentang
hukum kolonial
|
Karena sepak terjangnya yangsangat keras menentang
Belanda, maka keempat tokoh Perhimpunan Indonesia ditangkap dan dituntut dimuka
pengadilan di Den Haag pada tahun 1928, namun karena tidak terbukti bersalah
akhirnya mereka dibeaskan.Sejak saat itu segala kegiatan PerhimpunanIndonesia
diawasi secara ketat.
Ø PARTAI KOMUNIS INDONESIA ( P K I
)
Pada
awalnya Partai Komunis Indonesia
bernama “INDISCHE SOCIAL DEMOCRATISHE VERENIGING’ ( ISDV ) , berdiri pada
tanggal 9 Mei 1914. Pada tanggal 23 Mei 1920 namanya diubah menjadi PARTAI KOMUNIS HINDIA, dan baru pada bulan Desember 1920
namanya diubah lagi menjadi PARTAI KOMUNIS
INDONESIA. Tokoh tokoh PKI antara lain adalah Semaun, Alimin dan
Darsono.
Tujuan PKI adalah “melaksanakan garis politik yang
ditetapkan komunisme internasional(komintern) dengan cara mengusir penjajah
Belanda dan mendirikan Negara komunis Indonesia”
PKI dalam
perjuangannya menggunakan taktik infiltrasi, yaitu dengan cara menyusup kedalam
organisasi lain, diantaranya adalah kedalam tubuh Sarekat Islam, hingga
akhirnya Sarekat Islam pecah menjadi dua..
Ø PARTAI NASIONAL
INDONESIA
( P N I
)
Partai Nasional Indonesia berdiri pada tanggal 4 Juli
1927 dikota Bandung.
Tokoh tokoh PNI yang terkenal adalah Ir. Sukarno. Maskun, Supriadinata,dan
Gatot Mangkupraja.
Tujuan PNI adalah “Mencapai Indonesoa merdeka yang
dilakukan atas usaha sendiri”. Hasil hasil Pergerakan Partai Nasional Indonesia
antara lain adalah
1.
Makin kuatnya kesadaran
Nasional
2.
Membentuk Permufakatan
Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI)
3.
mendirikan kursus kursus,
sekolah, bank. Koperasi dan rumah sakit
4.
bekerjasama dengan Perhimpunan Indonesia
menggelorakan anti imperialis
5.
Ir. Sukarno memiliki pengaruh
yang meluas dikalangan masyarakat.
Ir. Sukarno dalam sidang Pengadilan di Bandung denganPembelaannya “Indonesia
Menggugat
|
Organisasi Yang Berdiri Pada Masa Moderat (Cooperativ) adalah
:
Ø PARTAI INDONESIA
RAYA (PARINDRA)
Parindra berdiri pada tanggal 26 Desember 1935 di kota Solo, Parindra
merupakan fusi (gabungan) antara Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia
(PBI).
Tokoh tokoh Parindra adalah dr. Sutomo, Moh. Husni
Tamrin, R Panji Suroso, R. Sukarji Wiryopranoto, Mr Susanto. Taktik dan asas
perjuangannya adalah kooperatif.
Tujuan Parindra adalah “ Mencapai Rindonesia Raya”
dengan jalan :
1.
memperkokoh persatuan dan
kesatuam bangsa
2.
menjalankan aksi polotok untuk
mencapai pemerintahan yang demokratis
3.
memajukan ekonomi dan sosial
masyarakat Indonesia.
Ø GERAKAN RAKYAT INDONESIA
( GERINDO )
Gerindo berdiri pada tanggal 24 Mei 1937 di Jakarta.
Tujuan Gerindo adalah :
1.
mencapai Indonesia merdeka
2.
memperkokoh ekonomi Indonesia
3.
mengangkat kesejahteraan kaum
buruh
4.
memberi bantuan bagi para
pengangguran
Keanggotaan Gerindo terbuka untuk umum, dan menerima
seluruh lapisan masyarakat baik itu orang pribumi, china, arab maupun Eropa.
Tokoh tokoh Gerindo
yang terkenal adalah Drs. AK Ghani, Mr. Sartono, Mr.Muhammad Yamin, R
Wilopo, Amir Syarifudin.
Ø GABUNGAN POLITIK INDONESIA (GAPI
)
Gabungan politik Indonesia (GAPI) adalah organisasi
yang berdiri dengan latar belakang penolakan “Petisi Sutarjo” oleh pemerintah
Belanda. Petisi Sutarjo adalah petisi yang berisi tuntutan kepada pemerintah
Belanda agar Indonesia
diberi pemerintahan sendiri, alas an pemerintah Belanda menolak petisi tersebut
adalah Indonesia belum tiba waktunya
untuk memiliki pemerintahan sendiri.
GAPI berdiri tanggal 21 Mei 1939 di Jakarta dan
merupakan fusi dari Parindra, Gerindo,Pasundan,Persatuan Minahasa, Partai
Sarekat Islam Indonesia dan PNI baru. Tokoh tokoh GAPI yang terkenal adalah
Moh.Husni Tamrin,Amir Syarifudin dan Abikusno.
Hal hal yang diperjuangkan GAPI antara lain adalah :
1.
memperjuangkan pemakaian bahasa
Indonesia dalam sidang Volksraad
2.
penghapusan diskriminasi
3.
perubahan kata inlander menjadi
orang Indonesia
2.
Sumpah Pemuda dan Pengaruhnya Terhadap Perjuangan Indonesia
Merdeka
Ketika Budi Utomo terbentuk pada tanggal 20 Mei 1908,
organisasi ini dipandang sebagai organisasi yang mampu menjadi wadah aspirasi
para pemuda. Namun setelah terselenggaranya Konggres Budi Utomo yang I, peranan
para pemuda didalamnya justru melemah, hal ini karena dalam kepengurusan Budi
Utomo banyak didominasi oleh para pegawai negri dan pensiunan.
Pada tahun 1915, berdirilah sebuah organisasi
kepemudaan yang bernama TRI KORO DARMO,yang memiliki tujuan :
1.
menjalin persatuan diantara
para siswa sekolah menengah dan kejuruan
2.
memperluas pengetahuan umum
bagi para anggotanya
3.
membangkitkan rasa cinta
terhadap bahasa dan budaya sendiri
Keanggotaan Tri
Koro Darmo adalah para pemuda yang berasal dari Jawa, Madura, Sunda,
Bali dan Lombok. Nama Tri Koro Darmo akhirnya
berubah menjadi “Jong Java”. Kelahiran Jong Java akhirnya disusul dengan
kelahiran organisasi organisasi kepemudaan di daerah lainnya, antara lain Jong Islamienten Bond, Jong Cilebes, Jong
Minahasa, Jong Ambon, Jong Batak dll.
Gambar pengurus jong
Islamienten Bond
PENTING
Tri Koro Darmo berarti
Tiga Tujuan Mulia, yaitu Sakti, Budi dan Bakti. Trokoro Darmo dipimpin oleh
R. Satiman Wiryosanjoyo
|
Sejak tahun 1926 mulai terlihat adanya kecenderungan
penyatuan organisasi organisasi pemuda yang telah ada, disamping itu mereka
juga mulai memasuki kegiatan politik nasional, hal ini disebabkan karena
semakin tebalnya jiwa kebangsaan bagi pemuda. Gejala ini ditandai dengan
lahirnya beberapa organisasi pemuda yang bersifat nasional dan langsung
memasuki gelanggang politik, yaitu :
1.
Perhimpunan Pelajar Pelajar
Indonesia (PPPI), yang bertujuan “ menggalang persatuan dari seluruh organisasi pemuda untuk berjuang
bersama sama melawan penjajah Belanda”. PPPI berfikir bahwa tujuannya akan
tercapai apabila sifat kedaerahan dihilangkan.
2.
Pemuda Indonesia (PI), yang
bertujuan “ memperkuat dan memperluas ide kesatuan nasional Indonesia” PI berfikir bahwa
tujuannya akan tercapai dengan jalan mendirikan organisasi organisasi kepanduan
dan mengadakan kerjasama dengan organisasi yang lain.
PPPI dan PI adalah dua organisasi pemuda yang mempelopori
diselenggarakannya KONGGRES PEMUDA I dan KONGGRES PEMUDA II.
KONGGRES PEMUDA I
Diselenggarakan pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926, di
Jakarta, dan diketuai oleh Muhammad Tabrani dengan dihadiri beberapa tokoh
pemuda, dengan dua keputusan penting, yaitu :
1.
semua perkumpulan pemuda
bersatu dalam wadah organisasi “Pemuda Indonesia”
2.
mempersiapkan pelaksanaan
Konggres Pemuda II
Seusai Konggres Pemuda I, para pemuda semakin
menyadari bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia hanya akan dicapai
melelui.ersatuan. Pada tahun 1928 alam pikiran pemuda Indonesia sudah mulai dipenuhi oleh jiwa
persatuan, rasa bangga dan rasa memiliki cita cita yang tinggi, yaitu Indonesia
merdeka
KONGGRES PEMUDA
II
Diselenggarakan pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928 di Jakarta, tepatnya di Jalan
Kramat Raya no 106 di gedung “Indonesische Clubgebouw” dan diketuai oleh
Sugondo Joyo Puspito dengan dihadiri oleh :
1.
Wakil wakil dari organisasi
pemuda
2.
Wakil wakil dari partai Budi
Utomo (BU), Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Partai Sarekat Islam (PSI)
3.
Pejabat pejabat kolonial Hindia
Belanda
Tujuan diselenggarakannya Konggres Pemuda II adalah :
1.
hendak melahirkan cita cita
semua perkumpulan pemuda Indonesia
2.
membicarakan masalah masalah
tentang pergerakan pemuda Indonesia
3.
memperkuat perasaan kebangsaan Indonesia dan memperteguh persatuan Indonesia
Keputusan penting Konggres Pemuda II adalah :
1.
di ikrarkannya Sumpah Pemuda
2.
semua organisasi pemuda dilebur
menjadi satu dengan nama “Indonesia Muda”
PENTING
Dalam konggres Pemuda
II, sebelum dikrarkannya Sumpah Pemuda, telah diperdengarkan lagu Indonesia
Raya karya WR Supratman, yang nanti menjadi lagu kebangsaan Indonesia
|
3.
Peranan Pers Dan
Perana Wanita Dalam Pergerakan Nasional
1.
Peranan Pers Dalam
Pergerakan Nasional
Sebelum munculnya Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908,
hamper diseluruh kota besar di Indonesia telah memiliki surat kabar sendiri yang pada umumnya
berbahasa melayu, misalnya :
1.
Pewarta Surabaya, Pemberitaan
Betawi, Sinar Jawa dan Benteng Pagi di pulau Jawa
2.
Pemberitaan Aceh, Cahaya
Sumatra, Sinar Sumatra di pulau Sumatra
3.
Pewarta Borneo di pulau Kalimantan
4.
Pewarta Menado di pulau Sulawesi
Perkembangan pers di Indonesia tidak dapat dipisahkan
dari penjajahan Belanda, tentunya pada saat itu belum ada kebebasan pers,
setiap pembertitaan yang bersifat menentang pemerintah kolonial Belanda penerbitannya langsung dilarang dan
pemimpinnya ditangkap. Para pemimpin Indonesia
yang juga sekaligus pemimpin surat
kabar, dalam usaha memasyarakatkan cita cita kemerdekaan nasional terpaksa
harus keluar masuk penjara karena dianggap telah melakukan kejahatan pers.
Walaupun mendapat pengawasan yang. super ketat dari
pemerintah Belanda, namun pers nasional terus berkembang sejalan dengan
berkobarnya semangat kebangkitan nasional sebagai penyebar cita cita
kemerdekaan,Beberapa Pers yang terbit dibawah pimpinan para tokoh perintis pejuang kemerdekaan antara lain :
1.
De Express, dibawah pimpinan
dr. Ciptomangunkusumo
2.
Suara Umum, dibawah pimpinan
Tohir Cindarbumi
3.
Benih Merdeka, dibawah pimpinan
Moh.Yunus dan O K Ozir
4.
Oetoesan Indonesia
dibawah pimpinan HOS Ckroaminoto
Selain itu ada pula surat kabar yang khusus membawa buah pikiran
Ir Sukarno dan Drs. Moh Hatta, yaitu :
1.
Pikiran Rakyat
2.
Serikat Indonersia Muda
3.
Daulat Rakyat
4.
Penyebar Semangat
Diantara majalah majalah atau pers yang terbit, yang
memiliki pengaruh sangat besar dalam pergerakan Nasional adalah “Indonesia
Merdeka” yang diterbitklan oleh Perhimpunan Indonesia di negri Belanda. Majalah
ini ditulis dalam bahasa Belanda dan bahasa Melayu.
Dengan demikian kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
peran pers dalam pergerakan nasional adalah “ sebagai penyeru agar rakyat Indonesia
bangkit dan bersatu padu untuk menghadapi imperialisme, kolonialisme dan
kapitalisme Belanda.
2.
Peranan Wanita Dalam
Pergerakan Nasional
|
Perkumpulan wanita yang muncul pada masa pergerakan nasional adalah :
1.
Perkumpulan Kartini Found di
Semarang
2.
Putri Mardika di Semarang
3.
Maju Kemuliaan di Bnadung
4.
Wanita Rukun Sentosa di Malang
5.
Budi Wanita di Solo
6.
Kerajinan Amal Setia di Kota
Gadang
7.
Serikat Kaum Ibu Sumatra di
Bukit Tinggi
Perkumpulan-perkumpulan wanita inilah yang nanti
memprakarsai diselenggarakannya Konggres Perempuan Indonesia pada tanggal 22
Desember 1928 dengan keputusan “membentuk Perserikatan Perempuan Indonesia
(PPI)”.
Sejak terjadinya Konggres Wanita itulah, kesadaran
wanita Indonesia
untuk meningkatkan martabatnya menjadi semakin besar dan mereka juga terus ikut
berjuang untuk mencapai Indonesia Merdeka. Sampai sekarang hari bersejarah
terselenggaranya Konggres Wanita di Indonesia kita peringati sebagai “Hari Ibu”.
No comments:
Post a Comment