Bab 8 Bioteknologi
Bioteknologi; mempelajari pemanfaatan
prinsip-prinsip dan kerekayasaan terhadap organisme, sistem, atau proses
biologis untuk menghasilkan atau meningkatkan potensi organisme maupun
menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.
Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan
secara massal. Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas
suatu organisme melalui aplikasi teknologi
Bioteknologi konvensional:
memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat,
gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.
Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses yang dibantu
mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe,
tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut
dianggap sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri khas yang tampak pada
bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara
langsung dan “belum mengenal” adanya penggunaan enzim.
Bioteknologi
modern merupakan bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi atau
rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia. Dalam
bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara
efektif dan efisien.
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan dengan warna, yaitu:
• Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi yang mempelajari aplikasi bioeknologi di bidang medis.
•
Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology) adalah
bioteknologi yang diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan
produksi senyawa baru serta pembuatan sumber energi terbarukan.
• Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang pertanian dan peternakan.
•
Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi
akuatik/perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di
lingkungan akuatik.
Bioteknologi dengan Menggunakan Mikroorganisme
Bioteknologi umumnya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast), dan kapang, dengan alasan:
- Pertumbuhan cepat
- Sel-selnya memiliki kandungan protein yang tinggi
- Dapat menggunakan produk-produk sisah sebagai substratnya (limbah pertanian dll)
- Menghasilkan produk yang tidak toksik
• Peran Mikoroorganisme di sini adalah mengubah nilai gizi makanan atau minuman dalam proses fermentasi.
Mikroorganisme Pengubah dan Penghasil Makanan atau Minuman
Mikoroorganisme
pada proses fermentasi menyebabkan perubahan senyawa-senyawa kompleks
pada makanan atau minuman menjadi senyawa yang lebih sederhana dan
peningkatan cita rasa dan aroma.
Mikroorganisme Penghasil Obat
•
Peran Mikroorganisme di sini adalah menghasilkan Antibiotik (Penisilin,
Sefalosporin, Tetrasiklin, Eritromisin), yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain, dan Vaksin, yang dapat mengaktifkan
sistem kekebalan tubuh manusia.
Mikroorganisme Pembasmi Hama Tanaman
•
Peran Mikroorganisme di sini adalah sebagai agen pengendali hayati,
yaitu pengendalian terhadap hama dengan menggunakan musuh alami.
Misalnya pengendalian hama serangga pada tanaman menggunakan bakteri
patogen serangga, yaitu Bacillus thuringiensis.
Mikroorganisme Pengolah Limbah
• Mikroorganisme membantu pengolahan berbagai jenis limbah, terutama dalam penguraian limbah organik (RT, pasar, industri, dll)
Mikroorganisme Pemisah Logam dari Bijih
Thiobacillus ferrooxidan
berperan memisahkan logam dari bijihnya atau kotoran sehingga didapat
logam berkualitas tinggi, seperti emas, galiu, mangan, kadmium, nikel,
dan uranium.
Kultur
jaringan merukapan salah satu teknik kloning tumbuhan. Kultur jaringan
juga disebut sebagai mikropropagasi, yaitu bentuk perbanyakan tumbuhan
secara vegetatif dengan memanipulasi jaringan somatik (jaringan tubuh)
tumbuhan di dalam kultur aseptik (bebas kuman) dengan lingkungan
terkontrol.
Potongan
akar, batang, atau daun yang dapat membentuk tumbuhan utuh dinamakan
eksplan. Eksplan memiliki sifat totipotensi, yaitu kemampuan sel
tumbuhan untuk berkembang menjadi tumbuhan yang utuh. Sifat ini dimiliki
oleh bagian-bagian tumbuhan yang masih tumbuh.
Kalus
adalah potongan jaringan tumbuhan yang terdiri dari sejumlah kecil
sel-sel pada medium kultur yang sesuai dan dibiarkan tumbuh menjadi
massa sel yang belum terdeferensiasi.
Medium kultur: gula, garam anorganik, nitrogen organik, hormon pertumbuhan.
Rekayasa
genetik (juga disebut DNA rekombinan dan pencangkokan gen) adalah
teknik eksperimental yang memungkinkan peneliti untuk mengisolaso,
mengidentifikasi, dan melipatgandakan suatu fragmen DNA dalam bentuk
murninya (secara in vitro).
50
tahun yang lalu, Dr. Paul Berg, Dr. Stanley Cohen, Dr. Annie Chang dari
Stanford University, serta Dr. Herbert Boyer dan Dr. Robert Helling
dari University of California menemukan bahwa bahan kimia tertentu yaitu
enzim restriksi endonuklease dapat berfungsi sebagai ”gunting
molekuler” yang dapat mengenal dan memotong secara kimiawi tempat-tempat
khusus di sepanjang sebuah molekul DNA.
Penemuan
enzim ligase: dapat menggabungkan potongan DNA yang digunting dari
suatu gen dengan potongan DNA gen lain dari makhluk yang tidak
berkaitan. Hibrid yang terbentuk dengan cara ini desebut DNA rekombinan.
Sebuah
gen harus diangkut oleh suatu materi genetik khusus yang disebut
vektor, salah satu yang bermanfaat adalah plasmid yaitu molekul DNA
sirkuler kecil yang terdapat di luar kromosom bakteri.
Plasmid
berasal dari bakteri. DNA dipotong oleh enzim restriksi, fragmen DNA
baru disisipkan, kemudian plasmid dikembalikan. Saat bakteri membelah
diri, rekombinan juga.
Agrobacterium tumefaciens adalah
bakteri tanah yang menyebabkan infeksi tumor pada tanaman. Bakteri ini
digunakan untuk menunda pematangan buah, ketahanan terhadap pestisida,
dan resistensi terhadap lingkungan.
Prosedur rekayasa genetika secara umum meliputi:
1. Isolasi gen.
2. Memodifikasi gen sehingga fungsi biologisnya lebih baik.
3. Mentrasfer gen tersebut ke organisme baru.
4. Membentuk produk organisme transgenik.
Prosedur pembentukan organisme transgenic ada dua, yaitu:
1. Melalui proses introduksi gen
2. Melalui proses mutagenesis
Perubahan
sifat Biologis melalui rekayasa genetika menyebabkan "lahirnya
organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang
menguntungkan bagi manusia. Produk bioteknologi, antara lain: Jagung
resisten hama serangga, Kapas resisten hama serangga, Pepaya resisten
virus, Enzim pemacu produksi susu pada sapi, Padi mengandung vitamin A,
Pisang mengandung vaksin hepatitis
Manfaat Rekayasa Genetika
• Bidang Kedokteran
–
Pembuatan Insulin manusia oleh bakteri : berkat bioteknologi, insulin
tidak lagi harus didapatkan dari sapi dan babi, tetapi dengan
pencangkokan gen yang dibantu bakteri E.coli
–
Terapi gen manusia: melibatkan penyisipan gen ke dalam sel-sel individu
dan jaringan untuk mengobati penyakit kronis dan kelainan genetik di
mana suatu gangguan gen mutan diganti dengan gen fungsional. Walaupun
teknologi ini masih dalam tahap percobaan, ia memegang janji besar untuk
mengobati penyakit Warisan dan tidak dapat disembuhkan.
–
Antibodi monoclonal: antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu
epitop saja. Antibodi monoklonal ini dapat dihasilkan dengan teknik
hibridoma. Sel hibridoma merupakan fusi sel dan sel. Antibodi monoklonal
adalah zat yang diproduksi oleh sel gabungan tipe tunggal yang memiliki
kekhususan tambahan. Ini adalah komponen penting dari sistem kekebalan
tubuh. Mereka dapat mengenali dan mengikat ke antigen yang spesifik.
Pada teknologi antibodi monklonal, sel tumor yang dapat mereplikasi
tanpa henti digabungkan dengan sel mamalia yang memproduksi antibodi.
Hasil penggabungan sel ini adalah hybridoma, yang akan terus memproduksi
antibodi. Antibodi monoklonal mengenali setiap determinan yang antigen
(bagian dari makromolekul yang dikenali oleh sistem kekepalan tubuh /
epitope). Mereka menyerang molekul targetnya dan mereka bisa memilah
antara epitope yang sama. Selain sangat spesifik, mereka memberikan
landasan untuk perlindungan melawan patogen. Antibodi monoklonal
sekarang telah digunakan untuk banyak masalah diagnostik seperti :
mengidentifikasi agen infeksi, mengidentifikasi tumor, antigen dan
antibodi auto, mengukur protein dan level drug pada serum, mengenali
darah dan jaringan, mengidentifikasi sel spesifik yang terlibat dalam
respon kekebalan dan mengidentifikasi serta mengkuantifikasi hormon.
–
Sel Punca: jenis sel khusus dengan kemampuan membentuk ulang dirinya
dan dalam saat yang bersamaan membentuk sel yang terspesialisasi.
Aplikasi dari sel punca diantaranya adalah pengobatan infark jantung
yaitu menggunakan sel punca yang berasal dari sumsum tulang untuk
mengganti sel-sel pembuluh yang rusak (neovaskularisasi). Aplikasi
terapeutik sel stem embrionik pada berbagai penyakit degeneratif. Cermin
Dunia Kedokteran . Selain itu, sel punca diduga dapat digunakan untuk
pengobatan diabetes tipe I dengan cara mengganti sel pankreas yang sudah
rusak dengan sel pankreas hasil diferensiasi sel punca. Hal ini
dilakukan untuk menghindari reaksi penolakan yang dapat terjadi seperti
pada transplantasi pankreas dari binatang. Sejauh ini percobaan telah
berhasil dilakukan pada mencit.
• Bidang Peternakan dan Pertanian
– Organisme Transgenik
* Transfer gen pada hewan , Klona embrio
* Klona dengan transfer inti
– Tanaman hasil rekayasa genetika
*
Tanaman transgenik direkayasa dengan menggunakan Agrobacterium
tumefaciens untuk memperoleh sifat-sifat: menunda pematangan buah dan
resistensi terhadap pestisida, herbisida, dan lingkungan.
Penanggulangan dampak negatif
Untuk
alergi, kita dapat menemukan dampak dengan melakukan pengujian jangka
lama pada konsumen. Untuk itu, produk perlu diberi label mengenai
kandungan-kandunga yang terdapat di dalamnya.
Untuk hilangnya plasma nutfah, kita perlu melakukan pemeliharan jenis hewan dan tumbuhan di situs konservasi.
Dampak
terakhir, untuk rusaknya ekosistem, kita harus bersikap rasional. Kita
perlu melakukan dan turut serta dalam acara lingkungan, dan harus ikut
dalam "go green".
(angeline dan stephani)
(angeline dan stephani)
No comments:
Post a Comment