Model pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa model-model pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, studi kasus, bermain peran (role play)
dan lain sebagainya. Yang tentu saja masing-masing memiliki kelemahan
dan kelebihan. Metode/model sangat penting peranannya dalam
pembelajaran, karena melalui pemilihan model/metode yang tepat dapat
mengarahkan guru pada kualitas pembelajaran efektif.
Pengertian Model Pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara, contoh maupun pola, yang mempunyai tujuan
meyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan
dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan
bahan-bahan yang dipilih oleh para pendidik/guru sesuai dengan materi
yang diberikan dan kondisi di dalam kelas. Suatu model akan mempunyai
ciri-ciri tertentu dilihat dari faktor-faktor yang
melengkapinya. Ciri-ciri model pembelajaran Tahun 1950 di Amerika yang
dipelopori oleh Marc Belt menemukan ciri-ciri dari model-model pembelajaran, antara lain sebagai berikut :
a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu, misalnya model pembelajaran
inkuiri yang disusun oleh Richard Suchman dan dirancang untuk
mengembangkan penalaran didasarkan pada tatacara penelitian ilmiah.
Model pembelajaran kelompok yang disusun oleh Hebert Thelen yang
dirancang untuk melatih partisipasi dan kerjasama dalam kelompok
didasarkan pada teori John Dewey.
b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas.
d. Memiliki perangkat bagian model yang terdiri dari:
b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas.
d. Memiliki perangkat bagian model yang terdiri dari:
- urutan langkah pembelajaran,yaitu tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru bila akan menggunakan model pembelajaran tertentu.
- prinsip reaksi, yaitu pola perilaku guru dalam memberikan reaksi terhadap perilaku siswa dalam belajar.
- sistem sosial, adalah pola hubungan guru dengan siswa pada saat mempelajari materi pelajaran. ada tiga pola hubungan dalam sistem sosial yaitu tinggi, menengah, dan rendah. pola hubungan disebut tinggi apabila guru menjadi pemegang kendali dalam pembelajaran. pola hubungan disebut menengah apabila guru berperan sederajat dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran. pola hubungan disebut rendah apabila guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.
- sistem pendukung adalah penunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas misalnya media dan alat peraga.
e. Memiliki dampak sebagai akibat
penerapan model pembelajaran baik dampak langsung dengan
tercapainya tujuan pembelajaran, maupun dampak tidak langsung
yang berhubungan dengan hasil belajar jangka panjang. Menurut Komaruddin
(2000) bahwa model belajar dapat diartikan sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.
Model dapat dipahami sebagai : (1) suatu tipe atau desain (2) suatu
deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses
visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati, (3) suatu
sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai
untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek peristiwa ;(4)
suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu
terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari suatu
sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil
agar dapat menjelaskan dan menunjukan sifat bentuk aslinya.
Atas dasar pengertian tersebut, maka model dalam pembelajaran dapat dipahami sebagai model pembelajaran
merupakan suatu rancangan yang telah diprogram melalui media media
peraga dalam membantu untuk memvisualisasikan pesan yang
terkandung didalamnya untuk mencapai tujuan belajar sebagai pegangan
dalam melaksanakan kegiataan pembelajaran.
Joyce dan Weil (2000)mengatakan ada empat kategori yang penting diperhatikan dalam model mengajar yaitu Model Informasi, model personal, model interaksi, dan model tingkah laku. Model mengajar yang telah dikembangkan dan di tes keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat kelompok yaitu:
Joyce dan Weil (2000)mengatakan ada empat kategori yang penting diperhatikan dalam model mengajar yaitu Model Informasi, model personal, model interaksi, dan model tingkah laku. Model mengajar yang telah dikembangkan dan di tes keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat kelompok yaitu:
1. Model pemrosesan informasi (information Procesisng Models)
menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari
lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan
masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan
simbol-simbol verbal dan non verbal. Model ini memberikan kepada
pelajar sejumlah konsep, pengetesan hipotesis, dan memusatkan perhatian
pada pengembangan kemampuan kreatif. Model pengelolaan informasi ini
secara umum dapat diterapkan pada sasaran belajar dari berbagai usia
dalam mempelajari individu dan masyarakat. Karena itu model ini
potensial untuk digunakan dalam mencapai tujuan yang berdimensi personal
dan sosial disamping yang berdimensi intelektual. Adapun model-model
pemrosesan menurut Tom Final din (2001) terdiri atas:
a. Model berfikir Induktif.
Tokohnya adalah Hilda Taba. Tujuan dari model ini adalah untuk mengembangkan proses mental induktif dan penalaran akademik atau pembentukan teori. Kemampuan-kemampuan ini berguna untuk tujuan-tujuan pribadi dan sosial.
b. Model Inkuiri Ilmiah.
Tokohnya adalah Joseph J. Schwab. Model ini bertujuan mengajarkan sistem penelitian dari suatu disiplin tetapi juga diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain (metode-metode sosial mungkin diajarkan dalam upaya meningkatkan pemahaman sosial dan pemecahan masalah sosial).
c. Model Penemuan Konsep
Tokohnya, Jerome Brunet. Model ini memiliki tujuaan untuk mengembangkan penalaran induktif serta perkembangan dan analisis konsep.
d. Model pertumbuhan Kognitif.
Tokohnya, Jean Pieget, Irving sigel, Edmund Sulivan, dan Laawrence Kohlberg, tujuannya adalah untuk meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran logis, tetapi dapat pula diterapkan pada perkembangan sosial moral.
e. Model Penata Lanjutan
Tokohnya, David ausebel. Tujuannya untuk me-ningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi guna menyerap dan mengkaitkan bidang-bidang pengetahuan.
f. Model memori
Tokohnya, harry Lorayne & Jerry Lucas. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengingat.
Tokohnya adalah Hilda Taba. Tujuan dari model ini adalah untuk mengembangkan proses mental induktif dan penalaran akademik atau pembentukan teori. Kemampuan-kemampuan ini berguna untuk tujuan-tujuan pribadi dan sosial.
b. Model Inkuiri Ilmiah.
Tokohnya adalah Joseph J. Schwab. Model ini bertujuan mengajarkan sistem penelitian dari suatu disiplin tetapi juga diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain (metode-metode sosial mungkin diajarkan dalam upaya meningkatkan pemahaman sosial dan pemecahan masalah sosial).
c. Model Penemuan Konsep
Tokohnya, Jerome Brunet. Model ini memiliki tujuaan untuk mengembangkan penalaran induktif serta perkembangan dan analisis konsep.
d. Model pertumbuhan Kognitif.
Tokohnya, Jean Pieget, Irving sigel, Edmund Sulivan, dan Laawrence Kohlberg, tujuannya adalah untuk meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran logis, tetapi dapat pula diterapkan pada perkembangan sosial moral.
e. Model Penata Lanjutan
Tokohnya, David ausebel. Tujuannya untuk me-ningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi guna menyerap dan mengkaitkan bidang-bidang pengetahuan.
f. Model memori
Tokohnya, harry Lorayne & Jerry Lucas. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengingat.
2. model personal (personal family) merupakan rumpun model pembelajaran
yang menekankan kepada proses pengembangan kepribadian individu siswa
dengan memperhatikan kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja
diusahakan untuk memungkinkan seseorang dapat memahami dirinya dengan
baik, memikul tanggung jawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas
hidup yang lebih baik. Model ini memusatkan perhatian keada
pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang
produktif. Sehingga diharapkan Smanusia menjadi semakin sadar diri dan
bertanggung jawab atas tujuannya. Adapun tokoh-tokohnya adalah:
a. Model pengajaran nondirektif.
Tokohnya, Carl Rogers. Tujuan dari model ini adalah membentuk kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian, dan konsep diri.
b. Model latihan Kesadaran
Tokohnya adalah fritz Peris dan William schultz tujuannya adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk eksplorasi diri dan kesadaran diri. Banyak me-nekankan pada perkembangan kesadaran dan pemahaman antarpribadi.
c. Model Sinektik
Tokohnya adalah William Gordon model ini bertujuan untuk mengembangkan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah kreatif.
d. Model Sistem-sistem Konseptual
Tokohnya adalah, David Hunt tujuannya adalah me-ningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi.
e. Model Pertemuan Kelas
Tokohnya adalah William Glasser. Bertujuan untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri dan kelompok sosial.
Tokohnya, Carl Rogers. Tujuan dari model ini adalah membentuk kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian, dan konsep diri.
b. Model latihan Kesadaran
Tokohnya adalah fritz Peris dan William schultz tujuannya adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk eksplorasi diri dan kesadaran diri. Banyak me-nekankan pada perkembangan kesadaran dan pemahaman antarpribadi.
c. Model Sinektik
Tokohnya adalah William Gordon model ini bertujuan untuk mengembangkan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah kreatif.
d. Model Sistem-sistem Konseptual
Tokohnya adalah, David Hunt tujuannya adalah me-ningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi.
e. Model Pertemuan Kelas
Tokohnya adalah William Glasser. Bertujuan untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri dan kelompok sosial.
3. Model sosial (social family)
menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki
ke-cakapan untuk berhubungan dengan orang lain sebagai usaha membangun
sikap siswa yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam
realitas sosial. Inti dari sosial model ini adalah konsep sinergi yaitu
energi atau tenaga (kekuatan) yang terhimpun melalui kerjasama sebagai
salah satu fenomena kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan model
sosial, pembelajaran di arahkan pada upaya melibatkan peserta didik
dalam menghayati, mengkaji, menerapkan dan menerima fungsi dan peran
sosial. Model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena
kerjasama, membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi
berbagai cakrawala mengenai masalah, mengumpulkan data yang relevan, dan
mengembangkan serta mengetes hipotesis, oleh karena itu guru,
seyogianya mengajarkan proses demokratis secara langsung jadi pendidikan
harus diorganisasikan dengan cara melakukan penelitian bersama (cooperative inquiry) terhadap masalah-masalah sosial dan masalah-masalah akademis.
4. Model sistem perilaku dalam pembelajaran (behavioral Model of Teaching)
dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku, melalui teori
ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajaar melalui
penguraian perilaku kedalam jumlah yang kecil dan berurutan.
Dari beragam pernyataan-pernyatan mengenai model pembelajaran
diatas menunjukan bahwa berbagai banyak cara untuk menerapkan
pembelajaran efektif dan efisien. Dengan semikian, melalui
pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan guru dapat memilih pendekatan
mana yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kondisi yang ada saat ini.
Intinya para guru harus bisa menyesuaikan dengan situasi didalam kelas
dan suasana hati siswa dalam proses pembelajaran. Jika hal
tersebut dapat dilakukan oleh guru secara tepat dan kontinyu,
proses pembelajaran di kelas akan dirasakan menyenangkasn baik oleh guru
maupun murid.
No comments:
Post a Comment