KALIMAT
A.
PENGERTIAN
KALIMAT
Ahli tata bahasa tradisional dalam
buku Chaer (1994:240) berbicara seputar pengertian kalimat bahwa , “kalimat
adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap.” Dalam
tulisan latin, kalimat adalah sebuah kata atau sekumpulan kata yang diawali
huruf capital diakhiri intonansi final tanda titik (.), tanda Tanya(?), dan
tanda seru (!) termasuk di dalamnya tanda koma (,), titik dua (:), titik koma,
tanda pisah (-), tanda sambung (-), dan spasi yang dapat menyampaikan pikiran
secara utuh.
Kalimat adalah gabungan dari dua buah
kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir.
Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya sebagai berikut
:
B. BERDASARKAN
PENGUCAPAN
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.
KALIMAT LANGSUNG
Kalimat
langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat
langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari
orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua
(“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
-
Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
-
“Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
2. KALIMAT
TAK LANGSUNG
Kalimat
tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau
perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan
tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
-
Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
-
Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
C. Berdasarkan
Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.
Kalimat Tunggal
Kallimat
tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu
subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana.
Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar
yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola
kalimat dasar yang dimaksud adalah:
*
KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh:
Victoria bernyanyi
.
S P
* KB +
KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh:
Ika sangat rajin
.
S P
* KB +
KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh:
Masalahnya seribu satu.
.
S P
Kalimat
tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.
Kalimat
nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh :
Saya siswa kelas VI.
2.
Kalimat verbal
adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh :
Adik bernyanyi.
Setiap
kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada
unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat
masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh
atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1. Keterangan tempat, seperti di sini,
dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap
hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore,
minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda),
seperti: dengan linggis, dengan undang-undang
Itudengan sendok, dengan wesel pos, dengan
cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus,
barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata
kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya
saja, selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan,
sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar
bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena
rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan
yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima
Sepatu Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang
IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh
perluasan kalimat tunggal adalah:
1.
Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
2.
Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.
3. Ika
sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2.
Kalimat Majemuk
Kalimat
majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan
baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3
jenis, yaitu:
2.1.
Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat
ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat
sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian,
yaitu:
* KMS
Penggabungan.
Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
-
Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
-
Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat
tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun,
melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
-
Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah
maju.
-
Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
* KMS
Pemilihan.
Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
-
Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
-
Aku atau dia yang akan kamu pilih.
* KMS
Penguatan.
Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
-
Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
-
Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS
yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh
kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang
berurutan.
Contoh:
-
Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan
nama-nama juara melukis tingkat SMP.
2.2
Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat
majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang
tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak
sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut
sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya
disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada
beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk
bertingkat, yaitu:
1.
Waktu : ketika, sejak
2.
Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
3.
Akibat: hingga, sehingga, maka
4.
Syarat: jika, asalkan, apabila
5.
Perlawanan: meskipun, walaupun
6.
Pengandaian: andaikata, seandainya
7.
Tujuan: agar, supaya, untukbiar
8.
Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah
9.
Pembatasan: kecuali, selain
10.
Alat: dengan+ katabenda: dengan tongkat
11.
Kesertaan: dengan+ orang
Contoh:
-
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih
dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Induk
kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak
kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
2.3
Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat
majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
-
Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS:
Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC:
Kami berhenti karena hari sudah malam.
.
Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h
-
Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS:
Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB:
Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
.
C.
Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1.
Kalimat Perintah
Kalimat
perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!)
dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai
dengan intonasi tinggi.
Macam-macam
kalimat perintah :
*
Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh :
Gantilah bajumu !
*
Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh
Jangan membuang sampah sembarangan !
*
Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh :
Tolong temani nenekmu di rumah !
2.
Kalimat Berita
Kalimat
berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya,
biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan
dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan
tanggapan.
Macam-macam
kalimat berita :
*
Kalimat berita kepastian
Contoh :
Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
*
Kalimat berita pengingkaran
Contoh :
Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
*
Kalimat berita kesangsian
Contoh :
Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
*
Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh :
Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3.
Kalimat Tanya
Kalimat
tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau
reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?)
dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata
tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
-
Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
-
Kapan Becks kembali ke Inggris?
4.
Kalimat Seruan
Kalimat
seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’
atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi
dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam
penulisannya.
Contoh:
-
Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
-
Bukan main, eloknya.
.
D.
Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat
dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1.
Kalimat Lengkap
Kalimat
lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah
subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh
:
-
Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
.
S
P
K
-
Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.
.
S
P
O
2.
Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat
tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek
saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak
lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban,
seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
-
Selamat sore
-
Silakan Masuk!
-
Kapan menikah?
- Hei,
Kawan…
.
E.
Berdasarkan Susunan S-P
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.
Kalimat Versi
Kalimat
versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa
tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna
untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan
pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan
makna.
Contoh:
-
Ambilkan koran di atas kursi itu!
.
P
S
-
Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.
.
S
P
K
2.
Kalimat Inversi
Kalimat
inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan
pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
-
Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
.
S
P
O
K
-
Aku dan dia bertemu di cafe ini.
.
S P
K
.
F.
Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1.
Kalimat Yang Melepas
Kalimat
yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur
utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur
anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak
kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;
-
Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
-
Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar
kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2.
Kalimat yang Klimaks
Kalimat
klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak
kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya
membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu
yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini
terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:
-
Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
-
Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga
negara Prancis itu dibebaskan juga.3.
3.
Kalimat Yang Berimbang
Kalimat
yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan
dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh:
-
Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba
melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
-
Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan
dapat beribadat dengan leluasa.
.
G.
Berdasarkan Subjeknya
Kalimat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.
Kaliamat Aktif
Kalimat
aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan.
Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan
ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak
dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi,
dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:
-
Mereka akan berangkat besok pagi.
-
Kakak membantu ibu di dapur.
Kalimat
aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.1
Kalimat Aktif Transitif
Kalimat
aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1).
Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah
menjadi kalimat pasif.
Contoh:
Eni mencuci piring.
.
S
P O1
1.2
Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat
aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek
penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang
berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi
kalimat pasif.
Contoh:
-
Mereka berangkat minggu depan.
.
S
P
K
-
Amel menangis tersedu-sedu di kamar.
.
S
P
K
1.3
Kalimat Semi Transitif
Kalimat
ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan
objek.
Contoh:
-
Dian kehilangan pensil.
.
S
P Pel.
-
Soni selalu mengenderai sepeda motor ke
kampus.
.
S P
Pel
K
2. Kalimat
Pasif
Kalimat
pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti
oleh kata depan oleh.
Kalimat
pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
2.1
Kalimat Pasif Biasa
Kalimat
pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada
kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:
-
Piring dicuci Eni.
.
S P O2
2.2
Kalimat Pasif Zero
Kalimat
pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2
tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan
akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar
berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan
dengan kalimat baku.
Contoh:
-
Ku pukul adik.
.
O2 P S
-
Akan saya sampaikan pesanmu.
.
O2
P
S
Cara
mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1.
Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2.
Awalan me- diganti dengan di-.
3.
Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
Contoh :
Bapak memancing ikan. (aktif)
.
Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4.
Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat
dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh :
Aku harus memngerjakan PR. (aktif)
.
PR harus kukerjakan. (pasif)
No comments:
Post a Comment