5 Apr 2014

KOMPETISI DAN MONOPOLI



BAB VI

 KOMPETISI DAN MONOPOLI

Salah satu kekuatan sosial terpenting ialah kompetisi. Kita dapaat mengklasifikasikan kekuatan sosial menjadi dua kelompok. Pertama, kekuatan sosial yang mendorong perkembangan kerjasama, dan kedua kekuatan yang memaksa orang untuk bertidak bertentangan dan beroposisi satu sama lain. Kekuatan sosial utama yang mendorong orang untuk bertindak bertentangan satu sama lain adalah perjuangan. Prjuangan dapat dirumuskan sebagai antar hubungan sosial di mana kita ingin memaksa orang lain atau kelompok lain dengan kekuatan, agar supaya bertindak menurt kemauan kita.  Melalui perjuangan ini, perlawanan dari orang lain itu diatasi. Kompetisi, sebaliknya dapat dianggap sebagai sejenis perjuangan secara damai. Dengan demikian, dapat dirumuskan sebagai suatu upaya secara damao dari beberapa individu atau kelompok untuk mendapatakan barang sesuatu yang sama.
Kompetisi, seperti perjuangan, adalah suatu kategori universal dari kehidupan. Dalam biologi kita berbicara tentang : perjuangan untuk mempertahankan hidup dan ini adalah kategori universal dari kehidupan sosial. Banyak orang yang percaya bahwa kompetisi adalah suatu fenomena ekonomi murni, yang terutama dilambangkan oleh barter. Namun tak ada yang lebih keliru daripada pemberian arti yang terbatas seperti itu terhadap istilah kompetisi. prinsip kompetisi ialah samaa-sama bekerja ketika sejenis perlombaan terjadi, tujuan bersama bagi setiap orang yang berkompetisi adalah mencoba untuk mencapai tujuan paling dahulu daripada orang lain. Tetapi adalah juga kompetisi, jika dua sekolah yang berbeda mencoba menyelesaikan problema ilmiah yang sama,atau juka dua orang laki-laki ingin merebut hati dan mengawini wanita yang sama. Ini penting untuk diperhatikan bahea semua barang-barang yang berbeda itu kepunyaan bersama, dan kompetisi bekerja dalam keseluruhan bidang itu. Kompetisi ekonomi termasuk ke dalam lapangan yang sama dan dalam hubungan ini sekali lagi menjadi jelas bahwa ilmu ekonomi berhubungan erat dengan sosiologi.
Melihat riwayat ide kompetisi, adalah menarik dicatat bahwa prinsip kompetisi mula-mula diselidiki dalam ilmu ekonomi, baru kemudian dialihkan ke bidang biologi. Adam smith dan para penganut aliran physiocrat lainnya adalah orang yang mula-mula melakukan analisa sistematis tentang kompetisi. Menurut mereka, kemerdekaan dan kompetisi adalah elemen yang diperlukan dalam mencpai keselarasan kepentingan. Malthus dalam karyanya Essay on the principle of population (1798) menyatakan suatu pandangan yang mengecilkan hati tentang adanya suatu kecenderungan umum bahwa pertambahan jumlah penduduk berlangsung menurut deret ukur sedangkan pertambahan produksi bahan makanan hanya menurut deret hitung. Charles Darwin adalah orang yang mula-mula mengalihkan ide tentang kompetisi kehidupan biologi di tahun 1859. Ia menganggap kehidupan makhluk hidup sebagai suatu perjuangan untuk memepertahankan hidup dan sampai kepada suatu kesimpulan bahwa perjuangan ini mendorong organisme secara individual untuk menyesuaikan dirinya terhadap situasi khususnya sendiri. Jadi Darwin yang dipengaruhi oleh esei Malthus, mengembangkan prinsip mengenai seleksi alamiah melalui perjuangan mempertahankan hidup.

Hendaknya jangan dilupakan bahwa esei Malthus itu adalah suatu reaksi yang pesimis melawan optimisme teori sosial yang diajukan oleh Godwin dan Condoret yang mempercayai tentang kesempurnaan yang tak ada akhirnya dan persamaan alamiah umat manusia.
1.      FUNGSI KOMPETISI
Kita membedakan antara kompetisi  perseorangan dan kompetisi antar kelompok. Walaupun kompetisi didorong oleh tujuan-tujuan perseorangan tetapi kompetisi itu melaksanakan fungsi sosial dari seleksi, terutama dalam menetapkan satu tempat untuk setiap orang di dalam sistem sosial. Alternatif utama bagi kompetisi sebagai suatu cara untuk menetapkan tempat bagi masing-masing individu di dalam sistem sosial adalah sebagai berikut;
a)         Penetapan status sosial melalui warisan turun menurun
b)        Penetapan prinsip senioritas
c)         Penetapan ukuran kemampuan melalui bentuk-bentuk testing yang bertingkat.

Masyarakat yang merencanakan dan seluruh masyarakat lainnya yang ingin menimalkan kompetisi, boleh memilih diantara alternatif di atas.
Sejumlah aktivitas yang berhubungan dengan proses seleksi dalam setiap masyarakat adalah suatu indek dari kompetisi. Di dalam masyarakat yang statis, di mana biasanya anak-anak mengikuti pekerjaan orangtuanya; di mana posisi tertentu dipertahankan pleh segelintir kasta,  dimana sistem memilih melalui suatu proses pemilihan tidak dikenal, maka orang hanya mengorbankan sedikit tenaga untuk menemukan suatu tempat di dalam sistem sosial demikian. Intensitas kompetisi berbeda-beda, sesuai dengan tingkat kemerdekaan perseorangan, sesuai dengan tingkat perubahan sosial, dan berkebalikan dengan sifat badan-badan selektif.
Semakin bebas individu dalam memilih tingkat upah yang lebih baik, atau semakin jarang orang mengalami diskriminasi rasial, keagamaan atau diskriminasi kelas, maka semakin tinggi tingkat kemajuan umum yang dicapai oleh masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan sosial membuaka kesempatan baru banyak orang, yang dalam keadaan yang lain orang mungkin harus meyakinkan dirinya sendiri bahwa mereka ditentukan untuk selama-lamanya. Contoh menarik dari proses ini ialah pengaruh peningkatan industri mobil di Amerika Serikat, yang mana selama 25 tahun menyerap tenaga kerja sejuta orang dan sangat sedikit di antara mereka yang mewariskan pekerjaan mereka kepada anak mereka. Makin baik badan-badan selektif makin ekonomis dan makin tepat penyaringan terhadap orang-orang yang berkompetisi.
2.      AKIBAT KOMPETISI
Setiap orang yang berkompetisi akan mencoba menyesuaikan diri mereka sendiri sebaik mungkin dengan kondisi khusus mereka sendiri agar supaya menjadikannya sebagai orang yang terbaik, dan individualisasi adalah suatu produk dari penyesuaian diri ini, di mana mentalitas perseorangan dari seorang individu mencerminkan struktur dari situasi dan kekhasan dari orang yang berkompetisi itu. Kompetisi mempertinggi keanekaragaman kepandaian, kekenyalan dan mobilitas individu yang terlibat di dalamnya. Kompetisi dalam sebagian besar kasus, berhubungan erat dengan mobilitas. Hanya jika saya dapat maju menuju kemungkinan mencapai prestasi terbaiklah maka kompetisi mampu mengembangkan potensi sosial saya. Bagaimana pun juga, kompetisi individual adalah suatu perantara yang cenderung memecah solidaritas kelompok.
Pasar adalah tempat di mana kompetisi mula-mula timbul,mula-mula terdapat di kawasan perbatasan suku, yakni ditempat mana komunikasi antar suku berlangsung. Pandangan yang timbul di dalam situasi marjinal ini kemudian menerobos ke tengah-tengah masyarakat dan dengan demikian dimulailah transformasi ke arah situasi masyarakat yang serakah.
Secara psikologis,kompetisi cenderung menciptakan perasaan inferior. Ini adalah konsekuensi dari cara-cara melalui mana kompetisi itu berlangsung. Di sini dibedakan dua jenis perasaan inferior yang bersumber pada kompetisi. Pertama, perasaan inferior yang menyebabkan individu menjadi aktif,yang memaksanya untuk menyesuaikan dirinya sendiri dengan cara yang lebih baik terhadap situasinya. Perasaan seperti ini menciptakan insentif baru dan mendorong untuk menghormati kepribadian orang lain. Perasaan inferior kedua, ialah yang melumpuhkan kekuatan individu dan memaksanya untuk menerima saja perasaan inferiornya itu. Jenis pertama adalah potensial dan aktual dan dalam kebanyakan kasus di sebabkan karena kompetisi yang benar-benar bebas. Sedangkan jenis perasaan inferior kedua, terutama dibantu perkembangannya oleh tingkahlaku yang otoriter dari mereka yang mendominasi individu yang berbeda pada posisi yang lemah.
Pertanyaan yang timbul di sini adalah seperti berikut: siapakah saingan kompetisi anda? Bagaimana acaranya anda mengkonpensasikan perasaan inferior anda? Apakah kompetisi itu meningkatkan kekuatan anda ataukaah situasi kompetisi demikian itu anda hadapi dengan menarik diri dan lari ke dalam diri sendiri, sehingga anda menjadi seorang pendiam dan pelamun? Apakah kompetisi itu membesarkan hati dan mendorong anda ataukah mengecilkan dan menciutkan hati anda dalam berusaha?
Suatu perasaan inferior yang minimum sering perlu untuk menemukan cara-cara penyesuaian diri yang baru, yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi baru. Perasaan inferiorlah yang menciptakan dalam diri individu suatu desakan untuk mengkompensasikan perasaan inferiornya sendiri. Mekanisme ini dapat mengubah penampilan yang buruk menjadi penampilan yang lebih baik di sekolah, di tempat bekerja, dan sebagian. Tetapi sejumlah perasaan inferior yang berlebih-lebihan melumpuhkan aktivitas individu,karena perasaan demikian merusak keseimbangan kepribadiannya dan penilaiannya terhadap dirinya sendiri.
Tentu saja juga ada metode untuk menghilangkan perasaan inferior seseorang. Contohnya, pertama sebagai pengganti pengembangan kemampuan diri kita sendiri, kita mencoba membatasi lawan berkompetisi kita seperti ketika seorang pimpinan menengah dalam suatu birokrasi memilih para asistennya dari kalangan orang yang tidak berbakat, dan dengan demikian menimbulkan kemungkina untuk menguasai perasaan inferior itu. Atau kedua, dengan mencemarkan ide-ide atau nama baik orang lain yang berkompetisi dengan kita. Menurut cara ini, kebencian, iri hati, dan dendam kesumat di lawan dengan kepahlawanan, dengan kekesatriaan. Atau ketika prestasi kita sedang meningkat,kelompok lain yang kurang berefektif mungkin mencoba menghasut orang lain untuk memusuhi kita yang lebih efisien dan yang lebih berhasil. Contohnya kasus demikian ini dapat ditunjukkan ketika para bangsawan pemilik tanah mencoba menciptakan perasaan permusuhan melawan pengusaha industri yang banyak menghasilkan uang. Pencarian `kambing hitam` juga bukan suatu hal yang taklazim dilakukan orang; kegagalan yang bersumber sebenarnya pada kelemahan kita sendiri, kita lemparkan kesalahannya kepada orang lain sebagai biang keladinya.

3.      KETERBATASAN METODE KOMPETISI
Sepanjang kompetisi bekerja menurut cara-cara yang konstruktif,maka ia akan memaksa individu untuk meningkatkan usaha perseorangannya dan mendorongnya untuk berprestasi semaksimal mungkin. Karena kompetisi berperan sangat efektif,maka sebagai akibatnya dimungkinkan untuk memilih yang terbaik dri segi tipe manusianya yang paling menonjol dan dari segi penampilannya yang terbaik dalam pekerjaan. Tetapi ada suatu kemungkinan bahwa prinsip kompetisi yang sama,justru dapat menghasilkan akibat-akibat yang berlawanan,dan menjadi alat dari cara-cara pemilihan yang bersifat negatif. Karena itu kompetisi secara bebas harus selalu disertai dengan peraturan yang mengikat dan standar yang di terima secara umum. Di sini, fenomena perlakuan yang wajar terhadap semua orang (disebut: fair-play ) termasuk ke dalam nya.
Perlakuan yang wajar terhadap semua orang berarti bahwa baik dalam keseluruhan masyarakat atau sekurang-kurangnya dalam salah satu stratanya, suatu kontrol sosial tertentu berlaku dalam bentuk suatu standar tinhkahlaku yang mempengaruhi mentalitas individu yang berkompetisi itu. Kejujuran seperti itu dapat dimasukkan ke dalam situasi kompetisi di sekolah, di dalam dunia usaha, dan di dalam bidang perjuangan politik. Kelompok harus menerima sekurang-kurangnya harus ditegur oleh beberapa orang anggotanya,dan pemimpin harus pula menerima suatu standar sosial yang menentukan, yang menjamin kewajaran dan kejujuran terlaksana di kalansgan orang yang berkompetisi. C.H. Cooley adalah orang yang pertama yang menyadari arti penting prinsip fair-play ini.

No comments:

Translate