5 Apr 2014

INDIVIDUALISASI



BAB V
INDIVIDUALISASI

Kerahasiaan pribadi (privasi) hanyalah satu bentuk individualisasi. Banyak jenis kekuatan sosial yang membantu perkembangan individualisasi, yang dimaksud individualisasi ialah proses sosial yang cenderung menyebabkan individu kurang lebih terlepas dari kelompoknya dan yang menciptakan di dalam dirinya suatu kesadaran diri sendiri mengenai miliknya diri sendiri.
Dalam menganalisa bagaimana proses individualisasi berlangsung, maka dua kesalahan konsepsi perlu dikoreksi terlebih dahulu. Pertama, bahwa individualisasi ialah proses yang semata-mata dibantu oleh individu itu sendiri. Ini didasarkan atas asumsi bahwa seseorang membebaskan atau kurang bebas sama sekali dari pengaruh kelompoknya, hanya dengan menggunakan kualitas mental. Kekeliuruan konsepsi kedua didasarkan atas asumsi bahwa individualisasi terutama adalah proses mental atau spiritual yang tersebar melalui ide-ide umum dari satu periode waktu atau tempat tertentu. Jika ahli sejarah misalnya berbicara mengenai Renaisan maka mereka mengumpulkan kalimat-kalimat yang membuktikan bahwa suatu penilaian baru terhadap individualitas telah muncul pada waktu tertentu dan kemudian menunjukkan bahwa ide itu swcara berturut-turut diterima oleh kelompok lain dan oleh individu lain. Upaya sosiolog tidak hanya sekedar mempelajari bahwa ide demikian itu ada pada waktu tertentu tetapi berupaya pula menemukan bagaimana ide itu timbul. Kita dapat bertanya kepada diri kita sendiri,kekuatan-kekuatan sosial apa saja yang menimbulkannya di dalam lingkungan yang lebih sempit dan perangkat pengaruh sosial yang bagaimana yang mempersiapkan kelompok manusia yang lebih besar menerina ide-ide itu. Ide itu biasanya hanyalah merupakan ekspresi mental belaka dari proses individualisasi,yang dasar-dasarnya telah dipersiapkan oleh perubahan sosial yang cenderung mengarahkannya. Di tengah-tengah jaringan sosial baru yang demikian itu diungkapkan ide-ide yang memperkuat dan yang secara meyakinkan membentuk situasi baru tetapi ide-ide itu sendiri tidak menciptakannya ketika saya mengatakan bahwa di setiap situasi sosial terdapat seperangkat kekuatan sosial, di dalam situasi mana individualisasi cenderung bekerja,saya menyadari bahwa periode waktu tertentu seperti Renaisan atau periode Rasionalisme abad ke 18 dan liberalisme abak ke 19 membantu kelangsungan proses individualisasi sedemikian besarnya dibandingkan dengan periode sejarah lainnya.
Untuk menghindarkan kebingungan terhadap berbagai jenis individualisasi,maka saya akan memulai dengan menjelaskan perbedaan bentuknya dan mencoba menemukan kekuatan sosial yang spesifik yang menunjang masing-masing bentuk tersebut.
Saya membedakan empat aspek utama individualisasi,masing-masing sebenarnya masih dapat dipecah lagi menjadi beberapa sub-aspek.
1.      Individualisasi sebagai proses menjadi berbeda dari orang lain.
2.      Individualisasi pada tingkat bentuk baru dari penghormatan terhadap sikap sendiri: baik melalui kesadaran terhadap ke unukan dan kekhasan kepribadian orang lain maupun melalui jenis penilaian baru terhadap diri sendiri atau pengaturan diri sendiri.
3.      Individualisasi dari keinginan-keinginan,yakni mengindividualisasikan hubungan dengan obyek.,
4.      Individualisasi sebagai sejenis perenungan ke dalam diri kita sendiri, yakni sejenis pemusatan perhatian dan pemikiran terhadap diri sendiri (intriversi) yang secara tak langsung menyatakan penerimaan pengalaman yang kita miliki sendiri dan meningkatkan kekuatan individualisasi di sekitar dan di dalam diri kita sendiri. Ini juga dapat dijelaskan sebagai tindakan tidak menyingkapkan dimensi yang terdalam dari kehidupan seseorang.

Dengan demikian,keempat aspek utama individualisasi itu adalah : menjadi berbeda ; munculnya jenis penilaian baru terhadap kekhasan kepribadian diri sendiri ; individualisasi melalui obyek; dan pemasukan kekuatan individualisasi. Keempatnya merupakan fenomena yang berbeda.

1.      PROSES MENJADI BERBEDA.
Perbedaan eksternal dari tipe dan individual menyebabkan terbentunya kelompok baru dimana ciri-ciri baru ini biasanya di ungkapkan. Munculnya kelompok baru ini dipercepat oleh adanya pembagian kerja dan dan pembagian fungsi. Pembagian fungsi ini menyebabkan perkembangnya ciri-ciri profesional. Kelompok baru serupa itu sedikit banyak memungkinkan individualitas dalam keanggotaannya menurut intensitas dan volume organisasi dan peraturan internal. Bahkan misalnya perbedaan antara tenaga kerja ahli dan tenaga kerja pelaksna dalam suatu pabrik. Tenaga kerja ahli bekerja dengan ketrampilan teknik dan dengan peralatan tersendiri sehingga dengan demikian menjadi lebij individualis. Dalam pabrik ada kecenderungan pengaturan kerja secara impersonal. Faktor sosial berikutnya yang menimbulkan tipe diferensiasi eksternal dan tipe individual adalah akibat dari keterbatasan kontak,karena orang yang dalam keadaan demikian itu akhirnya terhalang untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah.
Dalam masyarakat cina kuno, tindakan orang dalam keseluruhan hubungannya telah ditetapkan secara pasti oleh ajaran konghucu. Dalam kehidupan rumah tangga misalnya, peraturan  tingkah laku seorang anak terhadap bapaknya atau si isteri terhadap suaminya, atau seorang adik terhadap kakak laki-lakinya, telah ditetapkan dengan pasti. Aturan tingkah laku ini terang mempengaruhi kesempatan-kesempatan yang terbuka bagi anggota kelompok, dan dalam kenyataan kehidupan yang sesungguhnya dari anggota kelompok. Sebaliknya, demokratisasi dalam pengertian yang seluas-luasnya di bidang politik, ekonomi dan pedagogik berperan sangat kuat dalam mengarahkan terciptanya tindakan yang spontan dan tindakan yang tidak tradisional. Kompetisi secara bebas juga mendorong individu menyesuaikan dirinya sendiri terhadap situasi khususnya sendiri, untuk mengambil inisiatif dan tidak menunggu perintah atau tidak lebih senang diperintah. Khususnya unit sosial yang kecil, jika diorganisir menurut cara-cara demokratis dapat mendorong pertumbuhan kepribadian. Unit sosial yang kecil seperti itu terdapat di wilayah Swiserlan bagian tengah, dalam komune merdeka abad pertengahan dan dalam sekte-sekte keagamaan. Hal yang serupa juga terdapat pada kelompok-kelompok pendidikan yang terorganisir secara demokratis seperti universitas di abad pertengahan memudahkan upaya secara individual dan upaya pengambilan keputusan.
Satu contoh yang nyata dari kulit luar suatu situasi yang tidak berpola terlihat dalam kasus pionir atau pedagang yang bertualang meninggalkan kampung halaman mereka dengan tujuan menaklukan daerah baru, atau untuk menciptakan pasar baru, atau sama seperti pemuda atau pemudi yang melepaskan diri mereka dari perlindungan keluarga mereka untuk mencari sumber penghidupan di tempat baru. Tetapi kompetisi di dalam kehidupan kelompok mendorong setiap orang untuk bertindak menurut kepentingan individualnya dan untuk mengintegrasikan kembali situasi dirinya sendiri.
Perkembangan prises individualisasi selanjutnya dibantu oleh peningkatan mobilitas sosial,terutama oleh mobilitas sosial vertikal yang memungkinkan seseorang tampil pada skala sosial sebagai individu,dan tidak hanya sebagai seorang anggota belaka dari kelompoknya. Di dalam situasi demikian itu adalah perlu bagi keberhasilannya untuk membebaskan dirinya sendiri dari prasangka kelompoknya,meskipun mungkin kemudian ia menyesuaikan diri juga dengan prasangka kelompok lain. Mobilitas horizontal terlihat misalnya dalam pengembaran individu, yang secara tak langsung menyatakan keperluannya untuk membuang sudut pandangan kelompok kecilnya yang sudah usang. Bagaimana, dalam kasus ini terdapat kemungkinan baginya untuk mengenali sama sekali dirinya sendiri melalui kelompok baru dan melalui cara ini ia di paksa untuk menemukan pandangannya sendiri secara bebas. Jika seseorang menggabungkan diri dengan kelompok oposisi, maka orang itu akan kehilangan pandangannya yang asli dan mencoba mempelajari dan menerima pandangan orang lain.
Situasi seseorang sebagai `orang asing`, apakah secara relatif atau secara mutlak mempunyai pengaruh individualisasi yang serupa. Contoh keterasingan secara relatif demikian adalah anak kecil yang diterlantarkan keluarganya atau pemimpin golongan minoritas di dalam suatu kehidupan kelompok,sedangkan contoh ketersaingan secara absolut adalah orang yang diusir atau dibuang dari lingkungan kelompoknya dan orang asing yang tidak berasimilasi. Awal dari kehidupan Hitler, lenin, dan T rotsky atau stalin memperlihatkan sejumlah situasi outsider demikian itu.
Situasi sosial terakhir yang diperlihatkan dalam kaitannya dengan individualisasi sebagai suatu`proses menjadi berbeda` adalah melarikan diri dari kontrol sosial satu kelompok kepada kontrol sosial kelompok yang lain. Dalam setiap kelompok terdapat perbedaan sesuatu yang disumbangkan yang dipelajari oleh orang yang sama,seperti halnya orang yang berbeda membentuk jenis kelompok yang berbeda,keluarga,teman sepermainan,klub,universitas,dan sebagainya. Dengan demikian lingkungan kontak yang diperluas itu dapat memberikan anekaragam pengalaman yang makin luas pula sehingga individualisasi dapat berkembang dengan fleksibelitas yang lebih besar.

2.      INDIVIDUALISASI (PENGHORMATAN TERHADAP SIKAP SENDIRI)

Dilihat dari satu segi,kepribadian individualistis terdiri dari semakin sadar terdapat kekhasan karakter kita sendiri dan munculnya jenis penilaian baru terhadap diri sendiri. Dengan demikian, pengorganisasian terhadap diri sendiri berlangsung sebagai bentuk kemunculan penilaian terhadap diri sendiri. Contoh proses ini dapat ditemukan dalam sejarah di mana pemujaan terhadap kepribadian yang kuat menciptakan suatu tipe individualisasi tertentu. Prakondisi proses ini adalah suatu diferensiasi yang ketat dan pengambilan jarak oleh elite pemimpin, pengorganisasian kelompok sedemikian rupa sehingga menyediakan kesempatan bagi sekumpulan orang tertentu untuk menjadi lalim (despotic);adanya lingkungan pergaulan istana yang tak terjangkau oleh penilaian publik  di mana sang penguasa lalim itu dapat berilusi sebagai seorang yang `maha kuasa`. Ini adalah prakondisi untuk terciptanya seorang penguasa yang kejam dan lalim yang biasa disebut dengan satu kata `tirani` yang bersandar kepada kekuatan pisik dan paksaan spiritual (biasanya berdasarkan sikap yang mengira ia memiliki sejenis kekuatan gaib) bersama dengan kekuatan yang berasal dari pemilikan tanah, uang dan harta kekayaan lainnya serta prestise dan kemegahan.
Proses serupa terlihat dalam bentuk yang lebih moderat dan dalam lingkungan pergaulan yang lebih sempit,jika seorang anak menjadi tirani dari suatu keluarga. Dalam kasus di atas terlihat adanya impuls kecintaan terhadap diri sendiri pada si tiran atau pada si despot itu, dan ini terima oleh kelompoknya.
Perasaan mengenai keunikan kehidupan seseorang dan karakter yang dimilikinya, dapat ditemukan pada asal mula pemujaan terhadap otobiografi: pemujaan ini berkembang di penghujung periode kekaisaran Romawi yang berhubungan erat dengan timbulnya suatu perasaan bahwa kehidupan dan karakter seseorang adalah unik. Namun asal mula perasaan demikian ditemukan juga di permulaan kehancuran despotisme di dunia Timur. Di permulaan tingkat perkembangan individualisasi ini, penilaian terhadap diri sendiri dibangun dengan membiarkan orang lain menjadi mangsa ketakutan dan hormat kepada kita sendiri. Contoh kemegahan diri sendiri serupa itu dapat ditemukan dalam riwayat Assurbanipal (885-860 SM) yang menyatakan ; `Aku adalah raja`.`Aku adalah Tuhan`.`Aku adalah yang maha agung`.`Aku adalah yang terbesar ,yang terkuat`. `Aku adalah yang termasyhur`. `Aku adalah pangeran,bangsawan,panglima perang`. `Aku adalah seekor singa.......`Aku adalah wakil Tuhan`. `Aku adalah senjata yang tak terkalahkan,yang membuat bumi musuh menjadi puing`. `Aku menangkap mereka hidup-hidup, dan menenggelamkan mereka`. `Aku mencat gunung dengan darah mereka`. `Aku menguliti mereka dan menutupi dinding istanaku dengan kulit mereka`. `Aku mendirikan pilar istanaku dengan batok kepala mereka. Dan diantara pilar-pilar itu aku menggantungi kepala mereka dengan tanaman anggur.....`Aku menyiapkan gambar klosal tokoh-tokoh keluarga kerajaanku dan menggoreskan kemauanku dan keagunganku padanya...sinar wajahku terpancar pada puing-puing. Dalam melayani kemarahanku,aku menemukan kepuasanku`.
Melalui periode terakhir kekaisaran Romawi dan melalui otobiografi filosof Stoa serta melalui pernyataan lainnya,kita dapat menunjukkan situasi sosial yang menyokong bertambah kuatnya perasaan keunikan diri sendiri itu. Kita dapat menunjukkan kelemahan organisasi masyarakat yang besar dan keadaan yang kacau dari kekaisaran,dan sehubungan dengan itu kita dapat pula menunjukkan kemungkinan bagi individu untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam skala sosial. Kelemahan organisasi yang besar ialah bahwa kekuatan mengikat normanya hampir hilang sama sekali. Kita melihat di sini pembubaran cita-cita yang terkandung di dalam negara-negara kota Yunani (prolis) yang kecil-kecil itu.

3.      INDIVIDUALISASI KEINGINAN MELALUI OBYEK
Dalam membangun petunjuk arah dan keteguhan perasaan terhadap obyek dan terhadap orang lain (apa yang oleh ahli psikoanalisasi disebut penetapan libido atau kathexes) sikap tradisional dan daya tahan kelompok primer adalah menentukan. Petani dan kaum ningrat yang menguasai tanah pertanian,lebih terarah dan lebih teguh keimanannya dari pada tipe orang kaya kota yang mudah bergerak (mobile). Kalangan petani dan ningrat pemilik tanah, mencoba menetapkan jenis keinginan yang akan dipenuhinya sejauh ia ingin membeli suatu barang tertentu tetapi ingin menyelang-nyelingi ke mungkinan dalam keterbatasan kemampuan yang ada padanya. Jarak pilihannya mungkin lebih luas dan pilihannya yang sebenarnya beraneka ragam. Berbagai faktor meningkatkan keinginannya secara individual dan yang mendadak seperti faktor kekayaan,yang menciptakan kemungkinan yang bervariasi atau yang menciptakan proses produksi dan distribusi moderen yang mendorong kompetisi individual dan orang yang pertama tampil membawa ide-ide baru. Bagaimanapun juga, industri raksasa yang merangsang para pembeli melalui iklan misalnya juga berusaha untuk menyeragamkan pilihan konsumen. Di samping itu terdapat mobilitas sosial baik horizontal seperti migrasi maupun secara vertikal seperti bergerak ke bawah dan ke atas skala sosial, yang cenderung mengikat individu kepada keinginan-keinginan khusus .
Ada beberapa keinginan yang dimiliki orang. Kita dapat menyederhanakannya menjadi dua macam. Pertama sikap untuk memilih obyek tunggal dengan penetapan libido yang pasti. Kedua, penetapan libido terhadap obyek yang abstrak, seperti uang dan persamaan derajat. Selanjutnya terdapat dua jenis sikap yang menginginkan untuk menyeimbangkan dalam hubungannya dengan pemilikan; pertama berusaha sekuat tenaga untuk memiliki suatu obyek tertentu yang pasti, dan kedua berusaha keras untukn keras untuk memiliki berbagai macam obyek. Dalam kasus terakhir ini libido yang dipastikan terhadap sesuatu obyek,dalam ukuran tertentu adalah dialihkan dari obyek itu kepada pilihan itu sendiri. Contoh libido yang dipastikan terhadap obyek tertentu ialah berupa kesukaan seseorang petani terhadap pipa rokok kesayangannya atau terhadap piring kesayangannya pada waktu makan atau terhadap pemandangan alam di sekitar tempat ia mondar-mandir dan bermukim. Dalam keseluruhan kasus di atas petani secara pribadi berhubungan erat dengan barang-barang yang dimilikinya itu atau dengan situasi personalnya. Dalam kasus yang kedua,dimana libido ditetapkan tidak begitu banyak terhadap obyek tetapi lebih banyak terhadap pilihan itu sendiri, contohnya dapat diketengahkan tentang sikap orang yang selalu mengikuti mode, sikap orang liberal atau sikap orang yang individualis dalam masyarakat yang bercorak kompetitif. Tetapi orang yang bersikap liberal dan anarkis juga dapat memiliki keinginan-keinginan yang terikat kepada obyek khusus atau kepada orang tertentu.
Penetapan libido individu yang keras terbentuk oleh keluarga kecil. Contohnya libido terhadap tokoh ibu atau tokoh ayah adalah lebih besar dalam tipe keluarga tertentu daripada dalam tipe keluarga yang lain. Dalam kelompok keluarga primitif, setiap anak mempunyai beberapa orang ibu sekaligus karena dalam kelompok keluarga demikian seluruh ibu-ibu yang setingkat usianya dipanggil ibu oleh semua anak-anak mereka. Dalam keluarga kecil monogami, kepastiannya lebih besar dan disitu terlihat kasih sayang yang sedemikian mendalam dari seorang ibu, dan dalam keluarga yang beranak tunggal lebih mencolok lagi dibandingkan dengan keluarga yang beranak,katakan lah sepuluh orang misalnya.
Salah satu sumber utama libido individual yang mempengaruhi ide tentang keunikan perseorangan dan cinta yang lebih ideal dapat ditemukan di sini. Cinta yang romantis hanya dapat di terangkan dalam kaitannya dengan kesukaan memusatkan perhatian kepada diri sendiri yang dikenal sebagai `introversi`.

4.      INDIVIDUALISASI SEBAGAI INTROVERSAL
Melalui pengetahuan tentang individualisasi,dapat diketahui kepribadian yang mendalam,yang disebut; introyeksi. Tingkatnya dapat ditelusuri. Tingkat merenggang, menjadi terpencil yang ditandai oleh kenyataan bahwa individu mengundurkan kekuatan libidonya ke dalam dirinya sendiri. Gejala seperti ini sering ditemukan dalam kehidupan kota besar di mana dirasakan kurangnya keeratan hubungan persahabatan dan keramahtamahan dan kebingungan yang disebabkan karena pada umumnya komunitas kehilangan kekuatan ekspresifnya, karena misalnya bentuk-bentuk pemujaan dan upacara kehilangan makna kebersamaannya dan makna perseorangannya. Hilangnya jarak aktivitas karena demikian sibuknya,keterbatasan kemungkinan untuk membagi ekspresi emosional, kesemuanya itu memberikan andil terhadap merenggangnya hubungan, introspeksi dan pengarahan perhatian ke dalam diri sendiri (indwardness) dan memberikan andil terhadap sublimasi energi menuju kepada suatu kesukaan memikirkan diri sendiri daripada memikirkan orang lain (introversion). Proses ini, yang berkombinasi dengan munculnya kecintaan terhadap diri sendiri,memungkinkan terbentuknya cinta romantis.
Kemudian berkembanglah suatu penerimaan terhadap privasi dan isolasi sebagian sebagai suatu cara untuk melarikan dari kontrol eksternal,sama halnya dengan bentuk lain dari individualisasi berhubungan erat dengan introversi. Pengutamaan introversi adalah salah satu bentuk individualisasi sejenis introversi ini. Selain dari itu, dalam keadaan terjadinya mobilitas sosial dan kultural, ketika dengan tiba-tiba diperlukan penilaian kembali yang lebih dalam,maka suasana batin yang introspektif demikian itu biasanya muncuk terutama di kalangan orang yang  banyak mempunyai waktu terluang untuk bersenang-senang yang dikombinasikan dengan privasi. Perkembangan harmonis keseluruhan kepribadian adalah bentuk individualisasi yang di senangi orang demikian itu, yang memandang barang sesuatu tidak secara spesifik tetapi sebagai yang memperlihatkan keseragaman dan kesatuan pengalaman sekaligus. Bagi orang demikian itu, jarak sosial dari bidang pekerjaan dan perjuangan sosial mengakibatkan berkurangnya ketundukan terhadap kekuasaan atau menyelesaikan fakta-fakta eksternal. Seniman-seniman besar zaman Renaisan,sastrawan dan ilmuwan abad ke 17 dan ke 18 dan beberapa orang ahli pikir inggris abad ke 20 memperlihatkan sikap serupa itu.

D. INDIVIDUALISASI DAN SOSIALISASI
      Di mana kesadaran terhadap diri sendiri adalah dominan maka di situ selalu terdapat pengutamaan baik terhadap diri sendiri maupun pengutamaan diri kita sendiri terhadap diri orang lain. Jika kita berbicara tentang seseorang yang suka mementingkan diri sendiri atau yang memusatkan perhatian kepada dirinya sendiri, maka kita berfikir mengenai dia sebagai orang yang kurang mampu melihat barang sesuatu dalam hubungannya dengan sudut pandang orang lain. Orang serupa itu belum secara keseluruhannya melewati fase awal dari kesadaran sosial di dalam mana kita melihat barang sesuatu hanya dalam hubungannya dengan kita. Sebagai contoh,anak yang tak mempunyai saudara kandung laki-laki atau perempuan, sering sekali menjadi orang yang suka memusatkan perhatian kepada diri sendiri (self centred). Orang yang demikian itu belum cukup di sosialisasikan. Dengan sosialisasi kita maksudkan sebagai proses yang berlawanan dengan individualisasi. Sosialisasi ialah proses pengembangan diri sendiri. Pengembangan diri sendiri ini mengikuti garis tertentu yang dapat disebut sebagai jalan sosial menuju pengembangan diri sendiri.
Para sosiolig telah menunjukkan tentang adanya berbagai bentuk pengembangan diri dengan istilah simbolis seperti berikut:
1.      Spheric-self. Yakni orang yang tak mau bekerjasama, terutama tak mau cocok dengan orang yang dekat hubungannya dengannya.orang yang dijauhi oleh orang yang memiliki aspek kepribadian seperti itu justru adalah orang yang sering memperhatikannya karena mereka sering melihatnya,sebagai contoh,tetangganya dan pengasuhnya semasa kecil. Tetapi buku-buku bacaan,perjalananya,kehidupan orang besar,dan stratifikasi sosial dapat merentangkan radius aktivitas perseorangan dan dengan demikian tak menguntungkan bagi pengembangan kepribadian yang tak mau bekerjasama ini.
2.      Linier-self. Yakni kepribadiaan yang tetap sejalan dengan garis keluarga. Kepribadian ini mendorong seseorang untuk banyak berkorban agar tidak mencemarkan nama baik nenek monyangnya atau untuk tidak menjadi halang-perintang bagi anak cucunya. Di sini perasaan kekeluargaan menjadi saingan bagi perasaan sosial yang lebih luas.
3.      Flat-self. Muncul jika perasaan sosial hanya terbatas pada orang yang berasal dari setrata sosial tertentu di mana ia menjadi salah seorang yang termasuk kedalamnya. Sosialisasi horisontal demikian ini melemahkan rintangan perasaan iri yang muncul di kalangan kehidupan bertentangan,jemaah dan di bidang wewenang, tetapi sebaliknya menciptakan perasaan iri yang baru lainnya. Sementara permusuhan dalam komunitas dapat menghindarkan kerusuhan dengan jalan saling menghilangkannya satu sama lain, maka pemusuhan antara kelas sosial tak dapat menghindarkan kontak-kontak sosial dan dengan demikian tak dapat melenyapkan pergeseran-pergeseran atau friksi  antara kelas sosial itu.
4.      Vein-self. Dalam kota-kota besar demokratis, persaudaraan dan persahabatan cenderung mengikuti garis pekerjaan. Contohnya,wartawan surat kabar saling mengenal satu sama lain dan saling bertemu muka dengan sebagian besar wartawan surat kabar yang lain. Kenyataan bahwa mereka saling berkompetisi, dikalahkan oleh adanya kepentingan bersama yang terdapat pada mereka semuanya. Mereka yang tidak memcintai panggilan dirinya sendiri dan mempunyai profesi yang terlalu banyak dapat mengikuti suatu garis non-profesional dari kepentingan pribadinya.
5.      Star-self. Pengenbangan kepribadian,dalam beberapa hal akan mendapat simpati dari berbagai jenis orang menurut lapisan yang berbeda.jadi akan timbul kepribadian teladan (star self) yang memancar ke berbagai bidang. Contohnya dapat ditunjukkan pada kepribadian Goethe, Albert Schweitzer, dan Betran Rusell.

Diperensiasi fungsional dan kompleksitas kehidupan masyarakat kota, mendorong pengembangan kepribadian teladan ini. Sejumlah besar persoalan yang memerlukan kerjasama (team work) terutama didasarkan atas harga yang harus dibayar terhadap spheric-self tersebit di atas. 
Adalah menjadi tugas sosiolog dan para pendidik di masa mendatang untuk meneliti situasi sosial yang mana yang dapat membantu perkembangan dan perluasan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan kerjasama ini dan berbagai kelemahan sosial lainnya.
Bagaimana juga, adalah penting ditekankan di sini bahwa pengertian-pengertian di atas hendaknya jangan dihypothesakan sebagai kepribadian yang tepisah satu sama lain. Kelima pengertian di atas mempunyai keterbatasan penggunaannya secara praktis bagi sosiolog. Pertanyaan mendasar yang dapat timbul adalah: bagaimanakah sifat dasar kepribadian yang telah mendapatkan sumbangan pengaruh dari proses individualisasi dan proses sosialisasi itu


No comments:

Translate