22 Feb 2013

Adakah bacaan khusus dalam shalat duha ?

Adakah bacaan yang khusus untuk dibaca dalam Shalat Dhuha, dan adakah doa khusus untuk dibaca setelah kita melaksanakan Shalat Dhuha? 

Penting untuk kita ingat bahwa perkara ibadah adalah perkara yang bersifat tauqifi, artinya bersifat paket dari pembuat syariat. Kita hanya berkewajiban untuk melaksanakan sebagaimana adanya tanpa menambahi atau mengurangi. Ibadah yang bersifat mutlak dan umum tidak boleh dikhususkan, demikian sebaliknya ibadah yang bersifat khusus baik bilangan, tempat maupun waktunya tidak boleh dimutlakkan tanpa batasan.  
Demikianlah yang berlaku duntuk Shalat Dhuha. Dhuha adalah ibadah sunnah yang telah ditetapkan waktunya, tatacaranya, kecuali bilangan rakaatnya yang memang tidak dibatasi jumlah maksimalnya.
Mengenai bacaan Shalat Dhuha tidak ada dalil atau hadits shahih yang menganjurkannya, tidak pula contoh dari Rasulullah n maupun para shahabat beliau. Adapun hadis yang menganjurkan untuk membaca As Syams pada rakaat pertama dan membaca surat Ad-Dhuha yaitu hadits yang berbunyi,

صَلُّوا رَكْعَتَيْ الضَّحَى بِسُوْرَتَيْهَا  وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَ الضُّحَى
“Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua surat dhuha, yaitu surat Was syamsi wadhuhaa haa dan surat Adh dhuha.”

Dalam riwayat yang lain terdapat tambahan, “Barangsiapa yang mengamalkannya maka dia diampuni.”
Hadits di atas diriwayatkan oleh Ar-Ruyani dalam Musnad­-nya (no. 247) dan Ad-Dailami (2:242) dari jalur Musyaji’ bin Amr. Hadits ini juga disebutkan oleh Al-Hafizh Ibn Hajar dalam kitabya Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari ( 4/174) tanpa memberikan komentar. Beliau hanya menyatakan bahwa bacaan surat tersebut ada kesesuaian dengan shalat yang dikerjakan (Dhuha). Namun, hadits di atas adalah hadits palsu. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Al-Albani, beliau mengatakan, “Hadis ini palsu, cacatnya ada pada Mujasyi’ bin Amr. (Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhaifah, no. 3774, Dhaif Al-Jami’, no. 3479)
Ibn Ma’in berkomentar tentang Mujasyi’, “Yang saya tahu dia (Majasyi’) adalah seorang pendusta.”
Al-Hakim mengatakan, “Hadits-haditsnya mungkar.”

Abu Hatim Ar-Razi, “Haditsnya tiada ada apa-apanya.” (Jawami’ul Kalim)
Ibnu Hibban Al-Busti, “Dia adalah tukang pemalsu hadits. Dia suka memalsukan hadits  lalu menyandarkannya kepada para perawi yang tsiqat.” Hadits ini juga didhaifkan oleh Al-Munawi dalam Faidlul Qodir karena adanya perawi yang bernama Mujasyi’ bin Amr. Imam Ad Dzahabi dalam Adh-Dhu’afa’ mengutip perkataan Ibn Hibban yang mengatakan, “Majasyi’ memalsukan hadis dari Ibn Lahi’ah dan dia adalah dhaif.” (Faidlul Qodir, no. 5023, juz 4:266)

Dari penjelasan ini dapat diambil kesimpulan bahwa hadits yang menganjurkan membaca Surat Asy-Syams dan Adh-Dhuha dalam Shalat Dhuha adalah hadits dhaif bahkan palsu.
Karena hadits yang dijadikan dalil/dasar pengkhususan dua surat di atas adalah hadis palsu, maka tidak bisa dijadikan pegangan untuk mengkhususkannya sebagi bacaan dalam Shalat Dhuha. Karena hadits palsu bukanlah sabda Nabi n. Sementara mengkhususkan bacaan tertentu untuk ibadah yang sifatnya umum (tidak ditentukan bacaannya) padahal tidak ada dasarnya, termasuk perbuatan bid’ah yang tercela.
Syaikh Ibn Bazz t pernah ditanya tentang bacaan surat Asy-Syamsi dan Adh- Dhuha ketika Shalat Dhuha. Beliau menjawab,

“Adapun mengenai bacaan, yang sesuai sunah adalah, setelah membaca Al-Fatihah Anda membaca surat apa saja yang mudah menurut Anda. Dan tidak ada batasan untuk membaca surat tertentu, karena yang wajib dibaca adalah surat Al-Fatihah, sedangkan bacaan surat setelahnya adalah sunah. Maka jika setelah Al-Fatihah Anda membaca surat As-Syamsi, Al-Lail, Ad-Dhuha, Al-Insyirah, atau surat-surat yang lainnya, ini adalah satu hal yang baik.” (Majmu’ Fatawa dan Maqalat Ibn Bazz: 11/449)

Kedua, mengenai doa Shalat Dhuha pun demikian. Tidak ada doa khusus yang dituntunkan oleh Rasulullah n, sehingga kita bisa berdoa sesuai dengan hajat dan keinginan kita. Adapun doa yang oleh sebagian orang dikatakan sebagai doa selepas Shalat Dhuha, yaitu,

اللَّهُمَّ إنَّ الضُّحَى ضَحَاؤُك وَالْبَهَا بَهَاؤُك وَالْجَمَالُ جَمَالُك وَالْقُوَّةُ قُوَّتُك وَالْقُدْرَةُ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةُ عِصْمَتُك اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضَحَائِكَ وَبِهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك وَقُدْرَتِك آتِنِي مَا آتَيْت عِبَادَك الصَّالِحِينَ.

“Yaa Allah, sesungguhnya waktu dhuha ini adalah dhuha milikMu, keindahan adalah keindahanMu, kemuliaan adalah kemuliaanMu, kekuatan dan kuasa adalah kuasaMu, serta penjagaan dan adalah penjagaanMu.
Yaa Allah, jika rezekiku ada di langit maka turunkanlah. Jika ada di bumi maka keluarkanlah. Jika sulit maka mudahkanlah, jika haram maka bersihkanlah. Jika jauh maka dekatkanlah dengan hak DhuhaMU, dengan kemuliaan kedudukanMu, dengan keindahan, kekuatan, dan kuasaMu. Berikanlah rezeki kepadaku sebagaimana yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalihin.”
Dalam Fatawa Asy-Syabakah Al-Islamiyah yang berada dibawah bimbingan Syaikh Abdullah Al-Faqih disebutkan bahwa, “Adapun doa yang dibaca setelah Shalat Dhuha, kami tidak mengetahui adanya sanad (hadits) shahih yang menyebutkannya. Sebagian ulama Hanafiyah menganjurkan untuk berdoa ketika Shalat Dhuha. Sebagian lagi menganjurkan doa, “Allahumma inna adh-Dhuha…

Doa ini disebutkan oleh Asy-Syarwani dalam kitab Tuhfatu Muhtaj fie Syarhil Minhaj: 7/292, dan Ad-Dimyathi dalam kitab I’anatu Thalibin: 1/295, juga dalam Hasyiyatul Jumal: 4312, namun beliau berdua tidak menyebutkannya sebagai hadits, tidak pula menyebutkan jalur riwayatnya. Dan sejauh yang kami ketahui doa tersebut tidak memiliki pijakan dalil dari As-Sunnah. Justru di dalanya terdapat ungkapan-ungkapan dibuat-buat, berlebihan, dan ungkapan tawasul yang tidak disyariatkan.” (Fatawa Asy-Syabakah Al-Islamiyah: 8/3729) 

Kesempulannya, Anda bisa membaca surat apa saja yang Anda kehendaki, atau yang Anda anggap mudah; bisa Surat Asyam dan Adh-Dhuha atau surat-surat lainnya, atau beberapa ayat Al-Qur’an, dan tidak perlu menghafal surat yang khusus atau doa yang khusus untuk Shalat Dhuha. Demikian pula halnya dengan doa. Anda bisa membaca doa apa saja sesuai hajat dan kebutuhan Anda. Wallahua’lam.

No comments:

Translate