Apa hukum membicarakan kebaikan teman ???
mengapa kita tidak boleh membicarakan kebaikan di hadapannya????
kenapa ketika kita membicarakan kebaikan orang lain, mesti dibelakangnya????
Silahkan saudara/I untuk menyimak baik baik penjelasan dibawah ini :
Sesungguhnya ketika kita membicarakan kebaikan orang lain itu adalah
sama halnya dengan kita memujinya, dan sesungguhnya pujian itu adalah
sebuah perkataan tajam yang dilumuri dengan keindahan kata2 yang dapat
menusuk2, membunuh perlahan2 orang yang dipuji, apalagi jika pujian itu
keterlaluan. Keterlaluan bohongnya.
Kenapa begitu? karena,
pujian itu dapat membuat orang yang dipuji itu menjadi tersanjung yang
kemudian akan melahirkan sifat ‘ujub (berbangga diri), yang kemudian
akan melahirkan kesombongan, yang kemudian akan melahirkan sikap
memandang rendah orang lain, dan yang kemudian pada akhirnya akan
menganggap semua tindakannya adalah kebenaran. Itu seperti sebuah dosa
yang beranak pinang, menghasilkan dosa2 lainnya.
Mengenai pujian ini, rasul berkata:
وَيْحَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ، قطعت عنق صاحبك – مرارا-. إِذا كانِ
أَحَدُكُمْ مادِحاً صَاحِبَهُ لاَ مَحالَةَ فَلْيَقُلْ: أَحْسِبُ فُلاناً
وَاللهُ حَسِيْبُهُ وَلا أُزَكِّي عَلَى اللهِ أَحَداً
“Celaka
kamu, kamu telah memenggal leher temanmu, kamu telah memenggal leher
temanmu -berulang-ulang-. Kalaupun salah seorang di antara kalian harus
memuji temannya maka hendaknya dia mengatakan: Aku mengira dia seperti
itu dan Allahlah yang menghisabnya, aku tidak memuji siapapun di hadapan
Allah.”
(HR. Muslim no. 3000)
Maksud dari kalimat ‘kamu telah memenggal leher temanmu’ sesungguhnya adalah kiasan dari sesuatu hal yang mencelakakan.
Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu
alaihi wasallam mendengar seseorang memuji temannya dan berlebihan
dalam memujinya maka beliau bersabda:
لَقَدْ أَهْلَكْتُمْ – أَوْ قَطَعْتُمْ ظَهْرَ – الرَّجُلِ
“Sungguh kamu telah mencelakakan -atau mematahkan punggung- lelaki itu.”
(HR. Muslim no. 3001)
Kalimat ‘mematahkan punggung’ juga adalah kiasan dari mencelakakan.
Dari Al-Miqdad bin Al-Aswad radhiallahu anhu dia berkata:
أَمَرَنَا رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ نَحْثُوَ فِي وُجُوْهِ الْمَدَّاحِيْنَ التُّرَابَ
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan kami untuk
menaburkan tanah ke wajah-wajah orang yang berlebihan dalam memuji.”
(HR. Muslim no. 3002)
Itulah mengapa kita jangan membicarakan kebaikan orang didepan orang
itu. Tapi bicarakanlah kebaikannya dibelakang bersama teman2 sambil
ngopi dan makan snack dikala orang yang kita puji itu sedang tidak
bersama kita. Juga jangan berlebihan, karena kelak bisa saja diartikan
ngarang oleh teman2 yang lain. Terus kenapa harus sambil ngopi dan
makan snack? Yaa itu biar makin nikmat aja gitu kita ngobrolnya, apalagi
kalau kita yang mentraktir kopi dan snacknya. Teman2 sudah pasti sangat
suka, riang, dan gembira.
1 comment:
Jazakumulllah khairan
Post a Comment