Berdasarkan hasil pengamatan para
astronom dengan menggunakan teropong binokular atau teleskop yang mutakhir
bahwa di alam semesta ini terdapat bintang-bintang beredar mengikuti suatu
pusat berupa kabut gas pijar yang sangat besar, dikelilingi oleh
kelompok-kelompok bintang yang sangat dekat satru dengan lain (Cluster) dan
juga dikelilingi oleh gumpalan-gumpalan kabut gas pijar yang lebih kecil dari
pusatnya (nebula) dan tebaran ribuan bintang. Keseluruhan itu termasuk matahari
selanjutnya disebut Galaksi, menurut para ahli ternyata galaksi itu jumlahnya
banyak, dan galaksi dimana bumi kita berinduk diberi nama galaksi Milky way
atau Bhima Sakti, dan galaksi tetangga bhima sakti yang berhasil dapat dilihat
oleh para astronom adalah galaksi andromeda.
Galaksi merupakan kumpulan
bintang-bintang yang jumlahnya tidak kurang 100 Milyar termasuk diantaranya
matahari. Matahari merupakan pusat tata surya kita ini. Kumpulan
bintang-bintang di dalam galaksi bentuknya menyerupai lensa cembung yang pipih
atau cakram dengan garis tengah sepanjang 100 tahun cahaya dan tebalnya 10
tahun cahaya. Posisi matahari sebagai pusat tata surya berada pada jarak 30
tahun cahaya dari pusat galaksi.
Perhitungan jarak sebagaimana dijelaskan di atas, dapat digambarkan
sebagai berikut ; Dalam 1 detik cahaya dapat menempuh jarak sejauh 300.000 km
sedang jarak bumi ke matahari = 8 . 1/3 menit cahaya atau 500 detik cahaya.
Berarti jarak bumi dengan matahari = 500 x 300.000 = 150 juta km.
A. ASAL USUL TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
1. Teori
Ledakan dahsyat (Big Bang)
Seorang ahli perbintangan bangsa Belgia
bernama Geprges Lamaitre pada tahun 1930 telah mengemukakan teori ledakan
dahsyat. Menurut pendapatnya bahwa alam semesta atau galaksi-galaksi berasal
dari suatu massa yang meledak dengan dahsyat yang bagian-bagiannya terlempar
kesegala arah.
Teori ini nampaknya sesuai dengan yang difirmankan oleh
Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 30, yaitu ;
“ Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman ? “ (Q S Al-Anbiya : 30 ).
Ayat di atas menjelaskan bahwa alam
semesta tang terdiri dari ribuan galaksi yang didalamnya terdapat tata surya,
nebula, cluster dan benda langit lainnya berasal dari suatu massa yang bersatu
padu yang kemudian atas kehendak Allah SWT di pisahkan.
2. Teori Ekspansi dan Konstraksi
Para ilmuwan menduga bahwa sebelum terbentuknya alam semesta
telah terjadi suatu siklus antara masa ekspansi dan masa konstraksi.
Energi
dari reaksi inti hydrogen dapat membangkitkan ekspansi alam sehingga
terbentuklah galaksi-galaksi dan bintang-bintangnya dan unsure-unsur lainnya.
Pada masa konstraksi galaksi dan bintang-bintang itu menciut dan meredup sambil
memancarkan energi kalor yang sangat tinggi.
3. Teori Creatio Continua
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi dan Gold.
Mereka bertpendapat bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak ada. Alam
semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada, dengan kata lain alam semesta
tidak pernah bermula dan tidak pernah berakhir ( mengingatkan kita pada Al-Razi
yang menyatakan materi itu kekal). Pada setiap saat ada partikel-partikel
tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan bintang-bintang
dan jasad-jasad alam semesta. Karena partikel yang dilahirkan lebih besar dari
pada yang lenyap, maka jumlah materi makin bertambah dan mengakibatkan pemuaian
alam semesta. Pengembangan
ini akan mencapai titik batas kritik pada 10 milyar tahun lagi. Tetapi dalam
waktu 10 milyar ini akan dihasilkan kabut-kabut baru. Menurut teori ini 90 %
materi alam semesta adalah oksigen. Dari hydrogen ini akan membentuk helium dan
zat lainnya.
B. TERBENTUKNYA GALAKSI
Sains modern berpendapat bahwa cosmos telah terjadi dari
pada kumpulan gas yakni hydrogen dan sedikit helium yang berputar secara pelan
pada zaman yang sangat kuno. Kumpulan gas tersebut kemudian terbagi menjadi
potongan –potongan banyak dari dimensi dan kelompok yang sangat besar. Ahli
astrofisika memperkirakan bahwa dimensi tersebut 1 milyar samapi dengan 100
milyar kali besarnya matahari dan besarnya matahari adalah 300.000 kali
besarnya bumi. Angka-angka itu memberikan gambaran kepada kita tentang kelompok
gas mula-mula yang kemudian melahirkan galaksi.
Menurut Fowler (1957) sekitar 12.500 juta tahun lalu galaksi
bhima sakti masih berbentuk kabut gas hydrogen yang sangat panas. Kemudian ia
berotasi sehingga bentruknya menjadi bulat dan bertambah berat. Akibatnya ia
mengadakan konstraksi dan bagian masa luarnya yang memiliki berat jenis yang
besar banyak yang tertinggal dan kemudian membentuk bintang-bintang yang secara
lambat laun melakukan konstraksi sambil memancarkan energi potensialnya berupa
kalor sehingga lambat laun suhunya menjadi turun. Setelah ribuan tahun
bintang-bintang itu ada yang bentuknya hampir tetap seperti matahari kita.
C. TATA SURYA
1.
Teori Nebular (kabut)
Teori terjadinya tata surya mula-mula dikemukakan oleh
Immanuel Kant (1755) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Pierre Simon
Lapace (1796) seoramg ahli fisika bangsa Perancis. Keduanya berpendapat bahwa
tata surya berasal dari kabut, sehingga disebut teori Kabut Kant-Laplace, dalam
alqur’an menjelaskan bahwa penciptaan langit itu berasal dari asap (kabut),
Qur’an surat Fussilat ayat 11.
Artinya
; Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, Datanglah kamu keduanya
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab Kami
dating dengan suka hati.
Kant
dan Laplace sekalipun memilikim kesamaan dalam menjelaskan asal tata surya
tetapi mereka berbeda dalam menjelaskan proses pembentukan tata surya,
sebagaimana dijelaskan di bawah ini :
Immanuel
Kant :
Ia berpendapat bahwa tata surya itu berasal dari gumpalan
kabut gas panas yang berputar pada porosnya. Kemudian kabuit itu menjadi padat
dan atas dasar prinsip tarik menarik dan tolak menolak dari bagian-bagian kabut
yang memadat itu dipusatnya membentuk inti menjadi matahari sedangkan
bagian-bagian lainnya bersatu lalu memisahkan diri dari yang lainnya dan
menjadilah planet-planet. Dengan demikian planet-planet itu terbentuk bersamaan
dengan matahari.
Laplace :
Ia berpendapat bahwa tata surya berasal
dari nebula/kabut gas pijar bercampur dengan debu yang berputar p[ada porosnya.
Akibat percepatan rotasinya, kabut makin mengecil dan bentuknya menjadi seperti
cakram (pipih). Karena percepatannya makin besar, keadaan kabut menjadi tidak
stabil dan terlepas membentuk cincin gas, lalu memadat. Pemadatan itu
berlangsung terus menerus , kemudian membuat ketidakstabilan baru sehingga
membentuk cincin gas yang baru dan memadat lagi dan seterusnya. Cincin itu
membentuk planet, sedangkan yang masih panas menjadi matahari.
2. Teoti Tidal atau Pasang Surut
Teori ini dikemukakan oleh James H.
Jeans dan Harold Jeffres pada tahun 1919. Menurut teori ini ratusan juta tahun
lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang. Pada
waktu itu sebagian matahari tertarik dan lepas. Dari bagian matahari yang lepas
inilah kemudian terbentuk planet-planet.
3. Teori Bintang Kembar
Menurut teori ini, kemungkinan dahulu matahari merupakan
sepasang bintang kembar. Oleh sesuatu sebab salah satu bintang meledak, dan
oleh gaya tarik gravitasi bintang yang satunya (matahari sekarang), pecahan
tersebut tetap berada di sekitar dan beredar mengelilinginya.
4.
Teori G.P. Kuiper
Pada
tahun 1950 G.P Kuiper mengajukan teori berdasarkan keadaan yang ditemui di luar
tata surya dan menyuarakan penyempurnaan atas teori-teori yang telah
dikemukakan yang mengandaikan matahari serta semua planet-planet berasal dari
gas purba yang ada di ruang angkasa. Pada saat ini terdapat banyak kabut gas dan
diantara kabut terlihat dalam proses melahirkan bintang.
Kabut
gas yang tampak tipis-tipis di ruang angkasa itu, karena gaya tarik gravitasi
antar molekul dalam kabut itu lambat laun memampatkan diri menjadi massa yang
semakin lama semakin padat. Pemadatan ini dimungkinkan oleh sifat gas semacam
itu selalu terjadi gerakan. Selanjutnya gerakan itu semakin lama menjadi
gerakan berputar yang memipihkan dan memadatkan gas kabut itu. Satu atau dua
gumpalan materi memadat di tengah. Sedang gumpalan yang kecil akan melesat
dilingkungan sekitarnya. Gumpalan yang memadat ditengah menjadi matahari
sebagai pusat, sedang gumpalan-guympalan yang kecil menjadi bakal planet.
Matahari yang dipusat begitu padat mulai menyala dengan api nuklir, yang
selanjutnya api itu mendorong gas yang masih membungkus planet menjadi sirna.
Sehingga planet sekarang terlihat telanjang tinggal terasnya. Tapi bakal planet
yang jauh darti matahari kurang terpengaruh sehingga tampak menjadi planet yang
besar dengan diliputi kabut.
Konsep
Alam Ganda;
Para ahli astrofisika modern berpendapat bahwa sangat boleh
jadi ada planet-planet yang menyerupai bumi. Mereka mengira ada kemungkinan
terdapatnya planet seperti bumi di luar system matahari karena alas an-alasan
seperti berikut ;
Orang memperkirakan bahwa dalam galaksi kita, seperdua dari
100 milyar bintang, masing-masing mempunuyai system planet seperti system
matahari.
P. Guerin, seorang ahli astrofisika, menulis “system
planeter sudah terang, tersebar banyak dalam cosmos, system matahari dan bumi tidak
satu-satunya yang ada, kemudian ia lanjutkan ; Kehidupan, sebagaimana
planet-planet yang memberinya tempat juga tersebar diseluruh cosmos, dimana
saja terdapat kondisi fisikokimia yang diperlukan untuk terbentuknya kehidupan
tersebut dan perkembangan selanjutnya.” Penjelasan Guerin jika kita kaitkan
dengan banyak nya ditemukan ayat al-qur’an yang menyebutkan tentang kegandaan
langit dengan symbol angka 7 lapis langit. Disisi lain wujudnya bumu-bumi yang
mirip dengan bumi kita dari beberapa asfek, adalah suatu hal yang dapat kita
fahami, tetapi para ahli sampai saat ini belum ada yang dapat membuktikan
keadaannya seperti apa. Para spesialis menganggap bahwa adanya bumi semacam itu
sangat mungkin.
D. SUSUNAN TATA SURYA
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa matahari adalah salah
satu dari 100 milyar bintang di dalam galaksi. Matahari sebagai pusat tata surya
berada pada jarak 30 tahun cahaya dari pusat bhima sakti.
Pada Zaman Yunani kuno, seoreang
filosuf bernama Clausius Ptolemeus mengemukakan pendapatnya bahwa bumi adalah
pusat tata surya. Menurut pandangannya matahari, bulan dan planet-planet
beredar mengelilingi bumi yang tetap diam sebagai pusatnya, dikenal dengan teori
Geosentris. Pandangan ini dianut selama 14 abad dimana saat itu berdasarkan
hasil pengamatan kasar oleh filosuf yunani sudah mampu mengenal 5 buah planet,
yaitu; Merkurius, venus, mars, yupiter dan saturnus. Merkurius dan venus
disebut planet dalam, karena berada diantara bumi dan matahari sedang mars,
yupiter dan saturnus disebut planet luar karena berada diluar garis edar
matahari.
Pada abad ke 16 seorang ilmuan Polandia
bernama Nicolas Copernicus berhasil mengubah pandangan yang telah berabad-abad
lamanya, menurut Kopernicus bumi adalah planet, sepertihalnya planet-planet
lain beredar mengelilingi matahari sebagai pusatnya, disebut dengan teori
Heliosentris. Pandangan ini didasarkan oleh adanya hasil pengamatan yang
teliti serta dengan perhitungan yang sistematis yang didukung oleh teropong
bintang yang telah berhasil ditemukan. Dengan teropong tersebut penuan planet
menjadi bertambah banyak, seperti planet Uranus, neptunus dan Pluto (1930) dan
hingga saat ini telah ditemukan 10 buah planet termasuk bumi, asteroida dan
planetoida.
Menurut pandamngan heliosentris, Merkurius dan venus yang
berada diantara matahari dan bumi disebut planet dalam, sementara mars,
astroida,yupiter, saturnus, uranus, neptunus dan Pluto berada di luar garis
edar bumi dan disebut planet luar. Planet-plaanet yang beredar mengelilingi matahari melalui
lintasan (orbit) yang bentuknya elips. Peredaran planet mengelilingi matahari
disebut gerak revolusi, disamping itu planet-planet beredar mengelilingi
sumbunya yang disebut gerak rotasi, adanya gerak rotasi pada bumi
menyebabkan adanya waktu siang dan malam di bumi. Kala revolusi bumi adalah 1 tahun atau 365,25 hari sedangkan
kala rotasi adalah 1 hari atau 24 jam.
E. BAGIAN – BAGIAN TATA SURYA
1. Matahari
Matahari merupakan anggota tata surya yang paling besar, disamping
sebagai pusat peredaran juga matahari merupakan sumber energi dilingkungan tata
surya, matahari terdiri dari bagian inti yang dilapisi oleh tiga lapisan kulit
yaitu kulit fotosfer, chromosfer dan corona, panas matahari sebagai sumber
kalor memiliki suhu jutaan derajat celcius yang dipancarkan berupa cahaya
dengan tekanan udara ratusan juta atmosfer.
Menurut J.R. Meyer Panas bumi berasal dari batu meteor yang
jatuh dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedang menurut teori
konstaksi Helmholz panas itu karena menyusutnya bola gas matahari, Dr. Bothe
menyatakan panas itu berasal dari reaksi nuklir yang disebut reaksi hydrogen
helium sintetis.
2.
Planet Merkurius
Merkurius
merupakan planet terdekat dengan matahari, hampir 93 % panas matahari terserap
oleh bagian merkurius yang menghadap matahari sehingga suhunya sangat panas,
sedangkan bagian yang tidak menghadap matahari dingin sekali ( sehingga tidak
ada air dan udara ), planet ini tidak memiliki satelit (bulan) dan diperkirakan
tidak ada kehidupan.
3. Planet Venus
Planet
ini terselubung dengan awan putih yang sangat tebal sehingga dapat memantul
cahaya matahari ke bumi, oleh karenanya dapat dilihat dari bumi dengan cahaya
yang terang (sering disebut bintang timur karena selalu terbit mendahului
matahari di sebelah timur dan disebut pula bintang kejora yang suka bersinar
pada sore hari), Venas menyerap cahaya matahari sekitar 20 % tidak memiliki
satelit, kalrevolusinya 225 hari dan kala rotasi 247 hari.
4. Planet Bumi
Planet bumi terletak pada urutan ke tiga dari matahari,
ukurannya hampir sama dengan venus, jarak bumi terhadap matahari sekitar 150
juta km, kala rotasi bumi 24 jam dan kala revolusinya 365,25 hari, bumi
dilapisi atmosfer dengan suhu dan penerimaan cahaya matahari yang ideal sehingga
dapat tersedia air dan gas ( subtansi kehidupan).
a. Gerak Rotasi Bumi
Gerak berputar pada porosnya disebut dengan gerak rotasi,
arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke timur.
Inilah sebabnya mengapa matahari terbit dari timur dan terbenam di barat, satu
kali rotasi menempuh 360 derajat selama 24 jam ( 1 hari ). Sebagai akibat
rotasi bumi munculah gejala berikut :
1) Gerak semu harian dari matahari, yang seakan-akan
matahari, bulan, bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya terbit di timur
dan terbenam di barat.
2) Pergantian siang dan malam, dimana separuh dari bola bumi
menerima sinar matahari (siang), dan separuh lainnya mengalami kegelapan
(malam).
b. Gerak Revolusi Bumi
Sebagaimana pembuktian Kopernicus oleh ilmuan Galilleo
Gallilei, Tycho Brahe dan Keppler tentang heliosentris dimana bumi berevolusi
mengelilingi matahari dalam satu revolusi = 1tahun = 365,25 hari. Selama
berevolusi posisi bumi miring terhadap bidang ekliptika, sehingga revolusi bumi
berakibat ;
1) Pergantian
empat musim di daerah sebelah utara garis balik utara (23,5 LU)
2) Perubahan lamanya siang dan malam
3) Terlihatnya
rasi bintang dari bulan ke bulan
5. Planet Mars
Mars adalah planet luar yang paling dekat dengan bumi
sehingga planet sering terlihat pada setiap jam 19.00 di atas kepala kita,
berwarna putih karena sering diliputi salju tipis, ada beberapa laporan hasil
pemotretan satelit bahwa planet ini mengandung oksigen sekalipun dalam jumlah
kecil, bahkan terlihat gambar yang bergaris-garis seperti saluran kanal, diduga
ada tumbuhan lumut yang sangat sederhana tetapi penelitian sampai saat ini
masih menganggap di mars tidak ada mahluk hidup, walau demikian ilmuwan masih
gencar melalukan penelitian. Mars memiliki kala revolusi 1,9 tahun dan
rotasinya 24 jam 37 menit, jarak terhadap matahari 226,48 juta km dengan garis
tengah 6272 km.
6. Planet Yupiter
Yupiter merupakan planet terebesar, berdasarkan analisis
spektroskopis planet ini mengandung banyak gas metana dan amoniak, serta
mengandung gas hydrogen dan memiliki 14 satelit. Diameterrnya 138.560 km dengan
rotasi 10 jam tampak sebagai bintang yang terang tengah malam, karena masanya
sangat besar = 300 kalimasa bumi sehingga gravitasinyapun 2,6 kali gravitasi
bumi.
7. Planet Saturnus
Planet ini memiliki masa jenis yang sangat lebih kecil dari
air sehingga akan terapung di atas air. Planet ini berupa gas yang terdiri dari
metana dan amoniak, saturnus merupakan planetterbesar kedua sehingga memiliki
10 satelit dan satelit terbesarnya bernama Titan dan planet lain bernama
phoebe yang arah geraknya berlawanan dengan 9 planet lainnya dan phoebe
dianggap bukan anak kandung saturnus.
8. Planet Uranus
Berbeda dengan planet lain rotasinya dari timur ke barat,
jarak ke matahari 2860 juta km dengan revolusi 84 tahun sementara rotasinya 10
jam 47 detik. Planet ini diketemukan oleh Herschel bersama keluarga
secara tidak sengaja saat melihat saturnus. Besar Uranus kurang dari setengah
saturnus, bergaris tengah 50.560 km dan memiliki 14 buah satelit.
9. Planet Neptunus
Neptunus
memiliki dua satelit , satu dioantaranya bernama Triton yang beredar berlawanan
arah dengan gerak rotasi neptunus, jarak ke matahari 4470 juta km dengan kala
revolusi 165 tahun dan planet ini ditemukan tahun 1846 saat astronom
menyelidiki Uranus yang orbitnya menyimpang dan diduga karena ada pengaruh dari
gravitasi planet lain.
10. Planet Pluto
Pluto
merupakan planet terjauh dari matahari diketahui sejak tahun 1930, planet ini
disebut juga planet transneptunus karena diduga planet ini merupakan bagian
satelit neptunus yang terlepas. Pluto tidak tertembus cahaya matahari sehingga
sepanjang jaman selalu gelap oleh karenanya diberi nama Pluto (dewa kegelapan
bangsa yunani) dan tidak memiliki satelit.
No comments:
Post a Comment