|
Add caption |
Dalam
menanggapi berita-berita tentang munculnya Imam Mahdi, manusia terpecah
menjadi tiga golongan. Pertama, golongan tafrith (pengingkar) seperti
mu’tazilah da para rasionalis. Kedua, golongan ifrath (berlebihan) yang
muta’ashib & mengaku-aku bahwa Imam Mahdi dari golongan mereka
seperti Syi’ah & sejenisnya. Sedangkan ketiga adalah yang
tengah-tengah antara keduanya yaitu ahlus sunnah yang menyatakan sesuai
dgn riwayat-riwayat yang shahih tentangnya.
Golongan Tafr
ith
Golongan
yang mengingkari akan munculnya Imam Mahdi sebagian besar mereka karena
terpengaruh ucapan Ibnu Khaldun yang mendlaifkan hadits tentangnya.
Padahal dia sama sekali bukanlah pakar ilmu hadits. Ia berkata:
“Hadits-hadits yang diriwayatkan oleh para imam tentang Imam Mahdi akan
keluar pada akhir zaman tak lepas dari kritikan-kritikan, kecuali
sedikit atau lebih sedikit lagi. (Muqaddimah Tarikh, Ibnu Khaldun, jilid
I, hal. 574)
Ucapan Ibnu Khaldun ini menunjukkan bahwa dia mengakui
bahwa diantara hadits tersebut ada yang selamat dari kritikan, namun
sedikit sekali. Kita katakan meskipun hanya ada satu hadits yang selamat
dari kritikan tersebut, maka cukup itu sebagai dalil tentang akan
muncul Imam mahdi di akhir zaman.
Termasuk pengingkar adanya berita
ini adalah Muhammad Rasyid Ridla & yang sejenisnya. Ia berkata: “Ada
pun pertentangan antara hadits-hadits tentang Imam Mahdi sangat jelas
& kuat. Dan utk menjamakkanya sangat sulit, sementara pengingkarnya
sangat banyak & kerancuannya sangat tampak.Oleh karena itu dua
Syaikh (Bukhari & Muslim) tak memasukkannya dlm kitab-kitab mereka.
(Tafsir al-Manaar, juz 9, hal. 499).
Kemudian Rasyid Ridla
mencontohkan pertentangan tentang Imam Mahdiantara sunni, Syi’ah &
kelompok-kelompok lainnya, seraya berkata: “Sesungguhnya ta’ashub
golongan yang terjadi pada Alawiyah, Abasiyah & Farisiyah memiliki
peranan yang besar dlm pemalsuan hadits-hadits tentang Imam Mahdi.
Masing-masing kelompok mengaku kalau Imam Mahdi dari kelompoknya …dan
seterusnya. (Tafsir al-Manaar, juz 9, hal. 499).
Bantahan terhadap Golongan Tafrith
Ucapan-ucapan di atas telah dibantah oleh para ulama ahlus sunnah dari beberapa sisi:
1.
Adapun ucapan Rasyid Ridla tentang pertentangan antara hadits-hadits,
maka itu terjadi pada hadits-hadits yang dlaif & palsu. Adapun pada
hadits yang shahih tak ada pertentangannya. Alhamdulillah.
2.
Perselisihan sunni dgn syi’ah tak dapat dianggap sebagai ikhtilaf &
pertentangan, karena kesesatan Syi’ah telah nyata hingga oleh para ulama
tak diperhitungkan lagi.
3. Sedangkan pemalsuan hadits &
ta’ashubnya beberapa golongan, telah diketahui & dipisahkan oleh
pakar-pakar ahlu hadits.
4. Lagi pula apakah dgn adanya hadits-hadits
dlaif & palsu tentang Imam Mahdi ini, membuat kita harus
meninggalkan hadits-hadits yang shahih?
5. Pakar-pakar ahlu hadits telah menyatakan bahwa hadits-hadits ini shahih bahkan mutawatir (Lihat edisi yang lalu)
6.
Adapun jika Bukhari & Muslim tak memasukkan dlm Shahih-nya, bukan
berarti haditsnya dlaif. Karena Imam Bukhari sendiri telah menshahihkan
beberapa hadits di luar kitab Shahih-nya.
Berkata Ibnu Katsir:
“Sesungguhnya Bukhari & Muslim tak memasukkan seluruh hadits-hadits
shahih dlm kitabnya. Bahkan beliau berdua telah menshahihkan
hadits-hadits yang bukan di dlm kitab Shahih-nya sebagaimana dinukil
oleh Tirmidzi & lainnya bahwa Bukhari telah menshahihkan
hadits-hadits di luar kitabnya, seperti dlm Sunan & lainnya.
(al-Ba’itsul Hatsis, hal. 25) (Diringkas dari Asyrathu as-Sa’ah, hal.
269-270)
Golongan Ifrath
Sebaliknya kaum Syi’ah mengaku-aku Imam
Mahdi yang akan muncul pada akhir zaman adalah dari golongannya. Mereka
mengatakan bahwa ia sudah lahir, namanya Muhammad bin al-Hasan al-Askari
al-Muntadhar dari turunan Al Husain & masuk ke gua Saamirra ketika
berumur lima tahun. Kemudian mereka menunggunya setiap saat dgn
memanggil-manggil namanya di depan gua tersebut.
Ucapan para ulama tentang pendapat Syi’ah
Imam
Ibnul Qoyyim rahimahullah dlm kitabnya al-Manarul Munif ketika
berbicara tentang Imam Mahdi, berkata: ”Beliau adalah seorang dari
kalangan ahlul bait Nabi Õáì Çááå Úáíå æÓáã dari turunan Hasan bin Ali ,
akan keluar di akhir zaman ketika dunia telah dipenuhi oleh kejahatan
& kedhaliman, kemudian Ia memenuhinya dgn kebaikan & keadilan.
Mayoritas hadits-hadits menunjukkan yang demikian…”.
Kemudian beliau
berkata: ”Adapun Rafidhah Imamiyyah memiliki ucapan lain, yaitu: Al
Mahdi adalah Muhammad bin Al Hasan Al-Askari Al Muntadhar dari turunan
Husain bin Ali ÑÖí Çááå Úäå & turunan Al Hasan. Yang hadir di semua
negeri tetapi ghaib dari pandanyan mata, masuk ke gua Saamirra ketika
masih kecil, lima ratus tahun yang lalu lebih. Setelah itu tak pernah
terlihat lagi oleh mata & tak pernah bisa diraba berita atau
jejaknya. Setiap hari mereka menunggunya, mereka berdiri dgn membawa
kuda tunggangan di pintu gua & menjerit-jerit memanggil Imam Mahdi
keluar menemui mereka: “Keluarlah wahai maulana!, keluarlah wahai
maulana! Kemudian mereka pulang dgn kegagalan. Demikianlah tingkah
mereka setiap hari”.
Setelah itu Ibnul Qayyim berkata: ”Sungguh
mereka telah menjadikan diri mereka bahan tertawaan manusia, &
menjadi cemoohan orang yang berakal”. (al-Manarul Munif, Ibnul Qayyim,
hal. 151-152)
Imam Ibnu Katsier rahimahullah dlm Kitabul Fitan Wal
Malahim berkata: ”Pasal, tentang Al-Mahdi yang akan muncul di akhir
zaman, yang merupakan salah seorang dari khalifah-khalifah yang lurus
& imam-imam yang mendapatkan petunjuk. Dia bukanlah Al-Muntadhar
yang diyakini kaum Syi’ah & diharapkan -oleh mereka- munculnya dari
gua Saamirra. Karena semua itu kenyataannya tak ada, tak terlihat
wujudnya tak ada pula tanda-tandanya. Mereka menganggap imam Mahdi itu
adalah Muhammad bin al-Hasan al-Askari yang masuk ke gua.
Kemudian
beliau berkata juga: ”Al-Mahdi akan keluar dari arah Masyriq, bukan dari
gua samirra seperti anggapan orang-orang bodoh dari kalangan Rafidhah,
yang menganggapnya sudah ada sekarang & mereka terus menunggu
keluarnya di akhir zaman. Sungguh ini adalah sebuah igauan &
kerendahan yang dilemparkan oleh setan. Karena tak ada dalil, tak ada
bukti, tak dari kitab Al-Qur’an, tak dari As-Sunnah, tak dari akal yang
sehat & tak pula dari Istihsan”. (Al-Fitan Wal Malahim, 1/29).
Al-Imam
As-Safarini berkata dlm kitabnya Lawami’ul Anwar setelah menerangkan
aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah tentang Imam Mahdi sebagai berikut:
”Adapun anggapan syi’ah yang mengatakan bahwa namanya Muhammad bin
Al-Hasan, yakni Muhammad bin Al-Hasan AlAskari maka itu hanyalah igauan
karena Muhammad bin Al-Hasan telah mati & warisan bapaknya telah
diambil oleh pamannya Ja’far”. (Lawami’ul Anwar, juz II hal. 84)
Pendapat Ahlus Sunnah tentang Imam Mahdi
Ahlus
Sunnah meyakini akan datangnya Imam al-Mahdi di akhir zaman, namun
bukan seperti Al-Mahdi yang digambarkan oleh sòyi’ah. Ahlus sunnah
meyakini apa yang dikabarkan oleh Rasulullah Õáì Çááå Úáíå æÓáã
sebagaimana apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud ÑÖí Çááå Úäå bahwa
Beliau bersabda:
Tidak akan hilang dunia hingga arab dikuasai oleh seorang dari Ahli
Baitku, namanya mencocoki namaku & nama bapaknya mencocoki nama
bapakku. Dia akan memenuhi dunia dgn keadilan sebagaimana sebelumnya
dipenuhi dgn kedzaliman & kejahatan”(HR. Abu Dawud dlm kitabul mahdi
4/473, Tirmidzi dlm kitabul fitan bab ma ja’a fil mahdi 4505 &
beliau berkata hadits ini hasan shahih. Berkata Syaikh al-Albani:
sanadnya hasan. Lihat Misykatul Mashabih 3/1501 hadits 5425).
Dalam
hadits ini sangat jelas disebutkan bahwa Imam Mahdi akan muncul di akhir
zaman & namanya mencocoki nama Rasulullah & nama bapaknya.
Berarti Imam Mahdi adalah seorang yang dilahirkan seperti manusia pada
umumnya yaitu dari seorang bapak yang bernama Abdullah, sehingga beliau
dipanggil dgn nama Muhammad bin Abdillah, bukan Muhammad bin al-Hasan
al-Asykari. (Lihat edisi yang lalu)
Nasehat utk seluruh kaum muslimin
Kita
kaum muslimin semestinya berjalan di atas jalan tengah, tak berlebihan
& tak pula berkurang-kurangan. Tidak ekstrim, melampaui batas yang
telah digariskan & tak pula ta’ashub mengikuti hawa nafsu hingga
menolak hadits-hadits yang shahih.
Allah berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
…Apa
yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; & bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (al-Hasyr: 7)
Maka jika apa yang dibawa oleh Rasulullah kepada kita berupa perintah, terimalah sebagai perintah yang harus kita amalkan.
Apa
yang dibawa oleh Rasulullah dlm bentuk larangan, maka terimalah sebagai
larangan yang harus kita taati dgn meninggalkan apa yang dilarangnya.
Demikian
pula apa yang dibawanya dari berita-berita, maka harus kita terima
sebagai berita yang jujur terpercaya & harus kita imani. Seperti
berita-berita dari Nabi tentang Imam Mahdi, Turunnya Isa , Dajjal &
lain-lainnya.
Allah mengancam orang-orang yang menyelisihi sunnah Rasul-Nya dgn ancaman-ancaman yang berat, seperti dlm firman-Nya:
Dan
barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, &
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia
leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu & Kami masukkan
ia ke dlm Jahannam, & Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
(an-Nisaa’: 115)
Maka orang-orang yang diancam dlm ayat ini adalah
orang yang menolak & menentang ucapan Nabi setelah jelas baginya
keshahihan hadits tersebut.
Allah berfirman:
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ
يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ
وَقُل لَّهُمْ فِي أَنفُسِهِمْ قَوْلًا بَلِيغًا
…maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (an-Nuur: 63)
Bahkan Allah menafikan keimanan dari mereka yang tak mau tunduk kepada ucapan-ucapan & keputusan-keputusan Rasulullah.
فَلَا
وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ
ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ
وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakekatnya)
tak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dlm perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tak merasa keberatan dlm hati mereka
terhadap putusan yang kamu berikan, & mereka menerima dgn
sepenuhnya.(an-Nisaa’: 65)
Maka yang terancam dgn ayat-ayat di atas
adalah orang-orang yang tak mau tunduk dgn sunnah-sunnah Rasulullah,
apakah dgn menolaknya atau dgn menambahinya.
Wallahu a’lam.
[Risalah
Dakwah MANHAJ SALAF, Insya Allah terbit setiap hari Jum’at. Ongkos
cetak dll Rp. 200,-/exp. tambah ongkos kirim. Pesanan min 50 exp. bayar 4
edisi di muka. Diterbitkan oleh Yayasan Dhiya’us Sunnah, Jl. Dukuh
Semar Gg. Putat RT 06 RW 03, Cirebon. telp. (0231) 222185. Penanggung
Jawab & Pimpinan Redaksi: Ustadz Muhammad Umar As-Sewed; Sekretaris:
Ahmad Fauzan/Abu Urwah, HP 081564634143; Sirkulasi/pemasaran: Arief
Subekti HP 081564690956. Untuk memperdalam ilmu & informasi dakwah
baca: majalah Asy-Syari'ah & An-Nasihah atau klik www.asysyariah.com
& www.salafy.or.id.]
(Dikutip dari bulletin Manhaj Salaf, Edisi:
67/Th. II, tanggal 17 Jumadi Awwal 1426 H/24 Juni 2005 M, judul asli
Imam Mahdi, antara Ifrath & Tafrith, penulis asli Al Ustadz Muhammad
Umar As Sewed)
sumber: www.salafy.or.id