25 Aug 2014

materi kimia XII-IPA semester 1



materi kimia kelas XII
Konsentrasi Larutan
Konsetrasi Larutan
Konsetrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.
  • Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif)
  • Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit
  • Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak
  • Cara menyatakan konsentrasi: molar, molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm), dll
Molaritas (M)
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Rumus Molaritas adalah :

Contoh :
Berapakah molaritas 0.4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 250 mL larutan ?
Jawab :
Normalitas (N)
Normalitas merupakan jumlah mol-ekivalen zat terlarut per liter larutan. Terdapat hubungan antara Normalitas dengan Molaritas, yaitu :

Mol-ekivalen :
  • Asam/basa: jumlah mol proton/OH- yang diperlukan untuk menetralisir suatu asam / basa.
Contoh :
1 mol Ca(OH)2 akan dinetralisir oleh 2 mol proton;
1 mol Ca(OH)2 setara dengan 1 mol-ekivalen; Ca(OH)2 1M = Ca(OH)2 2N
  • Redoks : jumlah mol elektron yang dibutuhkan untuk mengoksidasi atau mereduksi suatu unsur
Contoh :
1 mol Fe+3 membutuhkan 3 mol elektron untuk menjadi Fe;
1 mol Fe+3 setara dengan 3 mol-ekivalen;
Fe+3 1 M = Fe+3 3 N atau Fe2O3 6 N
Molalitas (m)
Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
Rumus Molalitas adalah :
Contoh :
Berapa molalitas 4 gram NaOH (Mr=40) dalam 500 gram air?
Jawab :
molalitas NaOH
= (4/40)/500 g air
= (0.1 x 2 mol)/1000 g air
= 0,2 m
Fraksi Mol (X)
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah total seluruh komponen dalam satu larutan. Fraksi mol total selalu satu. Konsentrasi dalam bentuk ini tidak mempunyai satuan karena merupakan perbandingan.
Contoh :
Suatu larutan terdiri dari 2 mol zat A, 3 mol zat B, dan 5 mol zat C. Hitung fraksi mol masing-masing zat !
Jawab :
XA = 2 / (2+3+5) = 0.2
XB = 3 / (2+3+5) = 0.3
XC = 5 / (2+3+5) = 0.5
XA + XB + XC = 1
Kenaikan Titik Didih
Apabila kita merebus air dalam panci tertutup, maka air tersebut akan mendidih saat tekanan uap dalam panci mencapai 1 atm, oleh sebab itulah merebus air dalam keadaan tertutup lebih cepat mendidih dibandingkan dengan keadaan terbuka.
itu yang difebut dengan titik didih.

apabila kita tambahkan garam didalamnya

T
itik didih larutan lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih pelarut murninya. Jadi apabila kita membandingkan titik didih air murni dengan larutan garam maka titik didih larutan garam akan lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih air murni.Dari penjelasan hokum Raoult dan tekanan uap larutan kita tahu bahwa adanya zat terlarut yang tidak mudah menguap di dalam suatu pelarut akan menurunkan tekanan uap pelarutnya, akibatnya tekanan uap larutan akan lebih kecil dibandingkan dengan tekanan uap pelarut murninya. Dengan demikian semakin banyak energi yang diperlukan untuk mencapai tekanan uap sebesar 1 atm, sehingga larutan akan memiliki titik didih yang lebih tinggi.Jadi bila di buat kesimpulan adalah sebagai berikut:
Pelarut + zat terlarut non-volatil -> larutan -> tekanan uapnya rendah -> titik didih menjadi lebih tinggi dibandingkan pelarut murni
Dari sini muncul istilah kenaikan titik didih larutan yang dirumuskan sebagai
Dimana ?T adalah kenaikan titik didih, Kb adalah konstanta kenaikan titik didih, m adalah molalitas zat terlarut. Molalitas (m) larutan dicarai dengan menggunakan rumus;
PENURUNAN TITIK BEKU
Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai :
DTf = m . Kf = W/Mr . 1000/p . Kf
dimana:
DTf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:
Tf = (O -
DTf)oC
TEKANAN OSMOTIK

Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).
Menurut VAN'T HOFF tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmotik = p , maka :
p = n/V R T = C R T
dimana :
p = tekanan osmotik (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/moloK
T = suhu mutlak (oK)
- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain
disebut larutan Hipotonis.
-
Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain
disebut larutan Hipertonis.
- Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut
Isotonis.


Sifat Koligatif Larutan

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN   MATERI KIMIA KELAS XII

Sifat koligatif larutan:

1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmotik
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.

Penurunan Tekanan Uap Jenuh – Sifat Koligatif Larutan

Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapanberkurang.
Menurut RAOULT:
p = po . XB
dimana:
p = tekanan uap jenuh larutan
po = tekanan uap jenuh pelarut murni
XB = fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi:
P = Po (1 – XA)
P = Po – Po . XA
Po – P = Po . XA
sehingga:
DP = po . XA
dimana:
DP = penunman tekanan uap jenuh pelarut
po = tekanan uap pelarut murni
XA = fraksi mol zat terlarut

KENAIKAN TITIK DIDIH

Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.
Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:
DTb = m . Kb
dimana:
DTb = kenaikan titik didih (oC)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
Karena : m = (W/Mr) . (1000/p) ; (W menyatakan massa zat terlarut)
Maka kenaikan titik didih larutan dapat dinyatakan sebagai:
DTb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai:
Tb = (100 + DTb)oC

PENURUNAN TITIK BEKU

Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai :
DTf = m . Kf = W/Mr . 1000/p . Kf
dimana:
DTf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:
Tf = (O - DTf)oC
TEKANAN OSMOTIK

Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).
Menurut VAN’T HOFF tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmotik = p , maka :
p = n/V R T = C R T
dimana :
p = tekanan osmotik (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/moloK
T = suhu mutlak (oK)
- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
-
Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
- Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut Isotonis.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama
Contoh:
Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur.
- Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.
- Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) –> Na+ (aq) + Cl- (aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.
Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi.
Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai:
a = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula
Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < a <>
Atas dasar kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya.
1. Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai:
DTb = m . Kb [1 + a(n-1)] = W/Mr . 1000/p . Kb [1+ a(n-1)]
n menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya.
2. Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai:
DTf = m . Kf [1 + a(n-1)] = W/Mr . 1000/p . Kf [1+ a(n-1)]
3. Untuk Tekanan Osmotik dinyatakan sebagai:
p = C R T [1+ a(n-1)]

15 Aug 2014

SISTEM PEREDARAN DARAH


Bab V Sistem Peredaran Darah

A. Darah


Apakah Anda pernah melihat orang yang sedang melakukan donor
darah? Atau Anda sendiri pernah melakukannya? Donor darah adalah
proses pengambilan darah dari tubuh dengan jumlah tertentu untuk
dipindahkan pada tubuh orang lain dengan golongan darah yang sama.
Darah merupakan salah satu komponen sistem sirkulasi (peredaran
darah) yang sangat penting. Darah dan sistem peredaran darah memiliki
fungsi sebagai berikut.

1. Mengedarkan sari makanan (nutrisi) dari sistem pencernaan
makanan ke seluruh sel-sel tubuh
2. Transportasi oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh, dan
transportasi karbon dioksida dari sel-sel seluruh tubuh ke paru-paru
3. Pengangkutan sisa metabolisme dari sel-sel tubuh ke organ ekskresi
(pengeluaran)
4. Pengangkutan hormon dari kelenjar endokrin ke sel-sel atau jaringan
target
5. Membantu keseimbangan cairan tubuh
6. Membantu dalam mengatur suhu tubuh


1. Komposisi Darah
Anda pasti pernah melihat darah. Tahukah Anda komposisi darah
tersebut? Komposisi darah dapat diperoleh dengan cara memutar darah
dalam suatu tabung dengan kecepatan tinggi. Proses pemutaran darah
tersebut dinamakan sentrifugasi. Dari hasil sentrifugasi, darah akan
terpisah menjadi dua bagian, yaitu bagian bawah yang padat dan bagian
atas berupa cairan. Cairan pada bagian atas adalah plasma darah (55%),
sedangkan bagian bawah terdapat sel-sel darah (45%).


. Plasma Daraha
Plasma darah mengisi sekitar 55% dari total volume darah. Salah
satu fungsi plasma darah yaitu mengatur keseimbangan osmosis darah di
dalam tubuh. Pada manusia, plasma darah tersusun atas air (90%) dan
bahan-bahan terlarut (10%). Berikut ini komposisi plasma darah beserta
fungsinya.


b. Sel-Sel Darah
Terdapat sekitar 45% sel-sel darah di dalam darah. Sel-sel darah
tersusun atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),
dan keping darah (trombosit). Untuk lebih memahami komposisi selsel
darah dalam tubuh manusia


1) Sel darah merah
Sel darah merah (eritrosit) berfungsi mengangkut atau mengedarkan
oksigen dan karbon dioksida. Kemampuan mengikat oksigen dan karbon
dioksida oleh sel darah merah adalah karena adanya hemoglobin.
Hemoglobin adalah suatu protein yang memiliki daya ikat kuat terhadap
O2 dan CO2.


2) Sel darah putih
Sel darah putih (leukosit) berfungsi dalam pertahanan dan kekebalan
tubuh. Leukosit akan mempertahankan tubuh dari serangan penyakit.
Fungsi tersebut didukung oleh kemampuan leukosit untuk bergerak
amoeboid (seperti Amoeba) dan sifat fagositosis (memangsa atau
memakan).
Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasmanya,
leukosit dibagi menjadi leukosit tidak bergranula (agranulosit) dan
leukosit bergranula (granulosit).


a) Agranulosit
Agranulosit merupakan leukosit yang tidak memiliki granula pada
sitoplasmanya. Terdapat dua jenis agranulosit, yaitu limfosit dan monosit.
Limfosit adalah leukosit yang tidak dapat bergerak dan memiliki satu
inti sel. Limfosit berfungsi dalam membentuk antibodi. Limfosit berukuran
antara 8–14 μm. Monosit berukuran lebih besar daripada limfosit, yaitu
14–19 μm. Monosit memiliki inti berbentuk menyerupai ginjal.

b) Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula pada
sitoplasmanya. Berdasarkan sifat-sifat granul yang dimilikinya, granulosit
dibedakan menjadi tiga, yaitu neutrofil, basofil, eosinofil


3) Keping darah
Keping darah disebut juga dengan trombosit. Trombosit berbentuk
bulat, lonjong, bahkan berbentuk tidak beraturan. Trombosit tidak
memiliki inti dan berukuran lebih kecil dibandingkan eritrosit.
Jumlah trombosit sekitar 250.000–400.000 dalam setiap milimeter
kubik darah. Trombosit dapat hidup selama delapan hari. Trombosit
berfungsi dalam proses penggumpalan darah. Mengenai peran trombosit
dalam penggumpalan darah, akan dibahas pada materi selanjutnya.

2. Mekanisme Penggumpalan Darah
Pernahkan Anda terjatuh dari sepeda dan lutut Anda terluka? Luka
tersebut akan mengeluarkan darah. Akan tetapi, apa yang terjadi pada
luka tersebut setelah beberapa hari? Luka tersebut akan menutup dan
kering.
Apabila pembuluh darah rusak atau terpotong karena luka, darah
akan mengalir keluar dari pembuluh darah. Akan tetapi, darah tersebut
akan berhenti mengalir keluar karena terjadi proses penggumpalan darah.
Bagaimanakah mekanisme penggumpalan darah tersebut?
Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah apabila
menyentuh permukaan yang kasar. Jika trombosit pecah, enzim
tromboplastin yang dikandungnya akan keluar bercampur dengan plasma
darah. Selain trombosit, di plasma darah terdapat protombin. Protombin akan


diubah menjadi trombin oleh enzim tromboplastin. Perubahan protombin
menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+). Protombin adalah suatu
protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin K.
Trombin akan berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah
fibrinogen menjadi fibrin. Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat
dalam plasma. Adapun fibrin adalah protein berupa benang-benang yang
tidak larut dalam plasma. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan
saling bertautan sehingga sel-sel darah merah beserta plasma akan terjaring
dan membentuk gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk menggantikan
gumpalan tersebut dan luka akan menutup


3. Golongan Darah dan Transfusi Darah
Apakah golongan darah Anda? Apakah sama dengan kakak atau
adik Anda? Golongan darah pada setiap orang belum tentu sama. Hal ini
disebabkan adanya beberapa golongan darah pada manusia. Apa sajakah
golongan darah pada manusia tersebut?
Berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya, golongan darah
manusia dibedakan menjadi golongan darah A, B, AB, dan O.
Penggolongan darah ABO ditemukan oleh seorang ahli imunologi Austria,
Karl Landsteiner (1868–1943). Penggolongan darah ini berdasarkan atas
terdapatnya dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B.
Aglutinogen dan aglutinin adalah kandungan protein di dalam darah.
Aglutinogen merupakan protein berupa antigen, sedangkan aglutinin
merupakan protein berupa antibodi.


Selain sistem ABO, terdapat penggolongan daerah lainnya, yaitu
sistem rhesus (rh). Sistem ini didasarkan atas ada atau tidaknya
aglutinogen rhesus di dalam darah. Landsteiner menemukan sistem rh
ini pada percobaannya terhadap kera Macaca rhesus. Pada sistem rh, apabila
darah seseorang mengandung aglutinogen rhesus maka orang tersebut
termasuk rhesus positif (rh+). Adapun jika tidak mengandung
aglutinogen rhesus, orang tersebut termasuk rhesus negatif (rh–).
Penggolongan darah ABO berperan dalam transfusi darah. Transfusi
darah adalah proses pemindahan darah dari tubuh seseorang ke dalam tubuh
orang lain. Orang yang menerima darah disebut penerima atau resipien.
Adapun orang yang memberikan darahnya disebut pemberi atau donor.
Hal yang harus diperhatikan dalam tranfusi darah adalah jenis
aglutinogen donor dan aglutinin resipien. Aglutinin memiliki kemampuan
untuk menggumpalkan eritrosit. Jadi, apabila aglutinogen donor
bercampur dengan aglutinin resipien, darah resipien akan menggumpal.
Darah donor yang bercampur dalam tubuh resipien akan dianggap sebagai
antigen oleh tubuh. Agar Anda lebih memahami transfusi darah
perhatikan


4. Gangguan dan Penyakit yang Berkaitan dengan Darah
Terdapat beberapa gangguan dan penyakit yang berkaitan dengan
darah. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh faktor fisiologis maupun
faktor genetik.

a. Anemia
Anemia merupakan penyakit berupa kurangnya kadar hemoglobin,
Fe, dan eritrosit di dalam tubuh. Dalam keadaan normal, kadar Hb dalam
darah yaitu 12–16 gram%. Adapun jumlah eritrosit normal yaitu 5,3 juta/
mm3 darah. Seorang yang menderita anemia memiliki gejala muka pucat,
lesu, sakit kepala, dan gangguan menstruasi.

b. Leukemia
Pada leukemia, produksi sel darah putih melebihi batas normal. Hal
ini disebabkan oleh pertumbuhan abnormal pada jaringan yang


memproduksi sel-sel darah. Leukemia dapat disebabkan oleh infeksi virus,
terkena sinar radio aktif, terkena zat-zat kimia, serta faktor keturunan
(genetik). Penderita leukimia memiliki ciri-ciri pucat, lesu, demam, dan
pendarahan.

c. Thalasemia
Thalasemia adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh gangguan
produksi hemoglobin dan eritrosit. Thalasemia merupakan penyakit
genetik atau keturunan. Gejala penyakit thalasemia sangat bervariasi,
di antaranya anemia, pembesaran limfa, bentuk tulang abnormal, dan
gangguan pertumbuhan.

d. Sickle Cell Anemia
Sickle cell anemia adalah suatu penyakit yang ditandai dengan bentuk
sel darah merah menyerupai bulan sabit. Sel darah merah yang berbentuk
bulan sabit tersebut mudah untuk saling tindih pada pembuluh darah.
Akibatnya, sel darah tersebut menyumbat pembuluh darah dan terjadi
hemolisis (pecah). Selain itu, bentuk bulan sabit berakibat kurangnya
daya ikat terhadap oksigen.

SISTEM GERAK PADA MANUSIA



BAB IV SISTEM GERAK

Salah satu cirri dari mahluk hidup adalah bergerak. Sebagai manusia kita tidak luput dari istilah bergerak, bahkan saat tidurpun kita bergerak.
Pertama-tama kita akan membahas tentang SISTEM GERAK PADA MANUSIA
Manusia membutuhkan rangka dan otot untukdapat bergerak. Dan rangka itu sendiri tidak dapt bergerak sendiri melainkan harus digerakan oleh otot. Maka sebab itu rangka adalah alat gerak pasif, dan otot adalah alat gerak aktif.
RANGKA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKc3ANIf3pp_uPKXwD25aZFFeuGYzCdNHR808PfkK1QaahprMeKYbaP1rWvE-Y9r0tUIRAoRUGmoNKATQsUyfxcMBBM-eNvf_JCDBUUkmRDczcuGjgzVtCtIlaTMw2oYywXkeEvY2biMV4/s1600/Rangka+Tubuh+Manusia.jpg
Manusia tersusun dari 206 tulang dengan berbagai bentuk dan ukuran. Tulang-tulang tersebut saling berhubungan.
Fungsi rangka :
1.       Formasi bentuk tubuh
2.       Formasi sendi-sendi
3.       Perekatan otot
4.       Bekerja sebagai pengungkit
5.       Penyokong berat badan serta dayatahan untuk menghadapi pengaruh tekanan
6.       Proteksi
7.       Hemopoesis
8.       Fungsi imunologis
9.       Penyimpanan kalsium
Pengelompokan rangka manusia:
Secara garis besar, rangka tubuh manusia digolongkan menjadi dua kelompok tulang yaitu, rangka aksial dan rangka apendikuler.
RANGKA AKSIAL :
Terdiri dari tulang :
a.       Tulang tengkorak
b.      Tulang belakang
c.       Tulang dada
d.      Tulang rusuk
RANGKA APENDIKULER :
Merupakan rangka pelengkap yang terdiri dari tulang-tulang anggota gerak atas dan tulang anggota gerak bawah.
a.       Tulang anggota gerak atas : terdiri dari tulang bahu, lengan atas, lengan bawah.
-          Tulang bahu terdiri dari tulang selangka, tulang belikat.
-          Tulang selangka bagian depan melekat pada bagian hulu tulang dada.
-          Tulang belikat menjadi tempat pelekat tulang lengan atas.
-          Tulang lengan atas berhubungan dengan tulang lengan bawah yaitu pada tulang hasta dan tulang  pengumpil.
-          Tulang hasta dan tulang pengumpil berhubungan dengan tulang pergelangan tangan kemudian dengan tulang telapak tangan dan tulang jari tangan.
b.      Tulang anggota gerak bawah : terdiri dari tulang pinggul yang tersusun dari tulang duduk, tulang usus, tulang kemaluan yang terletak di kanan dan kiri.
-          Pada tulang pinggul terdapat lekukan yang disebut asetabulum. Yang merupakan tempat melekatnya tulang paha.
-          Tulang paha berhubungan dengan tulang betis, dan tulang kering.
-          Tulang kering dan tulang betis berhubungan dengan tulang pergelangan kaki kemudian tulang telapak kaki, dan tulang jari kaki.
TULANG
 http://sufyanhakim.files.wordpress.com/2012/05/hal6b.jpg
Bentuk tulang :
-          Tulang pipa
Tulang ini pada umumnya berbentuk tabung, berongga dan memanjang. Pada kedua bagian ujungnya terjadi perluasan tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk berhubungan dengan tulang yang lain. Pada rongga tulang ini berisi sumsum kuning dan lemak.
Tulang  pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu epifise yaitu bagian dikedua ujung tulang yang berbentuk bonggol/membulat, kemudian bagian tengah tulang yang disebut diafise. Daerah antara diafise dengan epifise terdapat cakraepifise a9tepatnya lebih mengarah pada dekat ujung epifise) yang tersusun dari cartilago yang aktif membelah pada usia pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah menulang.
Tulang pipa dapat dijumpai pada Os. Humerus, Os. Radius, Os. Ulna, Os. Tibia, Os. Fibula, ruas-ruas Os. Digiti Phalanges Manus
-          Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan pendek tidak beraturan atau silinder kecil. Rongga tulang pendek berisi sumsum merah.
Tulang pendek dapat dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Tarsal, ruas-ruas Os. Carpal
-          Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng memipih, tipis. Tulang ini tersusun dari 2 buah lempengan tulang kompak dan tulang spons. Rongga diantara kedua lempengan tulang tersebut terisi sumsum merah.
Jenis tulang :
-          Tulang rawan
 http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMP/Biologi/Sistem.Gerak.Manusia/images/hal10.jpg
Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang. Terutama dalam proses osifikasi/penulangan. Cartilago banyak banyak dijumpai pada masa bayi terutama pada saat proses perkembangan embrio menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus di dominasi oleh cartilago. Seiring dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki usia pertumbuhan serta dewasa, maka cartilage ini akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi tidak semua cartilago dalam tubuh, masih ada beberapa yang tetap menjadi cartilago. Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan, daun telinga, hidung bagian ujung, ruas-ruas persendian tulang.

Cartilago tersusun atas matriks condrin yaitu berupa cairan kental yang banyak mengandung zat perekat kolagen yang tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/Carbonat.  Dengan adanya condrin ini dapat memberikan sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak cartilage lebih banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks, sedangkan pada orang dewasa berkebalikan.
Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk tulang rawan yang disebut dengan Condrosit. Tulang rawan berawal dari selaput tulang rawan yang disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi untuk memberikan kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak mengandung pembuluh darah. Dalam pericondrium  banyak mengandung condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.
-          Tulang sejati
osteon
tersusun dari sel-sel tulang yang sangat kompak pada permukaannya.
selsel tulang banyak mengandung matriks yang terdiri dari senyawa kalsium dan fosfat yang mengakibatkan tulang menjadi keras.
Proses pembentukan tulang :
-          Osifikasi : rangka manusia sudah mulai dibentuk pada akhir bulan kedua stadium embrio, tapi masih dalam bentuk tulan rawan.
-          Sel-sel tulang akan dibentuk dari bagian dalam dan terus berlanjut ke bagian luar sehingga proses pembentukan tulang menjadi konsentris.
-          Setiap sel tulang melingkari pembuluh darah dan saraf yang akan membentuk suatu saluran yang  disebut saluranb havers.
-          Di sekitar saluran havers terdapat lamella kosentrik, cincin yang mengandung kalsium.
SENDI
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_ftXaOYKBE8SHZFaBv2pNFScKWUOoGJulUqmYH7212aLGVXiyKUd-Sx6aASgzNFRySfqUC1iY3YuxgyELq_sRAy7NrPGdXk9bHaljmqnElG1HZAxjx9eeD1uG7GgqfCZzP91n9yc_q4I/s1600/Hubungan+Antar+Tulang.gif
Komponen penyunggang sendi :
-          Ligament
-          Kapsul sendi
-          Cairan synovial
-          Tulang rawan hialin
Tipe persendian :
-          Diartosis :
a.       Sendi peluru
b.      Sendi putar
c.       Sendi pelana
d.      Sendi engsel
e.      Sendi luncur
-          Sinartrosis :
a.       Sinartrosis sikondrosis
b.      Sinartrosis sinfibrosis
OTOT
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixI5IFOr53Dc5_JNQ4im7OwH5cBdFPVF3aXMLGTzLmKOJ5_6B6U-yMRaI5lgCMfvO676s9wz1vK-JImHTmrBZJ5ETbrO6vsehQQRqaFX9L9FZn6EfSPNWQn27S_6zPg0PXvZT49zxZ_K45/s1600/OTOT+JANTUNG+LURIK+DAN+POLOS.png
Sifat gerak otot:
-          Bekerja berpasangan dengan otot lain
-          Gerak antagonis : saat suatu otot berkontraksi, otot yang bersangkutan akan menggerakan tulang yang didekatinya kesuatu arah.
Jenis otot :
-          Otot rangka /otot lurik


  • Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated / otot involunter
  • Struktur : bentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung runcing, dengan inti berjumlah satu terletak dibagiann tengah.
  • Kontraksi : tidak menurut kehendak atau diluar kendali sistem saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.


  • Sumber: http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-otot-manusia.html#ixzz2CzkPHeUR

    Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar.
    Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.

    Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan
    di bawah pengaruh saraf sadar.
    Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.


  • Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated / otot involunter
  • Struktur : bentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung runcing, dengan inti berjumlah satu terletak dibagiann tengah.
  • Kontraksi : tidak menurut kehendak atau diluar kendali sistem saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.


  • Sumber: http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-otot-manusia.html#ixzz2CzkPHeUR



  • Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated / otot involunter
  • Struktur : bentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung runcing, dengan inti berjumlah satu terletak dibagiann tengah.
  • Kontraksi : tidak menurut kehendak atau diluar kendali sistem saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.


  • Sumber: http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-otot-manusia.html#ixzz2CzkPHeUR
    -          Otot polos
    Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis.
    Otot polos berkontraksi secara refleks dan di bawah
    pengaruh saraf otonom. Bila otot polos dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernafasan.
    -          Otot jantung
    Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang lambat.
    Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung.  
    GANGGUAN PADA SISTEM GERAK MANUSIA
    a.       Gangguan fisik
    b.      Gangguan fisiologis
    c.       Gangguan persendian
    d.      Gangguan tulang belakang
    GANGGUAN PADA SISTEM OTOT
    a.       Atrofi
    b.      Hipertrofi
    c.       Hernia abdominalis
    d.      Tetanus
    e.      Distrofi otot
    f.        Miastenia gravis
    SISTEM GERAK PADA HEWAN
    a.       System gerak pada invertebrate
    Gerak ameboid adalah suatu bentuk gerak yang merupakan ciri khas amoeba dan protozoa lain. Sel-sel ameboid mengubah bentuknya dengan menonjolkan dan menarik pseudopodia (kaki semu) dari titik mana saja pada permukaan sel. Sel-sel seperti itu diselubungi oleh suatu membrane lembut dan sangat fleksibel, disebut plasmalema. Dibawah plasmalema terbentuk lapisan tak-berbutir (non granular), suatu ektoplasma yang seperti gel, yang menyelubungi endoplasma yang lebih encer. Selama gerak ameboid, beberapa pseudopodia dapat mulai terbentuk di beberapa bagian sel tetapi biasanya hanyansatu yang dominan dan sel begerak ke arah itu. Perlu ditegaskan bahwa sebenarnya tidak ada bagian depan (anterior) yang permanen, karena kaki semu yang dominan dapat terbentuk dipermukaan sel mana saja. Seperti yang sudah disebut diatas, sitoplasma amoeba dapat dibagi menjadi ektoplasma yang setengah keras/ kaku di bawah membrane sel dan endoplasma yang lebih encer yang terletak lebih dalam.

    Gerak Kelijak dan Flagel
    Ada pendapat yang mengatakan, bahwa kelijak (cilia, rambut getar ) merupakan nama umum untuk :
    1.Flagel yang merupakan organel relatife panjang, biasanya terdapat tunggal atau beberapa saja pada sel.
    2.Kelijak dalam arti sempit yang jauh lebih pendek dan terdapat dalam jumlah besar pada sel.
    Flagel adalah khas pada kelas Mastigophora (Flagellata). Yang juga mempunyai flagel misalnya koanosit Porifera, Gastroderm banyak Colentrata, solenosit Annelida dan sel sperma banyak hewan. Kelijak pada klas pada Ciliata dan biasa terdapat pada tubuh permukaan Coelenterata, Turbellaria dan Nemertia. Pada semua fylum hewan kecuali Nematoda dan Arthopoda.
    Perbedaan utama antara kelijak dengan flagel terletak pada pola geraknya. Suatu flagel bergerak simetris dengan undulasi mirip pada ular sehingga air didorong sejajar dengan sumbu memanjang flagel. Sebaliknya, kelijak bergerak tidak semetris ; gerak kearah yang satu berlangsung dengan kelijak dalam keadaan tegang/ kaku disertai tenaga kuat dan cepat (kayuhan efektif); ini diikuti oleh gerak balik yang lambat dengan kelijak melengkung berawal dari pangkalnya (kayuhan balik), sehingga kembali pada posisi semula. Air didorong sejajar dengan permukaan yang berkelijak itu. Gerak dasar kelijak terdiri atas tiga gerak yaitu gerak pendulum (gerak yang paling sederhana), gerak fleksural dan gerak undulasi.
    b.      System gerak pada vertebrata
    .Sistem Gerak Hewan yang hidup di Udara
    Burung juga memiliki rangka dalam. Burung terbang dengan cara mengepakkan sayap. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Bulu burung (selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada burung juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Teknik terbang (Burung terbang dengan mengepakkan sayap, yaitu mengepakkan saya dari atas ke bawah untuk menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang lebih kecil. Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan gerakan mendorong dan mengangkat tubuh kembali

    Sistem Gerak Hewan yang hidup di Air
    Air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan udara sehingga hewan lebih sulit bergerak di air. Namun sebaliknya, air memiliki gaya angkat yang lebih besar dibandingkan dengan udara. Beberapa hewan yang hidup di air memiliki struktur tubuh dan sistem gerak yang khas.
    Untuk bergerak didalam air, ikan memiliki:
    1)Bentuk tubuh yang aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan ketika bergerak didalam air;
    2)Ekor dan sirip ekor yang lebar untuk mendorong gerakan ikan dalam air;
    3)Sirip tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak di inginkan;
    4)Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertical; Susunan otot dan tulang belakang yang flexsibel untuk mendorong ekor ikan didalam air.

    Sistem Gerak Reptilia
    Ular dan buaya adalah contoh dari reptilia. Reptil memiliki rangkadalam, contoh pada gambar di bawah, gambar rangka ular). Rangka ular tesusun dari tualang tengkorak, tulang badan dan tulang ekor. Tulang badan ular terdiri dari ruas-ruas tulang belakang yang jumlahnya paling sedikit seratus ruas. Hal ini, akan memudahkan ular bergerak. Tulang rusuk ular tidak melekat pada tulang dada dan tulang belakang seperti manusia. Akan tetapi, akan dihubungkan dengan tulang belakang dengan tulang otot yang elastis. Hal ini memungkin ular untuk mengembangkan rongga dadanya misalnya pada saat menelan mangsa yang besar.
    Bagaimana ular bergerak?
     Ular bergerak dengan merayap, caranya ular membentuk tubuhnya berkelok-kelok mengelilingi batu atau dengan benda-benda ditanah kemudian ular menekan batu-batuan atau tanahdan menyebabkan ular dapatbergerak maju atau ke samping.

    Gerak pada Mamalia
    Hewan bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya. Untuk berenang, ikan menekan melawan air. Untuk terbang, burung menekan untuk melawan udara. Bagaimana dengan hewan-hewan darat?? Contoh salah satu dari mamalia yaitu kuda. Kuda memiliki rangka dalam menyokong tubuhnya. Seperti pada halnya manusia, alat gerak kuda adalah tulang-tulang yang dibantu otot-otot. Pada saat berjalan dan berlari, kaki belakang kuda menekan melawan tanah dan tubuh bergerak ke depan. Dalam mengamati gerakan kuda, paling tepat di mulai dari kaki belakang karena dari kaki belakang inilah kekuatan terbentuk.

    STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

    BAB III STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN 

     

    STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN
    1.         Jaringan Epitelium
    • Adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh.
    • Jaringan epitelium yang melapisi lapisan luar tubuh disebut epidermis.
    • Jaringan epitelium yang membatasi organ dalam disebut endotelium.
    • Jaringan epitelium yang membatasi rongga disebut mesotelium.
    Ciri-ciri jaringan epitelium
    1. Tersusun rapat sehingga hampir tidak ada ruang antarsel.
    2. Tidak mengandung pembuluh darah. Sel epitelium mendapat makanan dari kapiler darah yang terdapat pada jaringan ikat.
    3. Memiliki kemampuan regenerasi cukup tinggi.
    Klasifikasi epitelium
    1. Epitelium selapis
    1. Epitelium pipih selapis
    • Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih. Tipe ini tipis dan bersifat permeabel.
    • Peranannya adalah dalam proses difusi O2 maupun CO2 serta filtrasi darah pada proses pembentukan urin.
    • Terdapat pada dinding kapiler tempat terjadinya proses pertukaran nutrien dan zat sisa antara bdarah dan jaringan tubuh.
    • Terdapat pada alveolus, tempat terjadinya pertukaran gas.
                  2.      Epitelium kubus selapis
    • Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus.
    • Terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal.
    • Berperan dalam sekresi dan absorpsi.
             3.      Epitelium batang berlapis semu
    • Melekat pada membran dasar,
    • Nukleus sel terdapat pada ketinggian yang berbeda,
    • Terdapat misalnya pada bagian dalam saluran pernapasan, berfungsi mengeluarkan debu yang terperangkap pada lendir dari paru-paru.
           B.      Epitelium berlapis 
           1.      Epitelium pipih berlapis
    • Terdiri dari banyak lapisan sel dan sel di permukaannya berbentuk pipih.
    • Epitelium pipih berlapislah yang paling tebal dan paling sesuai untuk fungsi perlindungan.
    • Membentuk epidermis kulit, bagian dalam mulut, esofagus, dan vagina.
          2.      Epitelium kubus dan batang berlapis
    ·         Jarang terdapat pada tubuh hanya ada di saluran besar misalnya.
    ·         Kelenjar susu, kelenjar ludah,  pangkal esofagus, dan berperan dalam sekresi
    3.   Epitelium transisional
          Terdapat pada organ urinari, misalnya ureter dan bagian dalam ginjal.
          Membentuk penghalang impermeabel (tidak dapat ditembus) sehingga urin tidak menembus dinding kantong kemih.
    1. Epitelium kelenjar
    • Pada kelenjar endokrin, sel epitelium yang menghubungkan antara kelenjar dan permukaan epitelium menghilang. Contohnya adalah kelenjar tiroid.
    • Hasil sekresi kelenjar eksokrin langsung menuju permukaan epitelium.
    • Kelenjar eksokrin multiselular memiliki saluran untuk menyalurkan hasil sekresi ke permukaan epitelium.
    Berdasarkan bentuk dan strukturnya, kelenjar eksokrin dapat diklasifikasikan sebagai berikut. 
    2.      Jaringan Ikat
    Sel-sel Jaringan Ikat
    a.   Fibroblas berfungsi mensekresikan protein.

    b.   Makrofag berbentuk tidak teratur dan khusus terdapat di dekat pembuluh darah.
    c.   Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin.
    d.   Sel lemak adalah sel yang terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak.
    e.   Sel darah putih, berfungsi melawan patogen.
    a.   Jaringan Ikat Longgar
    Fungsi jaringan ikat longgar adalah

    1.   Memberi bentuk organ dalam, misalnya kelenjar limfa,
    2.   Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari seluruh jaringan lain, misalnya:
    a.   menyelubungi serat otot
    b.   melekatkan jaringan di bawah kulit
    c.   membentuk membran yang membatasi jantung dan rongga perut
    d.   membentuk membran yang disebut mesenteris
    1. Jaringan Ikat Padat
    Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis:
    1.   Jaringan ikat padat tak teratur mempunyai pola yang tidak teratur. Terdapat pada bagian dermis kulit dan pembungkus tulang.
    2.   Jaringan ikat padat teratur mempunyai pola yang teratur. Terdapat pada tendon yang menghubungkan otot dengan tulang
    1. Tulang rawan (kartilago)
    Merupakan hasil spesialisasi dari jaringan ikat berserat dengan matriks elastis.
    Ada tiga jenis tulang rawan:
    1.   Tulang rawan hialin
          Matriksnya memiliki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman halus dan rapat.
    2.   Tulang rawan elastik
          Serat kolagen tulang rawan elastik tidak tersebar dan nyata seperti pada tulang rawan hialin.
    3.   Tulang rawan fibrosa
          Lakuna-lakunanya bulat atau bulat telur dan berisi sel-sel (kondrosit).
    1. Tulang (osteon)

    1. Jaringan Otot
    Serat otot mengandung filamen aktin dan miosin sebagai alat gerak aktif.
    Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dan miofibril.
    1. Otot Polos
    • Terdiri atas sel-sel berbentuk seperti gelendong panjangnya antara 30-200 milimikron.
    • Memiliki satu inti yang terletak di bagian tengah sel.
    • Kontraksi sel otot polos tidak di bawah pengaruh kesadaran disebut otot involunter.
    • Aktivitas otot polos tidak menimbulkan kelelahan
    • Otot polos terdapat pada rongga tubuh seperti saluran pencernaan makanan.
    1. Otot Lurik
    • Berbentuk silinder yang panjang dan tidak bercabang.
    • Panjang sel bervariasi antara 3-4 cm.
    • Memiliki banyak inti sel yang terletak di bagian tepi sel.
    • Kontraksi otot lurik di bawah kesadaran.
    • Kontraksi otot lurik cepat dan kuat serta dapat menimbulkan kelelahan.
    • Otot lurik melekat di bagian rangka.
    1. Otot Jantung
          Struktur otot jantung menyerupai otot lurik.
          Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium.
          Memiliki satu atau dua inti sel yang terletak di bagian tengah sel.
          Sel otot jantung dipersarafi oleh sistem saraf
          autonom.
          Kontraksi tidak di bawah pengaruh kesadaran (involunter) dan tidak menimbulkan kelelahan.
    Jaringan Saraf

    1. Jenis Sel Saraf
    1. Neuron sensori (neuron aferen)
    Menyampaikan rangsangan dari organ penerima rangsang (reseptor) kepada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
    2.Neuron intermediet (interneuron)
    Membentuk mata rantai dan terdapat di dalam sistem saraf pusat. Dirangsang oleh impuls dari neuron sensori atau dari neuron intermediet lain.
    3. Neuron motor (neuron eferen)
    Berfungsi mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respons tubuh.
    ORGAN PD HEWAN
           Merupakan bagian tubuh yang tersusun oleh beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
           Dinding lambung tersusun dari jaringan otot, jaringan saraf, jaringan ikat, pembuluh darah, dan beberapa jenis epitel, membentuk sistem yang kompleks dan berkaitan.
           Struktur kompleks lambung berfungsi untuk menyimpan dan memproses makanan

    Translate